indonesaEnglish


Selasa, 25 Oktober 2022

9 Tahun Perjalanan Waroeng Latte Madiun

Selasa, 25 Oktober 2022


CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

9 Tahun Perjalanan Waroeng Latte Madiun

 Antusiasme, Intensitas, dan Konsistensi !

*****

Verry Tri Marhadi

At Waroeng Latte Madiun

Menilik Bisnis Kuliner di Kota Madiun dewasa ini, bagaikan Cendawan, yang tumbuh di Musim Penghujan, namun di Beberapa Kesempatan tak jarang pula, yang tereleminasi, dan tidak dapat mempertahankan Eksistensinya baik itu Sebagai Resto maupun Tempat Nongkrong Asyik di Kota Ini 

Jika Kamu amati Kota Madiun dengan Luasan Wilayah, yang tidak terlalu besar (33,23 Km2), sudah cukup dipenuhi oleh Keberadaan RestoTempat Nongkrong Asyik, hingga Pusat (Sentra) Kuliner, yang memadati Sudut demi Sudut Ruas Jalan di Kota Ini.      

UMKM sangat tumbuh luar biasa, terutama saat Pandemi di 2 - 3 Tahun LaluBanyak Warga, yang akhirnya memilih untuk bekerja di Sektor Informal maupun memutuskan untuk berwirausaha setelah adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari Kantor, maupun memang memilih untuk resign dari Pekerjaannya. 

Langkah Pemerintah Kota (Pemko) Madiun, yang membuka Beberapa Tempat (SpotMainan Baru, yang semakin Instagramble, hingga merevitalisasi Sejumlah Pedestrian selayaknya Malioboro - Yogyakarta, juga menimbulkan minat Investor untuk membuka Resto, Kafe Kekinian, hingga Tempat Makan Franchise dalam Skala Besar

Jadi dapat dikatakan di Era Kekinian, dalam jarak Puluhan Meter saja, Kamu akan dengan mudahnya menemukan Tempat Makan dengan bentuk apapun di Kota Madiun. 

Mulai dari Warung Angkringan, yang telah menjadi Tempat bagi Budaya Nongkrong, dan Berdiskusi di Akar Rumput (Grassroots) Masyarakat Madiun, hingga Deretan Kafe, Coffee Shop, hingga Resto Kelas Atas, sangat mudah untuk Kamu temui. 

Inilah Uniknya Madiun sebagai Kota Kecil di Lapis Kedua (Second Layer), namun punya Cerita akan Sejuta Kuliner Terbaiknya !

Nawasena Garden,
Salah Satu Resto Baru di Bilangan H. Agus Salim - Kota Madiun
 - At Nawasena Garden -

Menjamurnya Tempat Kuliner Baru di Kota Madiun, ternyata juga bukan tanpa Permasalahan. Di Beberapa Waktu, Banyak Tempat Kuliner di Kota Madiun, yang tidak dapat mempertahankan Keberadaan (Eksistensi)nya, hingga akhirnya TerEliminasi.



Dengan Jumlah Penduduk (Populasi) sekitar 210.115 Jiwa di Tahun 2020, Kehadiran Tempat Makan itu harus berbagi Roti Pegunjung. Itupun belum dikhusus (spesifikasi) kan kepada Segment Pembeli, yang rata - rata berusia 15 hingga 50 Tahun di mana Jumlahnya jauh lebih kecil. Namun untungnya Keberadaan Tempat Makan di Kota Madiun kebagian Pelancong dari Beberapa Daerah seperti Solo, Semarang, YogyaSurabaya, Malang, dan Kediri, yang sengaja datang demi melihat Keindahan Kota hingga menikmati Kuliner di Tiap Akhir Pekan (Weekend), maupun Musim Libur Panjang, seperti Lebaran, dan Natal. Berkat Tol Trans Jawa pula Kemudahan Akses ke Kota Madiun, menjadi Nilai Tambah (+). Kota Madiun, yang juga menjadi Pusat (Hub) bagi Daerah Sekitar, seperti : Kab Madiun, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Nganjuk, hingga Pacitan, juga menjadi Alasan mengapa Tempat Kuliner di Kota Ini, selalu nampak tumbuh subur, walaupun pada Kenyataannya juga Banyak, yang tereleminasi, dan berakhir dengan gulung tikar.

Verry Tri Marhadi
Co Owner Waroeng Latte
Instagram ][ Ayostart

Di antara Sekian Banyak Tempat Makan di Kota Madiun, yang TereliminasiAda Beberapa, yang mampu bertahan. Salah Satunya : Waroeng Latte. Bersama Jiero - Iclub, dan Om Breng, Waroeng Latte cukup membuktikan Keberadaan (Eksistensi) nya sebagai Tempat Nongkrong Asyik Pionir, dan Legend di Kota Madiun. 

Lewat Perbincangan Kami dengan Verry Tri Marhadi selaku Co Owner Waroeng Latte, Kami berusaha untuk mengupas Sisi Lain dari Tempat Nongkrong Asyik Legend Ini. Mulai dari Awal Berdiri, hingga Jatuh Bangunnya Waroeng Latte membangun Bisnis Kuliner di Kota Madiun.



















Berikut Kami Hadirkan !
9 Tahun Perjalanan Waroeng Latte Madiun

Sejarah Waroeng Latte

At Waroeng Latte Kota Madiun

Letaknya berada di Salah Sudut Jalan Cokroaminoto. Sebuah Jalan, yang juga menjadi Pusat (Sentra) Kuliner terutama Pecel. Lewat Jalan Inipula juga berdiri Beberapa Resto Kekinian, Kafe, Kedai Kopi, hingga Tempat Nongkrong Asyik. Salah Satunya adalah Waroeng Latte.   

Berbicara Waroeng Latte, mungkin menjadi Salah Satu Tempat Nongkrong Asyik, yang cukup lama berdiri di Kota Madiun. Bersama Jiero - I Club, dan Om Breng, Keberadaan Waroeng Latte, bisa dibilang menjadi Pionir bagi Kemunculan Sejumlah Tempat Nongkrong Asyik Lainnya di Kota Madiun. Baik Waroeng Latte, Jiero - I Club, maupun Om Breng cukup dirasa mampu bertahan, ketika Banyak Tempat Nongkrong Asyik pada Masanya, tereleminasigulung tikar, hingga akhirnya tutup.  

At Waroeng Latte Kota Madiun
 

Ya ! 

Bermula di Tahun 2012, Waroeng Latte hanyalah Sebuah Kedai Kecil di Jalan Pringgondani, yang menjual Makanan Ringan (Snack), seperti : Roti - Pisang Bakar, Gorengan, dan Minuman terutama Kopi. 

Pada Awal berdiri Waroeng Latte di Jalan Pringgondani hanya menampung 10 Kursi Pengunjung. Hal ini berlangsung hingga kurang lebih delapan bulan. Perkenalan Pertama Mas Verry selaku Co Owner, dan Founder Waroeng Latte dengan Salah Satu Pelanggannya kala itu, memberikan Peluang, yang lebih besar bagi Waroeng Latte untuk mengembangkan Usaha Kuliner Bersama di Tempat Barunya.  

Dan lewat Perkenalan Tersebut, akhirnya Waroeng Latte berpindah ke Tempat yang lebih luas di Jalan Cokroaminoto No. 88 Kota Madiun setelah selama Delapan Bulan berada di Tempat Lamanya. Di Lokasi Barunya, yang berada di Salah Satu Jalan Utama Kota Madiun, membuat Tempat Makan ini, menjadi lebih dikenal. Dan saat Kepindahan Waroeng Latte di Tempat Barunya, Tanggal 28 Oktober 2013, juga diperingati sebagai Hari Jadi - Hari Ulang Tahun Waroeng Latte. 



Bermula dari 60 Kursi di Awal Pembukaannya di Tahun 2013, dalam kurun Waktu 2 Tahun, Jumlah Kursi semakin bertambah. Di Tempat Barunya, Tempat Nongkrong Asyik ini dapat menambah Kapasitas Para Pengunjung, yang ingin menikmati Sajian Kuliner di Waroeng Latte. Pembenahan Fasilitas terus dilakukan hingga di Tahun 2015Waroeng Latte berhasil menambah di Beberapa Sudutnya sampai ke Lantai Dua. Desain Bergaya Vintage, yang diusung oleh Waroeng Latte, kala itu, ternyata juga cukup mendatangkan minat bagi Para Pengunjung untuk mengulang kembali Moment Makan, Ngopi sekaligus Nongkrong Asyik di Tempat Ini. Lewat Kepemilikan, dan Kolaborasi bersama di Tempat Barunya, cukup membuktikan bahwa Waroeng Latte menjadi Salah Satu Tempat Nongkrong Asyik Terbaik di Kota Madiun

Co Working Space Ayostart, yang berada di Waroeng Latte - Madiun
At Waroeng Latte Kota Madiun

Acara (Event) diperbanyak. Mulai dari Musik, hingga Kumpul Komunitas, tak jarang diadakan di Waroeng Latte. Dalam Perkembangannya Tempat Nongkrong Asyik Ini juga menjadi Tempat Kumpul Para Anak Muda, yang ingin mengembangkan kemampuannya di Bidang KeWirausahaan (Entrepreneurship) lewat Program Ayostart. Di Salah Satu Ruangnya hingga sekarang, juga terdapat Co Working Space, yang diinisiasi oleh Ayostart.   

Sebuah Ide Menu, yang mampu beradaptasi !

Menu Waroeng Latte
Instagram ][ Waroeng Latte

Pada Awalnya Waroeng Latte hanyalah Sebuah Kedai Kecil, yang menjual Camilan Ringan (Snack), seperti Pisang - Keju Bakar, Gorengan, dan Minuman, khususnya Kopi.  

Ya     

Pengenalaan Mas Verry Tri Marhadi dengan Seorang Pelanggannya kala itu di Jalan Pringgodani, memang bermula dari Kopi. Di mana Beliau terpikat dengan Racikan Kopi, yang dibuat oleh Mas Verry sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ke Jalan Cokro Kota Madiun. 

Di Tempat Barunya, Waroeng Latte mulai menambahkan Beberapa Menu Terbaik sesuai dengan Permintaan Pengunjung, yang mencari Menu Utama selain Camilan Ringan (Snack), maupun Kopi.

Permintaan ini terjadi karena, Intensitas Setiap Pengunjung, yang mengunjungi Tempat ini bisa terjadi 2 - 3 Kali dalam Seminggu kala itu. Sehingga Rata - Rata Tiap Pengunjung, yang mengunjungi Waroeng Latte lebih dari sekali dalam Seminggu membutuhkan Menu, yang lebih Variatif dari sekedar Camilan, dan Kopi. 

Semangat Local Pride untuk mengangkat Daging Khas Indonesia pada Menu Steak Terbaik
Menjadi Pilihan Waroeng Latte untuk saat ini !
Instagram ][ Waroeng Latte

Maka dari itu terciptalah Menu Nusantara seperti : Nasi - Mie Goreng, Nasi Ayam Penyet, Karedok, Gado - Gado, hingga Menu Barat (Western) terutama : Steak. 

Bahkan Nasi - Mie Goreng, hingga Steaknya cukup menjadi Andalan, dan dikenal oleh Para Pengunjung saat makan di Tempat Ini. 

Hanya saja, jika dulu Kami mengandalkan Menu Steak dengan Daging Sapi Kualitas Premium, seperti : Wagyu, yang diimpor langsung dari Australia, namun kini Waroeng Latte lebih mengandalkan Daging Lokal, yang dipesan dari Wilayah Sekitar Madiun, seperti : Ponorogo, dan Magetan. Ya ! Semangat Local Pride untuk mengangkat Daging Lokal Khas Indonesia pada Menu Steak Terbaik menjadi Pilihan Waroeng Latte untuk saat ini, kata Mas Verry Tri Marhadi - Co Owner Waroeng Latte   

Terlebih di Masa Sekarang, ketika Harga Berbagai Kebutuhan Pokok, cukup dirasa naik, dan melambung tinggi akibat Inflasi Pasca Pandemi Corona (Covid - 19), memang lebih menekankan kepada Bahan Baku Makanan, yang lebih murah, namun tetap Worth It, dan Berkualitas Baik,tambahnya.

Kentangnya menggunakan Kentang Segar, bukan Kentang Beku !
Instagram ][ Waroeng Latte

 

Demi menekan Laju Inflasi, yang juga terjadi pada Sejumlah Kebutuhan Bahan Pokok Makanan, yang Harganya melambung tinggi, akhirnya Waroeng Latte juga harus berani mengambil Langkah Pemecahan Masalah (Solusi). 

Pemakaian Bahan Baku Kentang Segar (Fresh), yang dibeli dari Beberapa Pasar Sekitar untuk Menu Kentang Goreng (French Fries) adalah : Salah Satu Contohnya !

Kalau dulu Waroeng Latte menggunakan Kentang Goreng Beku, saat ini menggunakan Kentang Segar. Kalau dulu, Kami memotong Kentang memang dilakukan secara manual, Namun dengan adanya Permintaan Kentang Goreng, yang cukup Banyak, akhirnya Kami membeli Alatnya, kata Mas Verry.

Pengunjung Waroeng Latte, saat ini lebih segmented didominasi oleh Keluarga Muda !
Instagram ][ Waroeng Latte
 

Waroeng Latte di Masa Sekarang, memang tak seramai ketika 5 hingga 7 Tahun Lalu, saat Pengunjung, yang memadati Tempat Ini, membludak di Tiap Akhir Pekan (Weekend) bahkan saat Hari Kerja (Working Days). 

Perkembangan Tempat Nongkrong Asyik, Kafe, Kedai Kopi, hingga Kuliner Baru, yang cukup Banyak di Kota Madiun, memang mempengaruhi Pergesaran Pola Pengunjung. Kalau tadinya Pengunjung Waroeng Latte di Segala Umur, terutama Para Kawula Muda berusia 15 - 25 tahun, namun saat ini Pengunjung Latte lebih segmented didominasi oleh Keluarga Muda, yang berusia 25 - 40 tahun dengan 1 hingga 2 Anak, yang masih kecil. Di mana ketika Masa Muda Mereka, 5 - 7 Tahun Lalu, sering nongkrong ke Waroeng Latte, dan ingin mengulang Moment Kembali bersama Keluarga Mereka. Dan seperti Sebuah Pertemuan Kembali (Rendezvous) Tersendiri Rasanya !  

Kalau dulu Kami lebih mendengarkan Kebutuhan, dan Permintaan Konsumen pada Setiap Menu, yang Kami buat, namun saat ini, selain mendengarkan Kebutuhan, dan Permintaan Konsumen, Kami juga harus berinovasi, dan beradaptasi dari Berbagai Kondisi, yang Ada, tambahnya lagi !

Menu Street Food Nusantara, dianggap paling mampu bertahan, dan Everlasting !
Instagram ][ Waroeng Latte
 

Untuk itulah Menu Kaki Lima - Makanan Jalanan (Street Food) harus tetap ada, karena dianggap paling mampu bertahan, dan tak lekang oleh waktu (everlasting) ! 

Menu Street Food Nusantara, seperti : Lontong Balap, Tahu Petis, Mendoan, Lotek Jogja, hingga Pempek sudah menjadi Makanan Keseharian, dan Semua Orang pasti suka, Jam Berapa pun dapat dinikmati ! 

Jatuh Bangun Waroeng Latte

Waroeng Latte Magetan
Instagram ][ Waroeng Latte
 

9 Tahun berdiri, 

Perjuangan Waroeng Latte dalam menjalankan Bisnis Kulinernya di Kota Madiun, dapat dikatakan tidak mudah, dan berjalan mulus begitu saja. Penuh Lika - Liku, dan Ujian. Namun dari Jatuh Bangunnya Inilah, yang membuat Waroeng Latte kuat, dan menjadi Salah Satu Tempat Nongkrong Asyik Legend di Kota Madiun. 

Bahkan di Tahun 2022, Waroeng Latte telah memperluas Pasarnya ke Wilayah Sarangan - Magetan. Brand Waroeng Latte, seakan menjadi Trademark Tersendiri bagi Para Foodie untuk makan murah enak sembari nongkrong asyik. Dan sepertinya Pecinta Waroeng Latte dari Wilayah Sekitar Magetan, tak perlu jauh lagi datang ke Kota Madiun.

Pandemi Corona (Covid - 19), 
Cukup memukul Bisnis Kuliner di Kota Madiun, termasuk Waroeng Latte !
Instagram ][ Waroeng Latte
 

Peristiwa Kebakaran, yang terjadi pada Tanggal 31 Desember 2018 tepat di Malam Pergantian Tahun, telah memukul Usaha Waroeng Latte hingga Beberapa Waktu, belum lagi disusul oleh Pandemi Corona (Covid - 19), yang terjadi di Bulan Maret 2020, semakin memperparah Waroeng Latte dalam menjalankan Usaha Kulinernya. 

Di Beberapa Waktu, pernah Orderan Kami sepi dalam Sehari lantaran nggak boleh Makan di Tempat (Dine In), sedangakan Sistem Take Away, sama sekali nggak berjalan efektif, karena Waroeng Latte memang Konsepnya Tempat Nongkrong. Di Sisi Lain, Karyawan juga Banyak, yang berkurang mengundurkan diri (resign), karena memang Pemasukannya minim, ujar Mas Verry. 

Ketika Penjualan mulai meningkat, dan Pengunjung mulai datang kembali lantaran Pandemi Corona (Covid 19) mereda, dan dizinkan untuk makan di Tempat, badai Inflasi dengan melambungnya Sejumlah Harga Kebutuhan Pokok, yang menerjang Negara di Dunia termasuk Indonesia, kembali datang. Ini juga menjadi Masa Tersulit bagi Waroeng Latte untuk menyiasati Harga Kebutuhan Pokok, yang melambung tinggi termasuk Minyak Goreng.

Kopi Tahlil, Kopi Lokal Pekalongan 
At Waroeng Latte 
Instagram ][ Waroeng Latte
 

Agar lebih murah, dan mendukung Produksi Lokal Setempat, Waroeng Latte sengaja memilih Kentang Fresh dibandingkan Kentang Beku, yang diambil dari Pasar Tradisional Setempat. Begitupula dengan Daging Sapi, yang lebih dipilih menggunakan Daging Lokal Asal Ponorogo dibandingkan Daging Premium Import asal Australia. Sedangkan Kopi dari dahulu, Waroeng Latte memang menggunakan Kopi Lokal Pekalongan, Sumatera, dan Kopi Kare - Hargo Kiloso Ponorogo, yang menjadi Kopi Khas Wilayah Madiun Sekitar. 

Ini juga semata - mata demi mendukung SemangatLocal Pride, yang digadang oleh Pemerintah. Bagaimanapun Produk Indonesia harus mampu bersaing dengan Produk Import. Dengan cara Kita sebagai Anak Bangsa mendukung, dan menggunakan Produk Lokal Nasional, yang tidak kalah dalam kualitas.

Ah jadi Semacam Pertemuan Kembali (Rendezvous) Tersendiri Rasanya !
At Waroeng Latte
Instagram ][ Waroeng Latte
 

Perubahan Suasana (Atmosphere) Bangunan dari Waroeng Latte juga menjadi Persoalan Tersendiri. Di Tahun 2013 - 2016 an, Konsep Bangunan Vintage, mungkin lebih disenangi bagi Kawula Muda saat nongkrong di Tempat Asyik, Namun ketika memasuki Tahun 2017an, di mana Konsep Industrial Minimalis dengan Open Spacenya mulai dilirik bagi Sejumlah Kafe di Kota Madiun, Konsep dengan Bangunan Vintage perlahan mulai ditinggalkan. 


Nikmati Perjalanan Kekinian Anda Dengan Kami
- Senopati Tour Madiun
Lihat Lebih Lengkap>>>










Namun Waroeng Latte tetap percaya bahwa Konsep Vintage pada Bangunan, dan Interiornya tak selamanya ditinggalkan. Karena pada Dasarnya Konsep ini tetap tak lekang oleh waktu, dan mampu bertahan selamanya (Everlasting). Maka dari itu Pengujung, yang rata - rata lebih segmented menyasar kepada Orang Kantoran, dan Keluarga (Family) Muda menjadi Pilihan Waroeng Latte dalam menentukan Pasar (Market)nya saat ini. Mereka nyatanya tidak neko. Ke Tempat Ini memang tujuannya mau makan sekaligus Rendezvous mengingat Pertemuan Kembali di 5 - 7 Tahun Lalu dengan Pasangan hingga akhirnya mengenalkan Waroeng Latte kepada Buah Hati Kecil Mereka sembari bernostalgia. Ah jadi Semacam Pertemuan Kembali (RendezvousTersendiri Rasanya !

At Waroeng Latte Madiun
Instagram ][ Waroeng Latte
 

Hidup memang tak selamanya berjalan mulus. Begitupula dengan 9 Tahun Perjalanan Waroeng Latte, hingga menjadi Salah Satu Pionir bagi Kehadiran Sebuah Tempat Nongkrong Asyik Legend di Kota Madiun, memang penuh dengan Lika Likunya. Ibarat Roda Kehidupan kadang di atas, dan kadang di bawah, begitupula sebaliknya. Namun di Balik Tantangan, yang ada, Waroeng Latte tidak pernah menyerah, dan berusaha selalu untuk beradaptasi, dan inovatif terhadap Perkembangan Zaman. Sehingga 9 Tahun ini, bisa menjadi Salah Satu Kebanggaan bagi Kota Madiun Tercinta. Serta, yang pasti :

 

Antusiasme, Intensitas, dan Konsistensi 

Menjadi Kuncinya !

 

Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Madiun

Lihat Peta !


Alamat :

Jalan Cokroaminoto Nomor 88 Kejuron, Pandean, Kec Taman - Kota Madiun, Jawa Timur 63133 

Kembali : ARTIKEL  




Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA