Lovely Travel
Umroh Madinah - MakkahApabila Seorang Muslim sudah mau,
Maka Allah SWT bukakan jalan baginya ...
Bila Allah SWT sudah membukakan jalan,
Tiada Manusia Satupun dapat menghalanginya !
- Penulis -
Pergi ke Baitullah (Rumah Allah SWT) merupakan impian bagi Setiap Muslim untuk dapat melaksanakan Salah Satu Perintah, dan memenuhi Panggilan-Nya. Dari Tempat inilah Kami dapat menangis, dan berkeluh kesah atas dosa - dosa, yang telah Kami perbuat baik sengaja maupun tidak selama hidup di dunia.
Sebagai Tamu Allah, Kami cukup bersyukur dapat menunaikan Ibadah Umroh di Bulan November 2023 lalu. Walau Kami belum diberi kesempatan untuk dapat melaksanakan Rukun Islam ke Lima, yaitu : menunaikan Ibadah Haji, namun Kepergian kali ini, sangat dinanti oleh Kami. Setidaknya Kami sebagai Umat Muslim, sekali seumur hidup pernah menginjakkan kaki di Tanah Suci “Alhamdulillah wa syukurillah !”
Lovely Travel -
Ada 3 Tempat Suci bagi Umat
Muslim di Seluruh Dunia, yang wajib dikunjungi apabila Ia mampu yaitu :
1. Masjidil Haram, yang berada di Kota Makkah. Di Tempat ini
terdapat Ka’bah, yang menjadi Kiblat bagi Umat Muslim dalam menjalankan Ibadah
Shalat 5 Waktu, maupun Shalat Sunah. Ka’bah sering juga disebut Baitullah
(Rumah Allah), di mana sebagai Tempat Pelaksanaan dari Ibadah Umroh maupun
Haji. Saking sucinya Tempat ini, ada Beberapa Aturan, yang wajib dipatuhi oleh
Para Jamaah saat melaksanakan Tawaf dengan memakai Pakaian Ihram. Seperti tidak
boleh menggunakan wangi - wangian, mencukur rambut, hingga mencaci maki walau
hanya dalam hati. Kota Makkah sendiri dikenal dengan nama Makkah Al Mukarrahmah.
Makkah Al Mukarramah artinya: Kota Suci & Mulia, yang diberkahi oleh
Allah SWT
2. Masjid Nabawi, yang
berada di Kota Madinah. Merupakan Masjid, yang juga wajib dikunjungi bagi Umat
Muslim apabila Ia mampu melaksanakannya. Meski tidak termasuk syarat wajib dari
Pelaksanaan Ibadah Umroh, dan Haji, akan tetapi melaksanakan Amalan Sunnah
dengan mengunjungi Makam Baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, yang terletak
di Raudhah - Sebelah Tenggara Masjid Nabawi, hingga Shalat di Masjid Nabawi,
Allah SWT akan menggandakan Pahalanya hingga
berkali lipat. Jika shalat berjamaah di Masjidil Haram bernilai lebih utama
100.000 kali lipat dibandingkan sholat di Masjid lainnya, maka sholat di Masjid
Nabawi bernilai 1.000 kali lipat dibandingkan Masjid lainnya. Kota Madinah
sendiri mendapat julukan Madinah Al Munawwarah yang berarti terang
benderang/ Kota, yang bercahaya. Madinah disebutkan sebagai lokasi yang paling
aman saat hari akhir. Bahkan, Dajjal tidak bisa masuk ke Kota Suci ini. Nabi
Muhammad SAW banyak mendoakan Madinah, sehingga Kota ini memiliki banyak
berkah, sama seperti Kota Makkah.
3. Masjidil Aqsa dikenal dengan nama Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas (Rumah Suci), yang berada di Kota Lama Yerussalem, Palestina. Menjadi Tempat Kiblat Pertama bagi Umat Muslim untuk melaksanakan Shalat Wajib. Tempat ini juga menjadi Peristiwa Isra Mi’raj dalam Serangkaian Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, dan berhenti di Langit ke Tujuh (Sidratul Muntaha) untuk menjalankan Perintah Shalat Wajib 5 Waktu. Perjalanan itu dilakukan oleh Baginda Rasullulah SAW dalam waktu semalam menggunakan Buraq. Di mana di Sekitar Area Masjidil Aqsa terdapat Dome Of The Rock, yang menjadi Saksi Bisu Peristiwa Isra Mi’raj. Pahala Shalat di Masjidil Aqsa adalah 500 Kali lipat dibandingkan dengan Shalat di Masjid lainnya.
Kota Lama Yerussalem sendiri diberi gelar Al
Quds berarti Tempat/ Tanah, yang suci. Kota
Lama Yerussalem juga menjadi Tempat/ Tanah Suci bagi 3 Agama, yaitu : Islam,
Kristen, dan Yahudi.
Jadi jika Kamu sebagai Umat Muslim apabila dirasa mampu secara lahir
& batin, baik dari Segi Kesehatan, maupun Keuangan, alangkah baiknya Kamu
dapat mengunjungi ke Tiga Tempat Suci tersebut minimal sekali seumur hidup.
Syukur - Syukur dapat menunaikan Rukun Islam Ke Lima, yaitu Naik Haji, Aamiin Allahumma Aamiin !
Itulah juga, yang dilakukan oleh Kami. Walaupun Kami belum diberi kesempatan untuk dapat melaksanakan Ibadah Haji, tapi dengan kepergian menjalankan Ibadah Umroh ini merupakan Perjalanan Religi, yang sangat dinanti oleh Kami. Bahkan Kami melakukan segala persiapan itu Setahun Sebelumnya. Mulai dari menabung, hingga menjaga Kesehatan Fisik agar tetap prima ketika Pelaksanaan Ibadah Umroh nantinya.
Pandemi Corona (Covid - 19), yang terjadi hampir 3 Tahun di Beberapa Waktu Lalu, menjadi Alasan bagi Kami untuk tidak melakukan Perjalanan ke Luar Negeri. Malas saja dengan Segala Persyaratannya. Mulai dari Vaksin Berbeda untuk di Beberapa Negara, hingga proses Karantina sesampainya di Indonesia. Kalupun ada Waktu berpergian baik Berdua maupun dengan Keluarga, Ya ! Di Sekitaran Pulau Jawa saja. Kalau tidak ke Surabaya, Solo, Semarang, maksimal Yogyakarta.
Untuk itulah ketika Pandemi Corona (Covid - 19) dinyatakan sebagai Endemi, Kami memberanikan diri untuk membuat Paspor Baru lagi (Kali ini Paspor Elektronik), ketika Paspor Lama Kami telah habis. Dan Perjalanan Umroh Kali ini, merupakan Perjalanan Religi sekaligus Perjalanan Terindah Pertama Kami lagi setelah Pandemi. Doakan Kami ya Guys agar dapat melakukan Perjalanan Terindah Lainnya agar dapat melihat Indonesia maupun Belahan Negara Lainnya dari Sisi Berbeda, he … he … he…
Sebenarnya Kami telah mendaftar Ibadah Haji
Reguler sejak 7 Tahun Lalu, namun Estimasi Keberangkatan hingga 14 Tahun lagi,
yang berarti Usia Kami (Baik Sy, dan Istri) bisa dianggap akan lebih sulit
secara fisik dari kondisi umur, yang ada, Finally Kami memutuskan untuk
melaksanakan Ibadah Umroh terlebih dahulu.
Ya !
Maunya Kami langsung ikut Program Haji Furoda (Pecepatan) di mana Tahun itu juga dapat berangkat. Namun apa daya, mengingat Biaya Ongkos Haji Furoda sangat mahal sekitar 250 Juta, bahkan ada Biro Haji, yang mematok biaya hingga 500 Juta/ Orang, sehingga Hal itu belum mampu Kami laksanakan.
Terlebih jika menggunakan ONH Plus walaupun lebih murah, namun harus menuggu 5 - 7 Tahun. Akan sedikit sama dengan Jadwal Kepergian Kami menggunakan Haji Reguler, yang telah didaftarkan 7 Tahun Lalu. Estimasinya sekitar 7 Tahun Lagi dari 14 Tahun Waktu Tunggu, dan Insya Allah Kami bisa berangkat. Ya itupun bisa dimajukan mengingat Kondisi Covid kemarin, sepertinya juga Banyak Calon Jamaah Haji bersamaan dengan Tahun Kami daftar wafat karena Covid. Jadi Kami berharap waktu keberangkatan Haji bisa lebih maju lagi, Amin Ya Rabbal Alamin !
Untuk itulah Kami memutuskan untuk melaksanakan Ibadah Umroh, tepat di
Bulan November Tahun 2023 Lalu. Minimal Sekali Seumur Hidup Kami bertekad untuk
dapat melaksanakan Ibadah di Tanah Suci & Hitung - hitung juga sebagai
Persiapan Fisik dalam melaksanakan Ibadah Haji nantinya. Ya Syukur - Syukur,
kalau diberi kesempatan Kami akan datang Kembali ke Tanah Suci untuk
melaksanakan Ibadah Haji maupun Umroh. Amin Ya Rabbal Alamin !
Untuk itulah sejak Tahun 2022 Lalu, Ketika Segala Hutang Cicilan dan
tetek bengeknya tahap demi tahap mulai lunas, Kami berusaha mengumpulkan rupiah
demi rupiah tanpa mengambil Tabungan Inti Kami agar dapat melaksanakan
Ibadah Umroh di Tahun 2023. Ketika itu Kami masih belum punya Gambaran mau
kapan perginya, dan dengan Agen Travel apa ? Terlebih yang ada dibenak Kami,
hanya mengumpulkan uang agar dapat pergi beribadah Umroh berikut dengan Biaya
Hidup (Living Cost) nya selama di sana.
Di Pertengahan Tahun 2023, Wacana mengenai Kepergian Kami semakin
terpampang nyata. Ketika Kakak Perempuan mengajak untuk Umroh Bareng. Waktu itu
sebenarnya mau ngajak Mama sekalian, namun mengingat Saya, dan Istri belum tahu
medannya seperti apa, dan Kondisi Saya (Penulis) sendiri, yang sering kencing,
dan punya bawaan Penyakit Asma, Saya Pribadi agak takut untuk membawa Orangtua.
Lagipula Mama sudah dua kali ke tanah suci baik Umroh maupun Haji, Kakak pun
juga demikian sudah bolak - balik ke Tanah Suci. Hanya Saya, dan Istri, yang
belum sempat sama sekali ke Tanah Suci ketika itu. Akhirnya Kami memutuskan
untuk pergi bertiga.
Lalu darimana perginya ?
Kami melihat di Beberapa Agent Travel Madiun untuk kepergian Umroh di Bulan Agustus - Desember berkisar 39 Juta. Itupun untuk Bulan November - Desember, karena Peak Season harganya mencapai 49 Juta/ Orang dengan Kondisi 3 Orang dalam 1 Kamar. Bagi Kami harganya cukup kemahalan, terlebih Hotel yang ditawarkan Standar ***/ **** yang otomatis semakin jauh dari Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.
Lalu Kakak memberikan masukan tentang Perjalanan Umroh, yang enak sekaligus ini juga bisa jadi Tips dalam memilih Agent Travel Terbaik. Karena memang Ibadah Umroh juga berkaitan dengan Ibadah Fisik. Terlebih Kami cukup meminimalisir Harinya, karena jatah cuti kantor, jadi harus pinter & teliti dalam memilih Paket, yang ditawarkan oleh Agent Travel Umroh - Haji Terpercaya & Berkualitas.
Adapun Tips dalam memilih Perjalanan Umroh,
yang menyenangkan :
1. Pilih Agen Travel Umroh,
yang terpercaya.
Hal ini sangat penting. Karena berhubungan nantinya dengan Proses Keberangkatan, saat menunaikan Ibadah Umroh (Di Makkah & Madinah), hingga Proses Kepulangan.
Biasanya Agen Travel akan menawarkan Paket Perjalanan Umroh dengan Harga, yang
sesuai. Jadi jika Paket Perjalanan Kamu terlalu murah dengan Fasilitas, yang
ditawarkan terlalu tinggi (tidak Apple to Apple) semisal Fasilitas Hotel *****,
Penerbangan Garuda & Saudi Arabia, namun Harganya di bawah 25 Juta untuk
Kondisi saat ini, patut untuk dicurigai. Sebab biaya Ibadah Umroh, meski tidak
ada Pembatasan Kuota seperti Haji, namun tetap saja mengikuti Kurs Dolar maupun
Saudi Riyal. Jadi jika mengikuti Kurs Dolar maupun Saudi Riyal, yang nilai mata
uangnya naik, jika ingin mendapati Fasilitas, yang baik ya berkisar di atas 35
Juta Rupiah. Selain itu pilih Agen Travel Umroh, yang memang sudah Banyak Jamaahnya,
yang ikut, dan mempercayakan kepada Agen Travelnya sebagai Agent Perjalanan
Umroh & Haji Terbaik & Terpercaya.
Kebetulan Kami pilih Agent Travel NRA Group, yang
membawahi 4 Biro Travel Haji & Umroh seperti NRA, MKU, Aruna, maupun BSA.
Agen Travel ini sudah lama berdiri, dan Insya Allah terpercaya. NRA juga
menjadi Rekanan dari Berbagai Instansi Pemerintah/ Swasta. Banyak Jamaah dari
Instansi tersebut memakai NRA sebagai Biro Perjalanan Terbaiknya, seperti Bank
Indonesia & Muamalat.
2. Saat memilih Paket Perjalanan, pilih
:
* Penerbangan dari Maskapai Luar Negeri, seperti (Saudi Arabia Airlines, Qatar Airways, Emirates Airlines, Oman Air) atau minimal Maskapai Dalam Negeri (Garuda Indonesia).
Hal ini berhubungan dengan Kenyamanan saat Kamu melakukan
penerbangan ke (Madinah/ Jeddah). Mengingat waktunya lebih dari 9 Jam, jadi
cukup terasa lelah, jika Kamu memilih Maskapai Penerbangan di luar itu. Semisal ada
Beberapa Kursi di Kelas Ekonomi (Standar Paket Umroh) pada Maskapai
Penerbangan, yang cukup sempit dan tidak terlalu leluasa untuk duduk. Walaupun
memang pada umumnya Kelas Ekonomi akan berbeda dengan Kelas Bisnis, namun jika
menggunakan Beberapa Maskapai Penerbangan dari Luar Negeri, yang disebut diatas
atau minimal Garuda Indonesia, Kursi di Kelas Ekonomi itu masih terasa agak
leluasa, sehingga Kita dapat beristirahat selama di Penerbangan. Selain itu
Faktor Keselamatan selama Penerbangan juga menjadi Prioritas.
* Jika Tujuan Pertama saat tiba di Arab Saudi adalah Madinah, pilih Bandara Internasional Kedatangannya Prince Mohammad bin Abdulaziz di Madinah, jangan Jeddah. Namun jika Tujuan Pertama adalah Makkah, pilih Bandara Kedatangannya King Abdulaziz di Jeddah.
Hal ini dikarenakan Perjalanan dari Bandara King Abdulaziz - Jeddah ke Madinah membutuhkan waktu, yang cukup lama sekitar 5 - 6 Jam Perjalanan dibandingkan Kamu landing di Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz - Madinah, yang hanya membutuhkan Waktu ½ - 1 Jam Perjalanan menuju Area Hotel sekitar Masjid Nabawi.
Jadi dengan waktu yang sebentar hingga sampai di Hotel Tujuan, diharapkan dapat menjadi energi bagi Para Jamaah agar tetap bugar dalam menjalankan Kegiatan Ibadah di Masjid Nabawi - Madinah.
Beda Hal, jika Kamu
langsung menuju Makkah untuk melaksanakan Ibadah Umroh terlebih dahulu, Para
Jamaah memang harus landing di Bandara King Abdulaziz, yang dapat ditempuh 1 -
1.5 Jam Perjalanan menuju Makkah. Kenapa harus Bandara Jeddah, sebab Makkah
tidak mempunyai Bandara Internasional, yang menampung Para Jamaah.
* Pilih Kelas Hotel ***** atau minimal **** .
Mengapa harus memilih Kelas Hotel *5/
minimal*4 ?
- Hal ini
biasanya berhubungan dengan Lokasi. Semakin Tinggi Kelas Hotel, pada umumnya
semakin dekat dengan Lokasi Ibadah, baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil
Haram. Jadi Kamu tidak perlu jauh - jauh saat mau shalat di Masjid Nabawi
maupun Masjidil Haram. Lagipula saat Kamu melaksanakan Ibadah di Tanah Suci,
yang dituju pastinya bisa Shalat di Kedua Masjid itu bukan ?
- Bukan hanya itu, Hotel dengan Kelas *****
biasanya juga dekat dengan Pusat Perbelanjaan, karena memang benar - benar di
Pusat Lokasi Ibadah. Bahkan 2 Hotel Kami menginap baik di MovenPick
Madinah maupun Makkah Hotel Tower a.k.a Hilton Hotel tepat
dibawahnya juga terdapat Pusat Perbelanjaan (Mall), yaitu Anwar
Al Madinah, dan Bin Dawood Shopping Centre - Hilton, Makkah.
- Pentingnya lagi memilih Hotel dengan standar ***** / minimal **** yaitu mengenai Soal Kebersihan. Percaya atau enggak rata - rata Hotel di Madinah maupun Makkah, jika bukan ****/ ***** agak kurang dari Soal Kebersihan. Hal ini mungkin dianggap wajar, karena Hotel - Hotel di Madinah maupun Makkah, memang menampung Jutaan Jamaah baik saat melakukan Ibadah Umroh maupun Haji.
Mereka
seakan tidak ada matinya memadati Hotel demi Hotel, yang ada di Madinah maupun
Mekkah, dan ini yang membuat Petugas Kebersihan Kamar Hotel (Housekeeper)
seringkali kewalahan mengatasi Jumlah Pengnjung yang menginap di Hotel
tersebut. Jadi enggak heran Hotel - Hotel, yang mempunyai Standar **** ke
bawah, agak kurang dari Soal kebersihan. Bahkan beberapa Hotel ****/ ***** juga
kewalahan dalam mengatasi kebersihan bagi Hotelnya.
* Pilih Standar Perjalanan dari Madinah - Makkah atau sebaliknya menggunakan Bis. Menurut Hemat Kami ini lebih baik.
Sebenarnya Beberapa Program Paket yang dikeluarkan oleh Agen Travel ada yang menyertakan Pilihan (Option) menggunakan Kereta Cepat (Haramain Express) dalam melakukan Perjalanan dari Madinah ke Makkah atau sebaliknya. Namun ini menjadi tidak efektif, jika 1 Kloter Pemberangkatan tersebut hanya Beberapa Rombongan, yang menggunakan Kereta Cepat sedangkan yang lainnya tidak.
Hal ini kejadian pada Kloter Kami di mana waktu itu memberangkatkan 100 Orang Jamaah. Di mana 1 Rombongan dari Bank Indonesia kurang lebih 40 Orang menggunakan Kereta Cepat Haramain dari Madinah ke Makkah.
Maksudnya baik agar lebih cepat sampai di Hotel, dan dapat melakukan Ibadah Umroh lebih dahulu. Akan tetapi apa daya, ketika sampai di Lokasi, Rombongan Para Jamaah tadi ternyata belum dapat melakukan chek in Hotel, jika Rombongan dalam 1 Kloter belum tiba semua, sedangkan Lokasi Sekitaran Ka’bah saat itu sedang ditutup untuk proses pembersihan, jadi belum dapat melakukan Ibadah Tawaf.
Walhasil Para Jamaah yang menggunakan Kereta Cepat tadi harus menunggu 2.5 Jam-an,
dan bebarengan dengan Rombongan Kami, yang menggunakan Bis. Bayangkan saja
sudah memakai Ihram dari Perjalanan Madinah ke Mekkah harus menunggu lagi 3
Jam.
Waktu yang ditempuh menggunakan Kereta Cepat memang lebih singkat sekitar 2.5 Jam dibandingkan dengan Perjalanan menggunakan Bis 5 - 6 Jam. Namun apabila dalam 1 Kloter ternyata ada yang menggunakan Bis, bahkan jumlahnya lebih besar, Kami sarankan menggunakan Bis.
Sekali lagi, walaupun maksudnya baik agar Perjalanan lebih cepat, dan tetap fit saat menjalankan Ibadah Umroh, namun apa daya, terkadang Ekspetasi tidak sesuai dengan Realita.
Terlebih
menggunakan Kereta Cepat ternyata juga dikenakan biaya lebih. Untuk Kereta Cepat
Kelas Bisnis sekitar 1.3 - 1.9 Juta/ Orang sedangkan untuk Kelas Ekonomi sekitar
400 - 600 rb/ Orang, tergantung Waktu Keberangkatan.
* Jika Kamu mengambil Paket Umroh dengan Hari yang singkat semisal 9 Hari, jangan Semua Program City Tour diikuti !
Jadi Para Jamaah sebaiknya memilih Program City Tour mana, yang dapat diikuti atau tidak, terutama Program, yang dilakukan dengan berjalan kaki sebaiknya tidak diikuti. Ya ! Kalau kondisinya lagi fit memang tidak masalah, namun jika tidak, sebaiknya memang harus memilih.
Sebenarnya Kami mau mengikuti Program City Tour saat di Kota Makkah untuk mengunjungi Tempat - Tempat Bersejarah itu. Terlebih mumpung di sana, sekali seumur hidup ! Namun apa daya terkadang Asam Urat, hingga pegel - pegel dapat mengalahkan Kemauan Kami, he .. he .. he ... .
Hal ini sama persis seperti yang dialami oleh Kami ketika itu. Kami mengambil Paket Umroh 9 Hari. Saat di Raudhah, Istri terpaksa harus dua kali mengulang agar bisa Shalat di Rumah Nabi ini, lalu dilanjutkan Perjalanan dari Madinah ke Makkah dan melaksanakan Ibadah Umroh pada malam harinya. Belum lagi Lusa, Kami juga membadalkan Umroh untuk Bapak, dan Eyang, berasa banget capeknya !
Dan Kami lebih baik memilih untuk melakukan City Tour terutama menggunakan bis dibandingkan dengan jalan kaki. Dan yang paling utama, Kami lebih memilih untuk Ibadah Shalat di Masjidil Haram di mana keutamaan pahalanya 100.000 kali lipat. Ya ! Sebenarnya Kami ingin melakukan semua, namun apa daya, terkadang Kondisi Fisik kurang memadai … he .. he … he.. !
Untuk itu memilih Paket Perjalanan Umroh
dengan berbagai Fasilitas dan Kemudahan seperti di atas, maka diperlukan biaya
Umroh, yang pastinya tidak sedikit, dan lebih mahal. Menurut Hemat Kami,
minimal di atas 30 Juta Rupiah, baru Para Jamaah dapat merasakan Ibadah Umroh, yang dirasa lebih layak, dan mengasyikan.
Sebab menjalankan Ibadah Umroh, juga berkaitan dengan Kemampuan Lahir &
Batin termasuk Kondisi Fisik, yang prima.
Finally, setelah melihat Beberapa Referensi yang ada, Kami memutuskan untuk memilih NRA Tour & Travel Jakarta sebagai Teman Perjalanan Kami dalam melakukan Ibadah Umroh. Agen Perjalanan ini didapat setelah Kami mencari Beberapa Referensi Tour & Travel baik di Instagram maupun Website, dan Keputusan Kami bulat setelah Kakak Perempuan, yang berada di Jakarta memilih Biro Travel Ini, saat melihat langsung Tempat Agen Tour - Travel NRA, yang berada di Daerah Tegal Parang - Mampang, Jakarta.
Agen Tour and Travel ini atas Referensi dari Keponakan Kami, Niken Puri Astuti. Di mana 3 Tahun Lalu, Ia pergi bersama Mamanya dan cukup puas dengan pelayanan, yang diberikan oleh NRA selaku Biro Perjalanan Haji & Umroh Terbaik.
Tentang NRA
NRA Tour & Travel (Nur
Rima Al - Waali) adalah Biro Perjalanan Umroh, dan Haji Khusus di bawah NRA
Group. NRA Group sendiri membawahi Beberapa Tour And Travel, seperti : NRA Tour
& Travel, MKU, Aruna, dan BSA.
Didirikan sejak Tahun 2000, selama 23 Tahun NRA Group telah mendapatkan reputasi sebagai Biro Perjalanan Haji & Umroh Terpercaya dan Terbesar di Indonesia.
Penghargaan itu dapat dilihat ketika Kami memasuki Kantor Pusatnya
di Jalan Mampang Prapatan Raya No 47 E Tegal Parang, Jakarta Selatan. Beberapa
Penghargaan dari dalam, dan luar Negeri diterima oleh NRA sebagai Apresiasi Bagi Biro
Perjalanan Terbaik Ini. NRA juga menjadi Rekanan Jasa (Vendor) bagi Sejumlah
Instansi baik Swasta maupun Pemerintah, yang ingin memakai Jasa NRA sebagai Biro
Perjalanan Umroh maupun Haji Plus Terbaiknya. Sebut saja Bank Muamalat, dan
Bank Indonesia, yang ketika itu bergabung di Kloter Kami.
“Mungkin ini adalah Satu - Satunya Biro Perjalanan, yang
memberangkatkan Jamaah Umroh dalam Jumlah Besar untuk 1 Kloternya (100
Orang),” Kata Kakak Perempuan Kami, Mbak Yanti.
Sebelumnya Kakak tidak pernah merasakan seperti ini, meski sudah bolak -
balik melaksanakan Ibadah Umroh & Haji menggunakan Agen Travel Lainnya, namun tidak pernah sampai memberangkatkan dalam Jumlah 100 Orang Jamaah Umroh.
Ketika Kami browsing, selain Kantor Pusatnya, yang terletak di Mampang - Jakarta Selatan, NRA juga mempunyai Perwakilan, yang tersebar di Ibukota Propinsi Indonesia, seperti : Samarinda, Makasar, Bandung, Surabaya, Mataram, Lampung, Palembang, Pekanbaru, maupun Denpasar - Bali. Beberapa Kotamadya, maupun Kabupaten juga menjadi Cabang bagi Biro Perjalanan Umroh & Haji Ini. Sebut saja : Balikpapan, Malang, Magetan, Cirebon, Sukabumi, Purwokerto, hingga Tembagapura.
Hal ini yang membuat Kami yakin, bahwa NRA Group melalui NRA Tour And Travel merupakan Biro Perjalanan Haji & Umroh, yang bukan kaleng - kaleng. Dan semakin diperjelas saat Pertemuan Persiapan (Briefing) sebelum Keberangkatan Umroh. Kami bertemu dengan Beberapa Orang Bank Indonesia, yang berasal dari Propinsi Lainnya, bukan hanya Bank Indonesia Pusat, dan Mereka mendaftar melalui Perwakilan NRA di Daerah Domisili Mereka masing - masing.
Mengapa harus NRA ? Mungkin Jawabannya adalah agar mudah koordinasinya, sebab NRA tersebar di Beberapa Daerah Indonesia.
Sambil melihat Penghargaan, yang
diraih oleh NRA Group dari Beberapa Rekanan Hotel di Madinah - Makkah, seperti :
MovenPick maupun Makkah Hotel Ex Hilton Hotel di Kantor Pusatnya, Mampang - Jakarta Selatan, Finally,
tepat di Tanggal 3 Oktober 2023, Kami melakukan Peluanasan Biaya, yang mana
sebelumnya Kami melakukan Pembayaran Uang Muka (DP) terlebih dahulu sebesar Rp.
10.000.000,-/ Orang.
Dengan Total Pembayaran untuk Program Milad 23 Tahun NRA
keberangkatan di Tanggal 16 November 2023, sebesar : Rp.
33.450.000,- / Orang, yang mana :
* Untuk Kamar 3 Orang : Rp. 31. 950.000,- / Orang
* Untuk Handling + Perlengkapan : 1.500.000,- / Orang
Program 09 Hari Umroh - Milad NRA Ke 23
Tahun ini sangat membantu Kami. Di mana, jika Kami membandingkan denga Biro
Perjalanan Travel Umroh Lainnya saat itu, Kami mendapatkan Harga, yang cukup Terjangkau
(Affordable) dengan Fasilitas, yang benar - benar baik, seperti :
* Hotel ***** di MovenPick Madinah, dan Makkah Hotel a.k.a Hilton Hotel di
Makkah, yang dekat dengan Pusat Ibadah Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram.
* Penerbangan Garuda Indonesia, dan Landing Madinah
Itupun sudah termasuk dengan Asuransi Perjalanan.
Alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya Kami dapat beribadah dengan Harga Terjangkau, Fasilitas baik, dan apa yang Kami cita - citakan untuk dapat pergi ke tanah suci, 1 Tahap telah selesai, Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin …
2. Kepergian Kami
Tepat di Hari Minggu, Tanggal 12 November 2023, Kami meninggalkan Kediaman Kami di Kota Madiun menuju Jakarta.
Ya !
Rencananya Kami memang menginap di Rumah Kakak 4 Hari sebelum Kepergian Kami untuk menjalankan Ibadah Umroh di Tanggal 16 November 2023 nanti. Terlebih Istri masih ada Keperluan Kantor di Jakarta, hingga 1 Hari sebelum Briefing, dan Penyerahan Koper unuk Keperluan Umroh di Tanggal 15 November 2023. Lagipula untuk menghemat Kondisi Fisik juga agar tidak terlalu capek, dan Jetlag saat menjalankan Ibadah Umroh nantinya. Jadi dapat beristirahat di Rumah Kakak terlebih dahulu. Sebab Ibadah Umroh juga merupakan Ibadah Fisik. Di mana Kondisi Kesehatan memang harus prima !
Kalau biasanya Kami menggunakan Kereta Api saat ke Jakarta, namun kali ini Kami lebih memilih (prefer) untuk menggunakan Kendaraan Dinas, karena Banyaknya Barang Bawaan Koper untuk Keperluan Umroh, dan 1 Koper saat Kami menginap di Rumah Kakak.
Melewati Tol Trans Jawa dari Madiun menuju Jakarta, yang biasanya dapat ditempuh 7 - 8 Jam, namun saat itu Perjalanan Kami cukup lama, hingga sampai Jakarta. Di mana Kami berangkat Pukul 7 Pagi dari Madiun, dan Baru Keluar dari Exit Tol BSD di pukul 7 Malam (Sekitar 12 Jam), dikarenakan ada Perbaikan Jalan di Ruas Tol Palimanan, yang cukup Panjang. Terlebih ketika itu Hari Minggu, Lalu Lintas Kendaraan menuju Jakarta juga cukup padat (crowded). Hampir 3 Jam, Kami harus bergulat dengan Kemacetan.
Tak banyak, yang Kami lakukan saat di Jakarta selain bertemu dengan Para Kakak, istilahnya pamitan. Karena Ibadah Umroh maupun Haji juga merupakan Ibadah Sakral di mana Para Jamaah harus dapat mempersiapkan secara Lahir & Batin, dan Keluarga, yang ditinggalkan juga harus siap. Karena wafatnya Para Jamaah saat menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji di Tanah Suci, dihitung Mati Syahid, sama seperti Para Syuhada, yang mati di Medan Perang. Meski dalilnya Sunah.
Imam al - Ghazali mengutip riwayat Al-Hasan yang mengatakan, "Barang siapa
meninggal tepat sesudah Ramadan, perang atau haji, niscaya
meninggal sebagai syahid." Ibnu al-Jauzi turut meriwayatkan
dari al-Hasan al-Bashri dengan redaksi serupa. Hanya saja dalam
riwayatnya, Al-Hasan berkata, "Sesudah umrah, haji,
atau perang."
Link :
https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6805404/3-keutamaan-orang-yang-meninggal-saat-ibadah-haji
Sebab Jutaan Orang dari Belahan Dunia akan berkumpul saat menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji. Jadi Kita sebagai Umat Muslim harus Ikhlas untuk menjalankan Ibadah sepenuhnya kepada Allah SWT saat di Tanah Suci, termasuk kerelaan bagi Keluarga, yang ditinggalkan saat Jamaah wafat di Tanah Suci.
Untuk itu, pentingnya minta maaf kepada Orangtua, mendatangi Rumah Para Kakak, maupun Kerabat, dan bermaafan sebelum menjalankan Ibadah Umroh maupun Haji sangat penting, karena taruhannya juga nyawa saat menjalankan Ibadah di Tanah Suci.
Berkumpul dengan Jutaaan Orang di Seluruh Dunia, berdesak - desakan, di mana Kami belum tentu balik ke Tanah Air, dan wafat di sana. Untuk itu selain Kerelaan melepaskan Hal” Keduniawian (Hedonisme), Kondisi Fisik juga menjadi Hal Utama agar Ibadah Umroh dapat dilaksanakan secara maksimal.
Dan yang menjadi Catatan, Ibadah Umroh pun sama beratnya seperti menunaikan Ibadah Haji. Walau tak seberat Ibadah Haji, namun dengan padatnya lalu lintas (traffic) Orang, yang menjalankan Ibadah, juga menjadi Faktor Pendukung mengapa Kita harus mempersiapkan Kesehatan Fisik, selain materi untuk biaya hidup (living cost) di sana tentunya …
Selepas Acara Briefing, dan Penyerahan Koper untuk keperluan Umroh, malam sehari sebelumnya, Kami sempat merayakan Ulang Tahun Keponakan “Raditya Fahritama” di Seasonal Tastes At The Westin Jakarta. Hitung - hitung sebagai Immune Booster sebagai Amunisi untuk menjalankan Ibadah Umroh di Ke Esokan Harinya, Kamis, Tanggal 16 November 2023.
Kamis, Tanggal 16 November 2023, Jam 04.30 Pagi selepas Shalat Subuh, Kami Bersiap untuk menuju Bandara Soekarno Hatta di Tangerang.
Perjalanan dari Rumah Kakak ke Bandara Soekarno Hatta, jika Jam Kantor membutuhkan waktu sekitar 3 Jam an, bahkan lebih jika tejadi kemacetan, yang terkadang tidak dapat diprediksi. Walaupun menggunakan Tol BSD, akan tetapi Kami tidak mau mengamabil resiko, lebih baik datang lebih awal, terhadap Situasi Kemacetan Jakarta, yang tidak menentu.
Terlebih terlalu Banyak Pembangunan Jalan Tol di Jakarta, yang menyebabkan Beberapa Kali, Kami tersesat menggunakan Google Maps, seperti saat menuju Mampang, Tempat yang menjadi Kantor NRA untuk briefing, dan pengumpulan barang. Di mana Kami seharusnya dapat keluar di Pintu Tol Cilandak, malah dibelokan menuju Tol Andara - Cinere, begitupula saat menuju Bandara Soekarno Hatta dari Tol BSD, ada 2 Lokasi, yang jaraknya agak jauh, namun karena Saya (Penulis) Orang Madiun, yang sudah tidak lagi tinggal di Jakarta, lebih baik menggunakan Jalur, yang lama untuk menuju Bandara Soekarno Hatta. Walaupun kata Keponakan melewati Jalur Baru menuju Bandara Soekarno Hata, memang lebih dekat. Secara dari Jarak saja memang lebih dekat !
Sesuai dengan Rencana Perjalanan (Itinerary), yang dibagikan, di mana Kami harus kumpul di Bandara 3 Jam sebelum Pesawat lepas landas (take off) di Pukul 10.00 WIB, Akhirnya Kami sampai juga di Terminal III Keberangkatan Bandara Internasional Soekarno Hatta tepat pada Pukul 07.00 WIB. Sesuai Estimasi, 3 Jam sebelumnya, Kami dapat sampai di Bandara, jika selepas Shalat Subuh, Kami berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta.
Menurut Itinerary, yang dibagikan, Pimpinan Rombongan (Muthawif) Kami adalah Ustadz Sidki Maulana, dan nanti sesampainya di Madinah maupun Makkah, Kami dipandu oleh Ustadz Ben Ali.
Sambil menunggu Keberangkatan Pesawat, Para Jamaah menunggu di depan Sate Senayan. Para Jamaah juga banyak yang berkumpul dengan Keluarganya sebelum Keberangkatan Umroh, begitu juga dengan Kami, yang menyempatkan untuk bertemu dengan Kakak, dan Keponakan sambil menunggu waktu boarding.
Seperti biasanya Pintu (Gate) Pesawat, yang cukup jauh, membuat Kami harus memakai Mobil Golf agar dapat menghemat waktu, dan sampai di Tujuan.
Tepat di Pukul 10.00 WIB, Kami meninggalkan Indonesia menuju Madinah.
Terbang Bersama Garuda Indonesia
Pukul 10.00 WIB, Pesawat Garuda Indonesia, yang Kami naiki lepas landas (take off) menuju Madinah.
Perjalanan, yang Kami tempuh kali ini sekitar 10 Jam. Namun sebagai Informasi Tambahan Waktu di Indonesia dengan menggunakan Waktu Indonesia Barat (WIB) lebih cepat 4 Jam dari Waktu di Arab Saudi (WAS). Jadi jika Pesawat Mendarat (Landing) menggunakan Waktu Indonesia Barat (WIB) adalah Pukul 7 Malam (19.00 WIB), maka di Madinah, Pesawat landing di Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz sekitar pukul 3 Sore Waktu Arab Saudi (WAS) - Madinah.
Sebenarnya sudah beberapa kali terbang menggunakan Pesawat Garuda Indonesia. Namun tidak seperti Penerbangan ke Beberapa Daerah di Indonesia dengan Pesawat Garuda, Penerbangan kali ini sungguh sangat berkesan.
Selain mendapatkan jatah makan 2 kali, dan Space Kursi, yang cukup luas meski berada di Kelas Ekonomi, Crew Cabin juga sigap memberikan Informasi tentang Waktu Shalat. Ketika dalam Perjalanan baik menuju Jakarta - Madinah, hingga pulang dari Jeddah - Jakarta semua diawali dengan Bacaan Doa Berpergian. Sehingga Kita selalu diingatkan agar selalu dekat dengan Allah SWT, sebagai Sang Maha Pencipta.
Inilah yang tidak Kami
temui ketika Kami menggunakan Maskapai ini saat berpergian ke Beberapa Daerah
di Indonesia. Mungkin begitu Sakralnya Perjalanan yang membawa Jamaah
Umroh, dan Waktu Perjalanan yang lebih lama (Sekitar 10 Jam), membuat Kami
sebagai Penumpang merasakan atmosphere berbeda dari Maskapai Penerbangan
Ini. Sepertinya memang dikhususkan karena Penerbangan ini menuju Arab Saudi, dan membawa
Jamaah Umroh sehingga ada Bacaan Doa, hingga Kumandang Adzan, ketika waktu
Shalat dimulai.
Sebagai Maskapai Penerbangan Plat Merah,
Garuda Indonesia memang memiliki Standar, yang tinggi dari Soal
Keselamatan, Pelayanan, dan Kenyamanan. Meski didera oleh
Segala Permasalahan Korupsi, hingga Ancaman Kebangkrutan, namun nyatanya
Maskapai Premium ini tetap masih dapat berjalan dengan baik, dan di Tahun 2023 kembali
memenangkan Penghargaan Awak Kabin Terbaik Dunia di World Airline
Awards 2023 Versi SkyTrax. Penghargaan ini merupakan yang keenam kalinya
diraih oleh Garuda Indonesia dalam Kategori ini. Dan Kami rasa NRA
Tour & Travel, tidak pernah salah memilih Maskapai Garuda Indonesia
sebagai Salah Satu Teman Perjalanan Umroh & Haji Terbaik.
Sambil menunggu Pesawat mendarat (landing) Kami juga melewati Gurun, yang dapat dilihat dari kejahuan …
3. Perjalanan Religi Kami …
Madinah, dan Makkah merupakan 2 dari 3 Kota Suci Agama Islam, yang menjadi dambaan bagi Setiap Umat Muslim untuk dapat mengunjunginya.
Ya !
Setidaknya 1 Kali Seumur Hidup, Kita sebagai
Umat Muslim mendambakan untuk dapat ke Baitullah (Rumah Allah SWT) di Makkah,
dan mengunjungi Makam Rasulullah SAW di Madinah.
Hal ini pula, yang juga dirasakan oleh Kami !
Sebagai Insan Manusia, Kami butuh untuk menghadap Allah SWT, meminta maaf atas segala kesalahaan yang telah Kami perbuat di dunia, memanjatkan doa, hingga suatu saat dapat diberikan kesempatan untuk pergi ke tanah suci demi menunaikan Ibadah Haji, dan Umroh lagi, Aamiin Allahumma Aamiin.
Perjalanan Umroh kali ini merupakan Perjalanan, yang sangat dinanti oleh Kami. Terlebih ketika Pandemi Corona (Covid - 19) melanda Indonesia, Kami memang belum sempat untuk berpergian ke Luar Negeri Kembali. Kalaupun ada hanya sebatas berpergian ke Kota - Kota di Pulau Jawa, seperti : Malang, Surabaya, Solo, Semarang, Yogyakarta, Bandung maupun Jakarta. Atau paling tidak Kami, yang berdomisili di Kota Madiun lebih sering menghabiskan waktu di sekitar Kota saja. Selebihnya Kami menyisihkan uang demi uang agar dapat terkumpul untuk Perjalanan Umroh nantinya.
Niatan itupun Kami lakukan sejak Pertengahan Tahun 2022. Pokoknya Tahun Depan 2023, Kami pergi Umroh. Hal itu selalu terlintas dalam pikiran Saya, dan Istri, bahkan sering terucap.
Bukan hanya itu mencari Informasi tentang Umroh pun sering Kami lakukan. Mendatangi Agen Travel baik di Kota Domisili maupun Kota Lainnya, hingga hampir tiap hari membuka Informasi tentang Travel Umroh di Sosial Media, menjadi Salah Satu Rutinitas Kami sebelum tidur.
Membicarakan Hal - Hal tentang Umroh, mungkin adalah Salah Satu Cara agar Niatan Kami dikabulkan oleh Allah SWT, tentunya sambil berIkhtiar mengumpulkan Biaya Umroh termasuk Biaya Hidup (Living Cost) selama di sana.
Ya !
Mengumpulkan Brosur mulai dari Perumahan, Mobil atau lainnya, yang mungkin tidak serta merta Kami dapati dengan mudah, dan harus ada Pengorbanan di dalamnya, memang menjadi Salah Satu Kebiasaan Kami. Siapa tahu Niatan Baik itu dikabulkan oleh Allah SWT. Asalkan Tujuanya baik, dan berkah bagi Kami, Aamiin Allahumma Aamiin.
Hal ini pula, yang Kami terapkan sejak Setahun Lalu, mengumpulkan Brosur, dan mencari Informasi seputar Umroh. Harapannya agar Doa Kami dapat dikabulkan oleh Allah SWT untuk dapat mengunjungi Tanah Suci. Menjadi Tamu Allah, yang dikasihi saat menghadap padanya. Dan sekali lagi, tentunya Ikhtiar itu juga harus dibarengi dengan mengumpulkan uang demi uang agar dapat beribadah di Tanah Suci, nantinya
Hingga akhir tahun 2023, Alhamdullilah Kami dapat beribadah ke Tanah Suci. Perjalanan Terindah Kali ini merupakan Sebuah Perjalanan Religi, yang telah lama dinanti oleh Kami !
Apabila Seorang Muslim sudah mau,
Maka Allah SWT bukakan jalan baginya
Bila Allah SWT sudah membukakan jalan,
Tiada Manusia Satupun dapat menghalanginya !
- Penulis –
1. Tiba di Madinah
Madinah menjadi Kota Pertama, yang Kami tuju dalam mengikuti serangkaian Ibadah Umroh. Meski tidak termasuk Syarat Wajib dari Pelaksanaan Ibadah Umroh, yang berada di Kota Makkah, namun melaksanakan Ibadah Sunnah dengan Shalat di Masjid Nabawi, hingga mengunjungi Raudhah, Sebuah Tempat, yang dipergunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah, sekaligus menjadi Rumah & Peristirahatan Rasulullah SAW, pahalanya juga berkali lipat, dan menjadi Tempat Doa, yang mustajab.
Belum lagi mengunjungi Masjid Quba di Madinah, Masjid Pertama, yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, juga mendapatkan pahala, yang besar. Menurut Muthawif, yang memimpin Rombongan Kami di Bus 26, Ustadz Ben Ali :
“Barangsiapa yang datang ke Masjid Quba kemudian sudah berwudhu di
rumah lalu melakukan salat sunnah 2 rakaat pahalanya seperti menunaikan Ibadah
Umrah,”
Sedangkan Masjid Nabawi merupakan 1 dari 3 Tempat Suci, yang diutamakan oleh Agama Islam. Di mana keutamaan dengan Shalat di Masjid Nabawi terutama dengan berjamaah, pahalanya 1.000 kali lipat dibandingkan Shalat di Masjid Lainnya. Inilah mengapa ketika melakukan Serangkaian Ibadah Umroh, Kota Madinah selalu disertakan.
Menjalankan Ibadah Sunnah di Madinah, terutama dengan Shalat di Masjid Nabawi,
dan mengunjungi Raudhah, yang menjadi Tempat berdakwah sekaligus Makam Nabi
Muhammad SAW menjadi Alasan kenapa Kota Ini juga sangat penting untuk
dikunjungi oleh Umat Muslim di Seluruh Dunia.
Kota Madinah yang mempunyai Nama Kepanjangan al-Madīnah al-Munawwarah “Kota Yang bercahaya/ Cemerlang” memang diciptakan sebagai Kota paling nyaman, dan aman di Dunia hingga akhir zaman. Bahkan diceritakan Dajjal tidak dapat masuk ke Kota Suci Ini, sama seperti halnya Kota Makkah.
Saking cintanya Rasullulah SAW terhadap Kota Madinah, Beliau sering memohon dan memanjatkan doa untuk keberkahan, dan kesejahteraan Penduduk di Kota, yang dahulu Bernama Yastrib. Bahkan Kemuliaan Kota ini, yang diberikan oleh Allah SWT sama besarnya dengan Kota Makkah. Kedua Kota baik Madinah, dan Makkah berada di Sebelah Barat Laut Arab Saudi, dan dikenal sebagai Tempat Terletaknya Dua Kota Suci bagi Umat Islam, Makkah & Madinah (Hijaz).
Menurut Sejarahnya
:
Madinah adalah Tempat Tujuan Nabi Muhammad untuk melakukan Hijrah dari Makkah, dan secara berangsur berubah menjadi Ibu Kota Kekaisaran Muslim, dengan Pemimpin Pertama Langsung oleh Nabi Muhammad SAW, kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
Kota ini menjadi pusat kekuatan Islam selama berabad - abad dalam Komunitas Muslim. Madinah adalah tempat bagi tiga masjid tertua yang pernah dibangun, yaitu Masjid Quba, Masjid Nabawi, dan Masjid Qiblatain ("Masjid Dua Kiblat").
Umat Muslim percaya bahwa penyelesaian dari serangkaian penurunan surah alquran diterima Nabi Muhammad di Madinah, yang dikenal seperti kota Makkah.
Non - Muslim (Nonis) tidak diperkenankan memasuki Wilayah Suci
Madinah berdasarkan Aturan Pemerintah Arab Saudi. Larangan masuk ke
Makkah dan Madinah, bukan hanya dibuat oleh Otoritas Politik atau Manusia
manapun, akan tetapi langsung turun dari Allah SWT yang memberikan Perintah
- Nya dalam Surat At-Taubah ayat ke - 28.
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ
ٱلْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ
يُغْنِيكُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦٓ إِن شَآءَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya:
Hai Orang - Orang Beriman, sesungguhnya orang - orang yang musyrik itu najis,
maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu
khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari
karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
Maka,
mengacu pada perintah tersebut larangan masuk Makkah dan Madinah
mutlak tidak bisa diganggu gugat. Sedangkan alasan lebih normatif dikeluarkan
pemerintah Riyadh bahwa pelarangan dilakukan sebagai cara meningkatkan keamanan
dan spiritualitas ibadah. Jika Makkah dan Madinah menjadi area
bebas masuk dan dijadikan tempat wisata, maka dikhawatirkan juga memicu
ketidakkondusifan. Ini akan mengganggu kesungguhan dalam beribadah atau bahkan
ibadah haji dan umrah.
Namun
belakangan ini Otoritas Kerajaan Arab Saudi mengizinkan Orang Non
Muslim (Nonis) dapat memasuki Kota Madinah. Hanya saja dengan Syarat, dan
Izin Tertentu. Kecuali Kota Makkah, yang tidak diperbolehkan sama sekali dimasuki
oleh Orang Non Muslim (Nonis).
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Madinah#:~:text=Madinah%20(%2Fm%C9%99%CB%88d,Provinsi%20Madinah%20di%20Arab%20Saudi.
https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20230511105912-29-436488/ini-alasan-non-muslim-dilarang-ke-makkah-bukan-diskriminasi
Sama halnya dengan Makkah, ketika Kami memasuki Kota Madinah terasa nyaman, dan sejuk. Suasana (Atmosphere) nya nampak berbeda. Di mana Kami seolah menjadi Orang Baik, yang rajin ke Masjid Nabawi untuk Shalat, dan Aktivitas Utamanya pasti Ibadah.
Ya !
Jutaan Umat Muslim dari Dunia, yang berkumpul untuk melaksanakan
Shalat di Masjid Nabawi membuat Kami sebagai Insan Manusia, wajib melepaskan Hal”
Keduniawian (Hedonisme), dan hanya fokus untuk beribadah menghadap
Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta. Vibesnya memang jauh berbeda saat
Kami liburan di Beberapa Negara Lainnya, dibandingkan saat Kami
menjalankan Ibadah Umroh baik di Kota Madinah Maupun Makkah.
At Prince Mohammad Bin Abdulaziz
International Airport
Tepat di Pukul 4 Sore Waktu
Arab Saudi (WAS), Kami sampai di Bandara Prince Mohammad Bin Abdulaziz
International Airport - Madinah. Bandara ini menjadi Satu - Satunya Bandara
Internasional, yang berada di Wilayah Hijaz (Wilayah 2 Kota Suci “Madinah
& Makkah, di Barat Laut Jazirah Arab Saudi”).
Jika Makkah sebagai Kota Suci, memang tidak diperbolehkan Pesawat Terbang melintasi Ka’bah, yang merupakan Rumah Allah (Baitullah). Selain alasan Agama, yang mana Non Muslim tidak diizinkan melintasi Ka’bah, Makkah juga sebagai Kota Suci mempunyai medan magnet, yang kuat sehingga dapat membahayakan Penerbangan.
Namun tak demikian dengan Kota
Madinah, yang merupakan Kota Suci. Otoritas Kerajaan Arab Saudi masih
mengizinkan adanya Penerbangan Internasional di Kota Madinah, yang hanya
dikhususkan untuk Kedatangan, dan Keberangkataan Para Jamaah Umroh, dan Haji.
Menurut Wikipedia :
Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz terletak di Madinah, Arab Saudi, Pembangunannya selesai pada tahun 1974. Pembukaan Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz juga dilakukan pada tahun 1974.
Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz menjadi salah satu bandar udara di Hijaz selain Bandar Udara Internasional Raja Abdul Aziz di Jeddah. Selain itu, Bandar Udara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz merupakan Salah Satu Bandar Udara Internasional yang utama di Arab Saudi.
Tujuan pembangunannya
adalah memberikan fasilitas bagi Para Pengunjung, terutama Para Jamaah Umroh,
dan Haji yang datang ke Madinah dengan jumlahnya terus bertambah.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Pangeran_Mohammad_bin_Abdul_Aziz
Meski tidak terlalu besar sebagai Bandara Internasional, namun kesan bersih, dan nyaman selayaknya Bandara Internasional dimiliki oleh Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz.
Suasana Kota Madinah, yang cukup sejuk, membuat Kami yakin untuk melangkahkan Kaki Kami ke Tanah Suci Madinah Al - Munawarah, Sebuah Kota Suci Bercahaya, dan Cemerlang, dan menjadi Kota bagi Pemimpin Terbaik di Muka Bumi, Nabi Muhammad SAW.
Sambil menunggu Keberangkatan Bis menuju Hotel, Kami,
dan Para Jammah Lainnya melakukan Ibadah Shalat Ashar di Masjid Bandara
Madinah.
Alamat :
Medinah, Saudi Arabia
At Anwar Al Madinah Mövenpick
Hotel
Setelah Bis
Nomor 26 menunggu sekitar 1 Jam, dan Para Jamaah menunaikan Shalat Ashar di Masjid
Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz, tepat di Pukul 5 Sore Waktu Arab
Saudi (WAS), Kami bergegas menuju Hotel.
Melihat Kota Madinah dari Jendela Bis, tak ubahnya seperti Sebuah Kota, yang penuh dengan kesejukan, serta ditumbuhi oleh Pepohonan & Rerumputan, yang cukup rindang. Tak ada tanda gersang sama sekali.
Mungkin, Madinah sekarang akan nampak berbeda dengan Kondisi 20 Tahunan, yang lalu, di mana Padang Pasir, yang tandus masih mendominasi sebagian besar Wilayah Ini.
Sebagai Negara Kaya Minyak, Kerajaan Arab Saudi, memang cukup memakmurkan Rakyatnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Showroom Mobil Mewah, yang didirikan di Sepanjang Perjalanan menuju Hotel. Pendapatan Arab Saudi, yang didapat dari Jutaan Umat Muslim, yang mengunjungi Negara Ini di Sepanjang Tahun, juga membuat Kota Ini Nampak cukup rapih, dan bersih. Deretan Rumah Mewah bergaya Arab (Arabic Style) juga sering Kami temui.
Inilah mengapa Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, melalui Putra Mahkota sekaligus Perdana Menterinya, Mohammed bin Salman Al Saud, ingin sekali menjadikan Negara Arab Saudi sebagai Salah Satu Negara Tujuan Wisata, bukan hanya dari Umroh, dan Haji, yang menjadi Variabel Salah Satu Penyumbang Devisa Terbesar bagi Negara Monarki ini, namun dari Sektor Pariwisata Lainnya.
Acara/ Event Musik mulai banyak diadakan. Bioskop mulai Kembali dibuka. Bahkan menurut Informasi, yang Kami dapati bahwa Non Muslim (Nonis) dapat mengunjungi Madinah sebagai Kota Suci asalkan mendapat izin dari otoritas setempat, kecuali Kota Makkah, yang tidak boleh sama sekali dimasuki oleh Orang Non Muslim.
Hal ini dilakukan semata - mata demi
melepas ketergantungan Negara Ini dengan Minyak Bumi. Terlebih adanya Minyak
Bumi, yang mulai tergantikan oleh Energi Listrik pada Kendaraan, dan Beberapa
Industri. Bahkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi bekerjasama dengan Perusahaan
Minyak Aramco menciptakan Sebuah Proyek Futuristik bagi Suatu Kota
Masa Depan bernama “Neom”, yang juga sarat akan Industri
Pariwisatanya, sama halnya dengan Dubai di Uni Emirate Arab,
dan Beberapa Kota di Negara Monarki Arab Lainnya.
Setelah 30
Menit Perjalanan dari Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz, finally Kami
sampai juga di Hotel MovenPick. Anwar Al Madinah Mövenpick,
merupakan Sebuah Hotel, yang menyatu dengan Pusat Perbelanjaan (Mall) Anwar Al
Madinah Mall. Kehadiran Mall ini, tentunya dapat mengakomodir Kebutuhan Belanja
Sehari - Hari Para Jamaah selama di Madinah. Contohnya saja Sabun Cuci, yang
mana kebanyakan Para Jamaah jika menginap agak lama, Beberapa Pakaiannya juga
dapat dicuci di Kamar Mandi Hotel. Bahkan Gantungan Cuci Pakaian juga
disediakan oleh Hotel Ini. Meski Kami lebih memilih (prefer) untuk mencucinya
di rumah, dan membawa Pakaian, yang lebih banyak, he .. he .. he …
Enaknya lagi, selain dekat dengan Beberapa Pusat Perbelanjaan (Mall), juga dekat dengan Masjid Nabawi. Mungkin istilah selangkah dari Masjid Nabawi ada pada Hotel ini. Bisa dibilang selangkah karena memang masih berada di Sekitar Lokasi Masjid Nabawi, kira - kira 5 Menitan dari Kamar Hotel menuju Masjid. Inilah, yang menyebabkan Kami sebagai Jamaah tak ingin melewatkan untuk Shalat Wajib Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi.
Namun, yang perlu diingat, sebaiknya Para Jamaah, yang ingin
Shalat Wajib di Masjid Nabawi, harus datang lebih awal Setengah Jam Sebelumnya,
meski Hotel Tempat Kami menginap dekat dengan Masjid Nabawi. Hotel Kami searah
dengan Pintu (Gate) 326 - 328, yang sejajar dengan Roof
Top Masjid Nabawi, Sebuah Tempat, yang sangat nyaman untuk berdoa, dan
memohon ampunan, karena Lokasinya masih terbilang sepi, terlebih saat Shalat
Tahajud sambil menunggu Shalat Subuh.
Berdasarkan Informasi, yang Kami dapati, Anwar Al Madinah Mövenpick adalah Sebuah Hotel ***** milik Jaringan Hotel Internasional Accor. Bersama dengan Grand Mercure, Angsana, Pullman, Swissotel, - Anwar Al Madinah Mövenpick termasuk Hotel di Kelas Premium dengan Standar ***** . Itulah mengapa Hotel ini menawarkan berbagai Fasilitas Kemudahan bagi Para Jamaah Umroh maupun Haji, selain Mall yang ada dibawahnya, juga Lokasinya yang dekat dengan Masjid Nabawi.
Dan Kami memang sengaja memilih Paket Tour, di mana Hotel
berada di Standar ***** atau minimal **** , agar lebih dekat dengan Masjid Nabawi. Terlebih
biasanya jika Hotel itu tidak berada di Kelas ****
atau ***** , Sepengalaman Kakak memang
tidak terlalu baik dari Segi Kebersihannya. Dan Alhamdulillah, Walaupun terlihat cukup tua, namun cukup bersih untuk Ukuran Hotel *****
di Madinah, yang mana selalu penuh oleh Para Jamaah dari Penjuru Dunia.
Kamar Hotelnya bergaya American Classic. Terdapat 3 Single Bed, untuk Sy, Istri, dan Kakak Perempuan. Di Bagian Lainya terdapat Mini Kitchen Set, yang dilengkapi Kompor untuk memasak. Walaupun menurut Hemat Kami, sangat jarang Para Jamaah menggunakan Kompor itu untuk keperluan masak memasak, karena biasanya sudah terdapat Hidangan Makan buat Sarapan, Makan Siang maupun Malam, yang disediakan oleh Pihak Travel.
Saat Kami membuka di Situs Daring Traveloka, untuk
Pemesanan Kamar Hotel di Tempat Ini, Harganya berkisar 6 Juta/ Malam untuk Tipe
Standar.
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, Pihak NRA Tour And Travel menyediakan Ruang Khusus untuk makan buat Para Jamaah baik sarapan, makan siang, maupun malam. Bahkan hampir 24 Jam Ruangan itu tetap terbuka dengan Cita Rasa Masakan Indonesia, karena memang ada Koki (Chef) Khusus, yang sengaja didatangkan dari Indonesia.
Ayam Bumbu Rujak, hingga Sate
Ayam menjadi Primadona Kami saat makan di Tempat Ini. Meski sekali lagi berada
di Ruang Khusus, dan terpisah dengan Tempat Makan bagi Tamu
Lainnya di Hotel Ini.
Kamar
Mandinya, meski terkesan jadul, dan agak sempit, namun cukup bersih. Terlebih
bagi Para Jamaah masih diberi kesempatan untuk dapat mencuci, dan
menjemur Pakaian di Salah Sudut Kamar Mandinya, karena disediakan Tiang Jemuran.
Dari Bilik Jendela Kamar Hotel, Kami masih dapat melihat Pemandangan Gedung Pencakar Langit (Skyline) Kota Madinah, yang bisa dibilang mempunyai Ketinggian Gedung yang sama rata.
For Your Information (FYI), hampir semua Hotel” yang berada
di Sekiling Area Masjid Nabawi mempunyai Ketinggian Maksimum 15 lantai dengan Gaya Arsitektur yang sama, yaitu Arsitektur Islam. Hal ini
dikarenakan Hotel maupun Gedung di Sekitar Masjid Nabawi tidak boleh melebihi
ketinggian dari Menara Masjid Nabawi, dan agar terlihat lebih menarik perhatian
(eye catching), dan seragam.
Alamat :
Bada'ah, Madinah, Madinah 42311, Arab Saudi
At Masjid Nabawi
Tepat Shalat Isya di 16 November 2023, selepas Kami beristirahat sejenak di Hotel Tempat Kami menginap, merapihkan Segala Baju di Koper, yang telah sampai, dan diantarkan tepat di depan Pintu Kamar Hotel, hingga mandi, lalu Kami langsung bergegas menuju Masjid Nabawi Madinah untuk melaksanakan Ibadah Shalat Isya Berjamaah di sana.
Ya !
Rasa Jetlag, dan males, harus segera dilawan. Mumpung di Tanah Suci, Ibadah kami harus lebih diperbanyak lagi, terlebih Suasana (Vibes) untuk menjadi Orang Baik ... ngedukung banget, he .. he .. he !
Waktu Shalat Isya di
Madinah, ketika itu Pukul 19.35 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar Setengah
Delapan Malam. Namun, Kami harus mempersiapkan diri (prepare) paling enggak
minimal Setengah Jam sebelumnya. Meski Hotelnya dekat/ selangkah dari Masjid Nabawi, akan tetapi tetap saja jika tidak datang lebih awal, dapat dipastikan susah untuk dapat
Tempat Shalat, meski berada di Luar Sekalipun ...
Ada Beberapa Tips
selama Kamu berada di Madinah ... agar Ibadah Kamu dapat khusyuk &
menyenangkan.
Adapun Tips & Tricknya :
1. Utamakan untuk Shalat Wajib Berjamaah maupun
Sunah di Masjid Nabawi. Karena Pahalanya memang besar 1000 Kali lipat
dibandingkan Kamu Shalat di Masjid Lainnya (Bukan di Tempat/ Tanah Suci), yang
hanya 27 Kali.
2. Jika Biro Perjalanan Umroh Mu menawarkan untuk
City Tour, pilah - pilah, jangan
Semua diambil, terlebih jika Waktu Kamu untuk menjalankan Serangkaian Ibadah
Umroh hanya 9 Hari, sebab dijamin Kamu bakal capek !
Kami sendiri lebih memilih (prefer) untuk Shalat Wajib Berjamaah, dan melakukan Ibadah di Masjid Nabawi sebab ada Pahala, yang lebih besar di sana. Mengenai diterima atau tidak Pahala Kami, Wallahu A'lam Bishawab, yang terpenting Kami sudah berusaha (ikhtiar) untuk melakukan yang terbaik, toh nanti jika belum sempat Kami mengunjungi Tempat” City Tour, Insya Allah jika diberikan kesempatan, Kami akan mendatangi Tanah Suci kembali untuk melaksanakan Ibadah Haji maupun Umroh Kembali. Itu Harapan Kami serta Seluruh Umat Muslim di Seluruh Dunia.
Sebagai Bahan Pertimbangan Kami lebih memilih City Tour, yang menggunakan Bis, seperti saat di Madinah, mengunjungi Masjid Qubah, Jabal Uhud, Kebun Kurma, melewati Masjid Kiblatain, Khandak, dan Kembali ke Hotel.
3. Patuhi Semua Larangannya.
Saat Kamu menunaikan Serangkaian Ibadah Umroh di Tanah Suci (Makkah & Madinah) diharapkan Kamu dapat mematuhi segala Larangannya. Terlebih sebagai Tamu Allah SWT, saat beribadah di Tanah Suci, ya memang harus sopan.
Mencoba melepaskan
Hal” yang bersifat Keduniawiaan (Hedonisme) menjadi Kunci Utama. Selain itu
berbuat Maksiat, Zalim, Berbicara tentang Keburukan Orang Lain (Ghibah), Pamer
Harta, Riya, Bertengkar, hingga Membatin dalam Diri Sendiri tentang
ketidakpuasaan saat Beribadah di Tanah Suci, hingga Fasilitas, dan Pelayanan,
yang diberikan oleh Pihak Travel, juga menjadi Perhatian bagi Kita supaya untuk dihindari agar Ibadah
Kita selalu senantiasa diberkahi & nyaman.
Jujur Saya Pribadi (Penulis) saat Pertama Kali menginjakan Kaki di Tanah Suci juga merasa takut, dan khawatir. Itulah, yang menyebabkan baru pada Tahun Terakhir ini Kami menyadari tentang pentingnya untuk dapat beribadah ke Tanah Suci, minimal 1 Kali Seumur Hidup.
Sebab ketika itu, Saya sangat menyadari bahwa dalam membina hubungan dengan Orang Lain, Saya juga bukan Pribadi, yang baik banget. Kadangkala ada aja gesekannya karena Keras Kepalanya Saya. Hingga Saya berpikir bagaimana kalau Saya nanti beribadah di Tanah Suci, apakah Saya akan dibales karena pernah menyakiti Orang Lain, baik tutur kata & perbuatan ?
Beruntungnya Saya mempunyai Istri, yang selalu bijak menyikapi, dan mensupport Apa yang dilakukan oleh Saya, jika itu benar. Terlebih Ini untuk beribadah ke Tanah Suci.
“Pasrah saja Bi ... Sebagai Tamu Allah SWT, Kita hanya bisa pasrah ! Yang penting beribadah, dan biarlah Allah SWT menilai segala Usaha (Ikhtiar) Kita !”, Kata Istri.
Inilah yang membuat Saya yakin untuk dapat
memenuhi Panggilan Allah SWT ke Tanah Suci. Dan Perjalanan Terindah kali
Ini merupakan Sebuah Perjalanan Terindah Religi, yang lama dinanti oleh Kami.
Berikut 9 Larangan selama di Tanah Suci Makkah dan Madinah :
1. Membawa dan Mengangkat
Senjata
2. Menumpahkan Darah Atau Berperang
3. Mencabut Pohon, Mematahkan atau Memotong
Dahannya
4. Membunuh Hewan Buruan
5. Membawa Keluar Tanah Maupun Batu Kerikil
Darinya
6. Mengambil Barang Tercecer
7. Non Muslim Dilarang Memasuki Tanah Haram
8. Mengganggu Orang yang Mengunjungi Baitul
Haram
9. Melakukan Maksiat dan Berbuat Zalim
Link :
https://kalam.sindonews.com/read/1141331/69/9-larangan-ketika-berada-di-tanah-suci-makkah-dan-madinah-1688119579
4. Pentingnya untuk berbagi dengan Rasa Keikhlasan.
Mumpung di Tanah Suci
berbuat baiknya kalau bisa dilipatgandakan dengan mensedekahkan Sebagian Harta
Kamu untuk Mereka, yang membutuhkan.
Meski Arab Saudi adalah Negara, yang relatif kaya, yang mana Kami jarang menemukan Pengemis di Pinggiran Jalan, namun tetap saja ada. Biasanya Mereka adalah Para Backpacker dari Negara lain, yang kebetulan kehabisan uang saat Mereka melakukan Ibadah Umroh maupun Haji. Saking pengennya Mereka ke Tanah Suci terkadang tidak memikirkan Biaya Hidup (Living Cost) yang harus dikeluarkan selama di sana.
Jadilah Mereka sedikit memaksa untuk tinggal, dan makan seadanya saat menjalankan Ibadah Umroh. Kalau diibaratkan semacam Bondo Nekat “Bonek” gitu !
Saat
Kamu belanja di Mall Sekitar Masjidil Haram, beberapa Toko memang menawarkan Program Sedekah Makan, biasanya 1 Bungkusnya
sekitar 10 - 15 Riyal atau sekitar Rp. 45.000,- Rp.
67.500,- , jika dikurskan 1 Riyal Saudi (SAR) = Rp.
4.500,- serta untuk minimal 10 Orang.
Beberapa Kali Kami ikut
Program Sedekah Makan itu. Hal ini biasa Kami temukan saat berada di Kota Makkah,
namun lain Halnya dengan Madinah.
Madinah jadi Kota, yang relatif aman, dan tenang ... sepertinya Rasulullah SAW, sengaja menciptakan Kota Ini agar terlihat Nyaman, Damai, dan Tenang, tanpa ganguan dari apapun.
Walaupun pernah 1 Kali,
ketika Saya (Penulis) menunaikan Ibadah Shalat Jum’at di Roof Top Masjid
Nabawi, ada 1 Orang Jamaah yang menceritakan Kisahnya bahwa Ia Orang
Palestina, yang mencoba untuk bertahan di Negeri Orang, serta Endingnya
sekarang Ia nggak punya uang untuk makan. Tanpa banyak kata, Saya (Penulis)
langsung memberikan uang kepadanya ... Mau Ia berbohong atau tidak Wallahu A'lam
Bishawab, yang terpenting Saya Pribadi dengan ikhlas untuk
memberikannya.
Lalu ke mana Penyaluran
terbaik untuk menyisihkan Sebagian Harta Kamu saat berada di Tanah Suci terutama Kota Madinah ? Kalau
Sy Pribadi kepada Petugas Kebersihan di sana, yang senantiasa membantu
Para Jamaah. Baik mengambilkan Air Zam - Zam, Al Quran untuk dibaca, kursi,
menata sendal, hingga membersihkan karpet untuk Tempat Shalat Kita. Pokoknya
Siap Siaga semangat mengerjakan tugas untuk Para Jamaah, yang membutuhkan.
Dan Kami punya Pengalaman akan Hal ini.
Kami memang sudah mempersiapkan uang lebih, yang Kami bagikan saat di Tanah Suci nanti. Terlebih Kakak juga menitipkan Uang dalam bentuk pecahan 5 hingga 10 Riyal, yang jumlahnya juga cukup lumayan untuk disedekahkan. Jadilah Kami cukup mudah untuk membagikan kepada Para Petugas Kebersihan Itu. Selepas Shalat Fardu terutama Shalat Subuh, Alhamdullilah, Kami membagikan 5 hingga 10 Riyal/ Petugas kebersihan di sana.
Dan apa yang terjadi, Allah SWT membalas semua itu kepada Proses Wafatnya Ibu dengan mudah. Kata Kakak,
“Mulai dari Ambulance, Kain Kafan, hingga Proses Pemakaman, sudah ada yang ngurus. Pihak Keluarga tidak mengeluarkan Biaya Sepeserpun terhadap Proses Wafatnya Ibu. Bahkan Uang Dukanya bisa terkumpul hingga 25 Jutaan. Ibu pun meninggal dalam keadaan tersenyum !”. Subhanallah, seketika itu Kami langsung menangis terharu, ternyata begitu mudahnya Ibu menghadap Allah SWT.
Cerita ini disampaikan saat sesampainya Kami di Surabaya. Ibu wafat tanpa Keadaan Sakit Keras, hanya sedikit tidak enak badan di Hari Terakhir, saat Kami telah menyelesaikan Serangkaian Kegiatan Ibadah Umroh, dan menunggu Tawaf Perpisahan (Wada).
Wafatnya Ibu, yang begitu dengan mudah apakah berhubungan dengan Sedekahnya
Kami, yang penuh Rasa Ikhlas sehingga Allah SWT menggantinya berkali
lipat terhadap Proses Pemakaman Ibu, yang begitu mudah ? Wallahu A'lam Bishawab “Hanya Allah SWT, yang
mengetahui kebenaran yang sesungguhnya !”
Yang terakhir, jangan lupa untuk Mewakafkan Al Qur’an baik di Masjid Nabawi, dan Masjidil Haram. Dengan mewakafkan Al - Qur’an, yang diberikan kepada Masjid Nabawi - Madinah, dan Masjidil Haram - Makkah, Insya Allah, menjadi Amal Jariyah, yang tidak pernah terputus, ketika ada Orang, yang membaca. Bagi yang mewakafkan akan mendatangkan pahala, yang terus menurus bahkan setelah Mereka meninggal dunia.
5. Jangan lupa untuk mengunjungi Raudhah,
dan Shalat di Roof Top Masjid Nabawi. Kedua Tempat Ibadah ini menurut Kami
sangat sayang untuk dilewatkan.
1. Raudhah, yang
berarti Taman Surga adalah Tempat diantara Rumah Rasulullah SAW, dan Mimbar
yang Beliau pergunakan untuk berdakwah. Selain Itu Raudhah juga menjadi Makam
Baginda Muhammad SAW serta terdapat pula di sisinya makam Khalifah Abu
Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA selaku Sahabat baginda
Rasul, yang paling setia lagi bertakwa. Lokasinya yang masih 1 Area dengan
Masjid Nabawi di mana terdapat Masjid Kubah Hijau, menjadi Tempat, yang paling mustajab untuk berdoa. Selain itu
berdoa, dan shalat di Raudhah juga 1000 kali lipat sama besarnya dengan Shalat
di Masjid Nabawi, sebab memang merupakan bagian dari Masjid Nabawi. Dan
yang terpenting Kita dapat berziarah sekaligus memanjatkan Doa untuk Nabi
Kita, Nabi Muhammad SAW.
2. Jangan lewatkan juga untuk Shalat di RoofTop Masjid Nabawi. Lokasinya yang
berada di Lantai Dua Masjid Nabawi, membuat Tempat Ini terasa sunyi, dan
nyaman. Berbeda dengan RoofTop di Masjidil Haram, yang terlihat agak kurang
bersih, RoofTop Masjid Nabawi cukup terlihat bersih.
Waktu, yang terbaik saat beribadah di RoofTop
Masjid Nabawi adalah di 1/3 Malam Terakhir (Jam 03.00 - Subuh) saat Shalat
Tahajud, dan mengerjakan Shalat Sunah Lainnya. Kamu dapat memohon doa sebaik -
baiknya, meminta ampunan kepada Sang Khalik, Sang Maha Pencipta, Allah SWT atas
Segala Dosa - Dosa yang diperbuat
selama hidup di Dunia, yang fanah ini. Di Sela itu, sambil menunggu Waktu Subuh
(Sekitar Pukul 05.30 Waktu Arab Saudi - WAS), Kamu dapat membaca Al - Qur’an,
Surat Yasin, Tahlil, hingga Bersholawat... Sungguh terasa Indah, dan
Menentramkan Hati !
Sebagai Informasi untuk menuju RoofTop Masjid Nabawi, Kamu dapat masuk lewat Gerbang (Gate) 326, yang Lokasinya berada dekat dengan Anwar Al Madinah MovenPick, Hotel Tempat Kami menginap, dan searah dengan itu Kamu dapat masuk melewati tangga dekat Pintu 8 atau Lewat Tangga Eskalator di samping Pintu 21 Masjid Nabawi.
6. Selalu menjaga kebersihan.
Mengingat Kebersihan itu adalah sebagian dari
Iman, jadi menjaga Kebersihan merupakan Kewajiban bagi Setiap Muslim. Terlebih
Kita sebagai Jamaah asal Indonesia, juga membawa nama baik Negara, yang Kita
cintai.
Jamaah asal Indonesia baik di Madinah maupun
Makkah, memang terkenal harum namanya. Bahkan Banyak Para Pedagang, yang
menggunakan Bahasa Indonesia hingga cukup mengetahui seputar Peristiwa, yang
ada Indonesia.
Bahkan Pemberitaan itu termasuk Seputar Dunia
Politik. Percaya apa enggak Nama Presiden R.I Joko Widodo
(Jokowi) cukup terkenal di sana. Sehingga boleh dikatakan #Jokowi
Effect memang cukup mendunia.
Sebagai Umat Muslim Terbanyak di Dunia, Jumlah
Jamaah Indonesia yang datang ke Makkah, dan Madinah saat menunaikan Ibadah Haji
maupun Umroh bisa dikatakan paling banyak dibandingkan dengan Jamaah dari
Negara Lain. Adakalanya Para Jamaah Kita membelanjakan Uangnya untuk Keperluan
Oleh - Oleh di Tanah Air. Maka dari
itu Perekonomian di Negara ini, selain Hasil dari Minyak Bumi, juga bergantung kepada Para
Jamaah, yang datang saat Haji maupun Umroh, termasuk Jamaah asal Indonesia,
yang Jumlah paling besar.
Kata Salah Satu Pedagang, yang Kami temui, “Jamaah asal Indonesia paling royal membelanjakan uangnya, terkenal tidak pelit, dan cukup ramah serta dermawan”
Itulah yang membuat Jamaah Kita
selalu disambut baik saat memasuki Toko maupun Tempat Perdagangan Lainnya. Terlebih Jamaah Kita cukup dikenal
rapih, dan bersih dalam menjaga Kebersihan pada Kamar Hotelnya. Maka dari itu
agar Kita sebagai Jamaah asal Indonesia selalu harum namanya, Kita harus selalu
menjaga Kebersihan juga saat berada di Kedua Kota Suci ini, baik Madinah maupun
Makkah.
7. Menghilangkan Sejenak Hal” yang bersifat
Keduniawian (Hedonisme), sebab ini Waktunya Ibadah. Hal ini termasuk mengurangi kegiatan bersifat keduniawian, yang
mengurangi Makna dari Ibadah itu sendiri. Terlebih jika dilakukan secara
berlebihan, takutnya akan termasuk ke dalam Perbuatan Riya, dan Pamer.
1. Kegiatan Berselfie Ria dan mempostingnya melalui Sosial Media
baik itu berupa Foto maupun Video secara terus menurus, sebaiknya dikurangi.
Boleh jika itu dilakukan sekali - kali, namun
tidak sering atau terus menerus mengupdatenya di Sosial Media. Terlebih Para
Jaamah Indonesia dikenal narsis, dan suka berselfie ria, tanpa menghiraukan Aturan
yang ada oleh Masyarakat Arab maupun Para Jamaah dari Negara Lainnya. Dan Kita
tidak ingin Nama Baik Kita tercoreng bukan, lantaran Berselfie Ria tanpa tahu
aturan ?
Mendokumentasi dalam bentuk Foto maupun Video
sah saja, apalagi jika itu tujuannya untuk berbagi kebahagiaan, dan dalam
Rangka Syiar Agama agar Orang - Orang Muslim menjadi tertarik, dan menyegerakan
untuk ke Tanah Suci terhadap Postingan Postif, yang Kita buat. Namun jika
dilakukan secara terus menerus, yang mana Kita mengupdatenya ke dalam Sosial
Media Kita terlebih ke dalam Story takutnya akan mengurangi Makna Ibadah itu sendiri, dan menimbulkan
kesan Ria/ Pamer.
Ada Momentnya nanti saat Kita
mendokumentasikan, namun bukan saat Kegiatan Ibadah itu berlangsung. Jika sudah
selesai Kegiatan Ibadah Kita sesampainya di Tanah Air, Kita ingin mengabadikan
itu lewat Sosial Media Kita, ya tidak masalah, terlebih jika itu bertujuan
untuk Syiar Agama, dan tanpa mengurangi Nilai Ibadah saat di Tanah Suci.
2.
Mengurangi Kegiatan Belanja Belanji
juga perlu dilakukan sebab ditakutkan Kamu akan muda capek dengan Kegiatan
Ibadah, yang Jadwalnya cukup padat.
Terlebih melaksanakan Ibadah Umroh & Haji ke Tanah Suci bukan merupakan Perjalanan Wisata seperti biasanya, karena ini merupakan Wisata Religi, yang ada Nilai Spritualnya, dan juga termasuk Ibadah Fisik.
Memang di Lokasi Hotel, Tempat Kami menginap
sangat dekat dengan Mall bahkan dibilang cukup selangkah karena menyatu dengan
Pusat Perbelanjaan (Mall) baik di Madinah maupun Makkah. Di sekitar Hotel Kami juga terdapat Banyak Pusat Perbelanjaan. Namun, yang menjadi Pertanyaan, Apakah Kita hanya
sibuk dengan Belanja atau Melihat Mall saja ?
Lagipula Kebanyakan Mall di Madinah & Makkah bisa
dikatakan tidak terlalu modern. Hanya saja saat memasuki Abraj Al-Bait Shopping
Center, yang berada di Kompleks Zam - Zam Tower Makkah baru terkesan
modern dengan Tenant - Tenant, yang cukup mengInternasional. Di mana
Mall ini juga menyatu dengan Hilton Makkah Shopping Centre, Pusat
Perbelanjaan di atas Hotel Ex Hilton, Tempat Kami menginap.
Biasanya Kami belanja di Salah Satu Supermarket di sana untuk melengkapi Kebutuhan saja, semisal sedang bosan dengan Makanan di Restoran Hotel, terutama di Makkah, yang kebanyakan mengandung Lemak, dan Daging Kambing, baru Kami belanja Pop Mie, dan sebagainya.
Sebagai saran, jika Hasrat untuk belanja sudah
sulit terbendung, Kamu dapat melakukan saat hari - hari terakhir di mana
Kegiatan Ibadah Umroh maupun Hajinya sudah terpenuhi semua. Dan jangan lupa untuk
Incip, dan membeli Hal Otentik seperti Ayam Al Baik, Juice Buah Nan Segar,
Parfum, hingga Emas Arab Rasa 24 Karat.
8. Selalu sedia Handphone + Kuota agar Komunikasi Kamu tidak terputus !
Hal ini sangat penting, mengingat Lokasi Masjid Nabawi + Masjidi Haram, yang super luas, ditambah Jutaan Umat Muslim Seluruh Dunia berkumpul di sana baik saat melakukan Ibadah Umroh maupun Haji, agar jika Kamu tersesat, Kamu masih dapat berkomunikasi dengan Kerabat maupun Teman Serombongan ataupun Muthawif (Pemimpin Rombongan), yang ditunjuk oleh Biro Perjalanan Haji & Umroh.
Terlebih Kamu masih dapat menggunakan Google Maps, jika benar - benar tersesat. Jika di Makkah mungkin agak lebih mudah dalam mencari Arah Pulang menuju Hotel, yang memang berada di Sekitar Lokasi Masjidil Haram.
Contohnya saja Hotel Kami (Makkah a.k.a Hilton Hotel) Lokasinya memang berdekatan dengan Kompleks Zam - Zam Clock Tower, jadi tinggal lihat Gedung Pencakar Langit itu saja sebagai patokannya. Terlebih Hilton - Makkah Hotel sebagai Gedung juga mempunyai Bentuk, yang cukup unik.
Namun, yang jadi pertanyaan bagaimana dengan Kota Madinah. Saat Kamu sedang menunaikan Ibadah Shalat di Masjid Nabawi. Di mana Lokasi Sekitar mempunyai Gedung, yang agak mirip, dan Tinggi yang terbilang sama serta tidak boleh melebihi dari Menara Masjid Nabawi ?
Selain menghafal Pintu (Gate) yang searah dengan Hotel Tempat Kamu menginap, Handphone juga diperlukan agar Kamu tidak tersesat. Lagipula dengan
adanya Handphone, Kamu masih dapat memotret Lokasi/ Tempat, yang dapat
dijadikan patokan selain untuk berkomunikasi, dan menelusuri arah via Google
Maps maupun Aplikasi Maps - Penunjuk Arah Lainnya. Untuk itulah Handphone
+ Kuotanya harus ada saat Kamu ingin berpergian.
Kami sendiri selalu menggunakan Paket Data
dari Telkomsel. Alasannya simple ! Selain nggak mau ribet, Kartu
Pasca Bayar Kami juga sudah dilengkapi Ambang Batas Pemakaian, yang biasa
Kami gunakan saat berpergian ke Luar Negeri. Tinggal pilih Paket Data
Roaming apa yang akan digunakan. Ketika itu Kami menggunakan Paket Data
Roaming Umroh - 17 Hari Telkomsel dengan Harga Rp. 425.000,-
+ PPN 11% (Rp. 46.750,-), Total yang harus dibayarkan :
Rp. 471.750,- .
Dengan Perincian :
·
Masa Aktif 17 Hari
·
Roaming Umroh 18 GB
· Roaming Negara Transit 2 GB
Terlebih Jaringan Grapari Telkomsel juga ada di Beberapa Titik baik di Madinah, dan Makkah, yang dapat melayani Para Pelanggan apabila mengalami gangguan pada signalnya, Adapun Kantor Layanan Para Pelanggan Telkomsel ada di : Hotel Tabah Tower dan Hotel Amjad Al Garaa (Madinah), Zam - Zam Tower atau Abraj Al-Bait, Hotel Al Kiswah Tower 4, dan Hotel Arkan Bakkah 2 (Makkah).
Sebenarnya Kamu masih dapat membeli SIM Card
Made In Saudi Arabia (Arab) dengan Kisaran Harga mulai dari 30 -
35 Riyal (Jika dikurskan 1 Riyal Saudi (SAR) = Rp. 4.500.-)
atau sekitar Rp. 135.000,- - 157.500 untuk
masa 9 Hari. Memang lebih murah, namun jika tidak ingin
ribet melepas SIM Card terlebih Handphone dengan Baterai Tanam di mana
harus buka dulu SIM Card, yang kecil itu, lebih baik menggunakan SIM Card Asal
Indonesia, yang biasa Kamu pakai. Terlebih ketika Kamu menghubungi Kerabat,
Mereka jadi tidak kaget lantaran Nomor Kamu tetap sama (Tidak ganti Nomor).
Adapun Provider SIM Card Made In Saudi Arabian :
Sawa Visito Line (STC), Mobily & Zain.
9. Bawa Uang Riyal secukupnya saja !
Kami sarankan untuk membawa Uang Riyal secukupnya saja. Terlebih ATM Indonesia Berlogo Visa, dan Mastercard dapat dilakukan Tarik Tunai pada Mesin ATM Al - Rajhi Bank, Sebuah Bank yang berasal dari Arab Saudi dan merupakan Bank Syariah terbesar di Dunia berdasarkan modal. ATM ini dapat dinikmati seluruh Nasabah Pengguna ATM Bersama di lebih dari 45 ribu ATM Al - Rajhi Bank di Arab Saudi, yang juga meliputi Kota Makkah, dan Madinah.
Hingga saat ini, Beberapa Bank Made In Indonesia juga bergabung dalam layanan ATM Lintas Batas (Cross Border) ini, antara lain : BNI, BCA, Bank Jatim, BRI Syariah, BRI, Bank NTB Syariah, Bank DKI, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank DIY, Bank Jabar, Bank Sumut, Bank Kaltimtara, dan BNI Syariah. Biaya Administrasinya juga Terjangkau (Affordable) sekitar 4 SAR atau setara Rp. 18.000,- . Dengan Pecahan 50 maupun 100 Riyal, yang dapat Kamu ambil via Mesin ATM Al - Rajhi Bank.
Selain itu, Kamu juga dapat mempergunakan Kartu Kredit (CC) dengan Logo
Visa maupun Mastercard. Tapi yang perlu diingat Kamu harus mempergunakannya
dengan sangat hati - hati, sebab ada Bunga, yang cukup besar, dan harus
dibayarkan di Bulan Depan. Jadi menurut Hemat Kami, Kamu harus mempersiapkan
uang, yang cukup agar dapat dibayarkan pada Bulan Depan, dan tidak menimbulkan Bunga.
Atau Kamu dapat mencicil Maksimal 12 kali (1 Tahun) agar tidak ada Bunga, dan
terbebas dari Praktek Riba.
Pemakaian Kartu Kredit (CC) biasanya dipergunakan untuk Nilai
Pembayaran, yang cukup besar seperti membeli Perhiasan, terutama Emas. Di mana
Kamu takut mengambil uang di Mesin ATM dalam jumlah besar, terlebih mungkin
juga ada batas pengambilan, sedangkan Mesin Debit untuk Bank Indonesia tidak
berlaku, sehingga Satu - Satunya Jalan menggunakan Kartu Kredit (CC) Berlogo
Visa maupun Mastercard.
Untuk Pembayaran melalui QRIS via Aplikasi, Kami belum pernah mencoba.
Namun setahu Kami via Aplikasi BCA Mobile baru dapat digunakan Cross Border
(Lintas Batas) pada Negara Lingkup ASEAN, seperti : Singapura, Thailand, dan
Malaysia.
Link :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200218170828-78-475829/jemaah-haji-indonesia-bisa-tarik-tunai-atm-di-tanah-suci
https://www.bca.co.id/id/informasi/Edukatips/2023/05/11/10/48/ini-dia-negara-yang-bisa-transaksi-qris-lintas-negara-cross-border-lewat-bca-mobile
Memasuki Masjid Nabawi, Kami menemukan suasana yang benar - benar nyaman. Di mana Pelataran Masjidnya ditutupi oleh Payung Raksasa Otomatis, yang dapat ditutup saat hujan maupun terik matahari sedang panas menyengat, dan Jika Malam Hari saat cuaca cerah, Payung Raksasa itu dapat terbuka.
Kipas Pendingin berada di Bawah pada Setiap Payung Raksasa, yang
menyemprot ke segala arah, sehingga Kami maupun Para Jamaah Lainnya saat
melaksanakan Ibadah Shalat tidak merasakan hawa panas sama sekali. Jika tidak
salah Kipas Pendingin itu terdapat 2 Kipas, yang terletak di bawah pada masing
- masing Payung Raksasa.
Uniknya, walaupun Kota Madinah tidak mempunyai Sumber Mata Air Zam - Zam, yang mana Sumurnya berada di Sekitar Ka’bah - Masjidil Haram, Makkah, namun Air Zam - Zam ini juga tersedia di Setiap Tempat pada Ruang Shaf Shalat Belakang maupun Samping Masjid Nabawi - Madinah. Pemerintah Arab Saudi sengaja menyalurkan Air Zam - Zam itu melalui Pipa Bawah Tanah ke Kawasan Kudai - Pinggiran Makkah Arab Saudi.
Dari
Tempat inilah setelah Air Zam - Zam mengalami Penyaringan (Filtrasi), baru didistribusikan baik ke Masjidil Haram (Makkah) maupun ke Masjid Nabawi
Madinah. Sekitar 400 Ton setiap harinya, saat Musim Haji maupun Umroh, Air Zam
- Zam itu didistribusikan dari Makkah ke Madinah untuk dapat dikonsumsi oleh
Para Jamaah Umroh maupun Haji.
Itulah mengapa saat Kami berada di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram,
Kami sama sekali tidak merasakan rasa haus disebabkan Air Zam - Zam selalu
tersedia di Setiap Tempat baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Air
Sejuta Manfaat bagi Kesehatan, yang sarat akan protein ini, memang membuat Kami
tidak merasakan haus sama sekali, meski cuaca saat itu sedang panas - panasnya.
Kalau dibandingkan,
Meski cuaca di Madinah & Makkah mungkin lebih panas dari Indonesia, terutama Kota Madiun, Kota Domisili Kami, namun panas di sana tidak berkeringat di badan. Itulah yang menyebabkan Pakaian Kami tidak bebau keringat meski terkadang dua hari sekali Kami ganti.
Terlebih Adanya
Kipas Angin, dan Payung Raksasa Otomatis di Plataran Masjid Nabawi, juga
membuat Lokasi Sekitar Hotel Kami menginap juga menjadi terasa sejuk. Entah itu
ada Efek Domino, karena Lokasinya memang berdekatan entahlah, akan tetapi memang cukup
sejuk.
Kami juga menemukan Banyak Kucing (Hewan
Kesayangan Rasulullah SAW) dalam keadaan gemuk, dan menyehatkan. Identiknya
Madinah sebagai Kota Kucing memang sulit untuk dipisahkan.
Inilah, yang menyebabkan selain menjadi Kota, yang aman & nyaman, di mana selalu diberi keberkahan oleh Allah SWT, dan Baginda Rasul SAW selalu mendoakan bagi Kota Ini agar nampak selalu bercahaya sesuai dengan Namanya Al-Madīnah Al-Munawwarah, "Kota yang bercahaya" atau "Kota yang cemerlang",
Kota Madinah ternyata juga menjadi Salah Satu
Kota Tersehat di Dunia. Pengakuan itu diberikan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), yang mendefinisikan Sebuah Kota Sehat : Sebuah
Wilayah yang terus menciptakan dan meningkatkan lingkungan fisik dan
sosial, serta memperluas sumber daya komunitas untuk menjalan fungsi kehidupan
dan berkembang secara maksimal. Termasuk dalam lingkup Kota Madinah, dan Masjid
Nabawi sebagai Salah Satu Kota, dan Tempat Suci bagi Umat Muslim di Dunia.
Link :
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210124225200-120-597823/who-tetapkan-madinah-salah-satu-kota-tersehat-di-dunia
At RoofTop Masjid Nabawi
Ada yang berbeda ketika Kami menjalankan Ibadah
Shalat baik Shalat Fardu Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi. Sisi menarik,
yang selama ini menjadi Tempat bagi Para Jamaah untuk lebih khusyuk
dalam berdoa adalah RoofTop, yang berada di Lantai Teratas dari Masjid
Nabawi.
Tempat ini Kami dapati ketika Saya (Penulis) tidak kebagian Tempat saat ingin menjalankan Ibadah Shalat Jum’at baik di dalam maupun Plataran Masjid Nabawi.
Maklum Setiap Shalat Wajib Berjamaah di sana, memang tampak dipadati oleh Para Jamaah, di mana 1 Jam sebelumnya Para Jamaah harus sudah datang di Masjid. Terlebih Ibadah Shalat Jum’at, yang hanya 1 kali dalam Seminggu, ditambah biasanya Waktu Ibadah Umroh, hanya punya waktu 1 kali untuk Shalat Jum’at di Tanah Suci, jika Waktu melakukan kegiatan Umroh hanya 9 Hari di sana, Jadi wajar jika Para Jamaah ingin merasakan Ibadah Shalat Jum’at di Tanah Suci.
Baik itu Laki - Laki maupun Perempuan sama saja, Mereka ingin
berlomba, dan merasakan untuk Shalat Jum’at baik di Masjid Nabawi - Madinah
maupun Masjidil Haram - Makkah. Sehingga Wajar ketika Shalat Jum’at nampak
lebih padat (crowded) dibandingkan saat melaksanakan Shalat Fardu
Berjamaah.
Ketika itu Para Tentara Arab (Askar) sengaja menempatkan Saya (Penulis) di Lantai 2 menuju RoofTop Madinah. Dan Alhamdullilah menuju Tempat Ini searah dengan Gerbang (Gate) 326, yang lokasinya berdekatan dengan Al Anwar MovenPick Hotel, Tempat Kami menginap. Tinggal searah masuk ke Pintu 8 atau jika tidak ingin capek ada Tangga Berjalan (Eskalator) di Pintu 21, yang lokasinya berdekatan dengan Pintu 8.
Pintu 21, yang mana terdapat Eskalator menuju RoofTop, Saya dapatkan ketika selesai melakukan Ibadah Shalat Malam berlanjut ke Shalat Subuh. Saya melihat ada Bagian Bilik (Ruang), yang ternyata dikhususkan bagi Ruang Eskalator. Cukup menghemat Tenaga ! Mengingat jika menggunakan Tangga, Saya butuh Beberapa Langka (Step) untuk menuju ke Roof Top Masjid Nabawi. Namun sepertinya RoofTop Masjid Nabawi hanya dikhususkan bagi Para Jamaah laki - laki.
RoofTop Masjid Nabawi, memang menjadi Tempat yang paling hening, dan
sunyi untuk meminta Segala Doa, dan Ampunan. Jujur, Saya berkali - kali termehek
- mehek saat melakukan Serangkaian Ibadah Shalat Malam (Taubat, Tahajud,
Hajat) di Tempat Ini. Tak ada yang bisa terucap kata selain meminta ampunan, dan doa agar
diberikan Keselamatan, dan Keberkahan bagi Kami Sekeluarga (Saya & Istri)
baik di Dunia maupun di Akhirat nanti.
Tempat, yang sangat tenang untuk membaca Surat Yasin, Tahlil, dan
Sholawat sampai menunggu Waktu Shalat Subuh. Biasanya di Sepertiga Malam
Terakhir, sekitar Jam 3 - 3.30 Waktu Arab Saudi (WAS), Kami lekas menuju Masjid
Nabawi. Sekitar 3 Jam Lebih, Saya rutin melakukan Ibadah Malam dilanjutkan
dengan membaca Surat Yasin, Tahlil, dan Sholawat sambil menunggu Sholat Subuh,
di Sekitar Pukul 05.30 Waktu Arab Saudi (WAS)
RoofTop Masjid Nabawi menjadi Gambaran Sebuah Tempat Ketenangan, dan Keagungan, yang diciptakan oleh Allah SWT. Sebagai Sang Maha Pencipta, yang menciptakan Masjid Nabawi, Suasana (Atmosphere) Sekitarnya begitu Indah. Sulit untuk terlukis.
Jadi wajar jika Beberapa TravelBlogger
maupun Influencer seperti @amritsaraje I RAJE membagikan Pengalamannya ketika melaksanakan
serangkaian Ibadah di RoofTop Masjid Nabawi - Madinah.
Sungguh Indah Keagungan Allah SWT lewat Tempat Ini !
At Raudhah
Raudhah, yang berarti Taman Surga menjadi Salah Satu Penantian bagi Umat Muslim di Seluruh Dunia (termasuk Kami) untuk dapat berdoa di Tempat Ini.
Sebuah Tempat Paling Mustajab untuk berdoa, dan memohon Segala Ampunan. Tempat diantara Rumah, dan Mimbar Baginda Rasul dalam mensyiarkan Agama Islam agar dapat diterima oleh Penduduk Madinah, yang mana sebelum Hijrahnya Rasulullah SAW, Penduduk Madinah beragama Yahudi, Nasrani, dan Penganut Agama Kristen Kuno (Paganisme).
Tempat Ini juga menjadi Makam Nabi Muhammad SAW, dan Para Sahabatnya (Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA) selaku Sahabat Nabi yang paling setia lagi bertakwa, dan terletak di dalam Sebuah Masjid Kubah Hijau di Sudut Tenggara Masjid Nabawi Madinah.
Karena itu Raudhah, yang juga bagian dari
Kompleks Masjid Nabawi, menjadi Tempat, yang cukup dipadati oleh Para Peziarah,
yang notabenenya Jamaah Umroh & Haji dari Seluruh Dunia.
Kami (Sy, Istri, dan Kakak) cukup punya
Pengalaman, yang tak terlupakan di Tempat Ini, khususnya Istri Saya. Jika Saya
hanya sekali memasuki Raudhah, tak demikian dengan Istri yang harus dua kali,
menunggu di Keesokan Harinya, disebabkan kondisi, yang cukup padat saat itu,
dan Aplikasi Nusuk tidak dapat berjalan secara optimal meski sudah
memakai Biro Travel Terpercaya.
Ya !
Jadwal Ziarah Jamaah Pria, dan Wanita untuk masuk ke Raudhah memang
lebih banyak Jadwal Waktu Jamaah Pria. Jika Jamaah Pria Waktunya mulai 11.30 Waktu Arab Saudi (WAS) sampai menjelang
pagi, namun tak demikian dengan Jamaah Wanita, yang waktunya dibatasi 06.30 - 11.30 waktu Arab Saudi (WAS). Inilah,
yang menyebabkan terkadang Pihak Travel kesulitan untuk memenuhi Semua Jamaah
Wanita agar dapat masuk ke dalam Raudhah, meski sudah mendaftarkannya secara
online via Aplikasi Nusuk. Walhasil Istri Sy, dan Beberapa Orang Lainnya
sempat terpisah dari Rombongan Jamaah Perempuan dan harus mengulang di Ke
Esokan Harinya.
Memasuki Raudhah memang cuku sulit. Dari Medannya, yang dipenuhi
oleh Lautan Manusia rasanya sulit untuk mendaftarkannya secara Individu tanpa
melalui Agen Travel. Beberapa Jamaah Asal Malaysia, yang Kami temui
memang mendaftarkannya via Aplikasi Nusuk secara Personal tanpa melalui
Agen Travel. Meski sudah dilakukan Persiapan secara baik (Well Prepared),
tetap saja tidak tembus saat dilakukan Pemeriksaan oleh Para Askar. Terlebih di
Jadwal memang nampak penuh, yang ditandai dengan Warna Merah. Entahlah
jika itu dilakukan Seminggu Sebelumnya mendaftarkan Via Aplikasi Nusuk.
Sebagai Informasi Tambahan,
Aplikasi Nusuk : Sebuah Platform Aplikasi, yang
memberikan Kemudahan Para Wisatawan Dunia, khususnya Para Jamaah Umroh & Haji baik
secara Individu maupun melalui Agent Travel untuk dapat mengajukan Visa
Elektronik, Ziarah (Termasuk Raudhah), Tempat Wisata, Pemesanan
Hotel, dan Penerbangan saat berada di Arab Saudi (Khususnya Makkah,
dan Madinah). Meski dapat dilakukan secara Personal, namun ada Beberapa
Tempat, yang harus didaftarkan melalui Agen Travel Umroh & Haji,
seperti saat di Raudhah.
Ya !
Saat Saya, dan Kakak berhasil memasuki Raudhah, Saya berusaha untuk menyemangati Istri agar selalu berdoa, dan jika di Ke Esokan Harinya, ternyata tidak dapat memasuki Raudhah, ya jangan terlalu sedih & kecewa, mengingat Kondisi Medannya, yang cukup sulit, dan memang dipadati oleh Para Jamaah dari Seluruh Dunia.
Sedih & Kecewa boleh, tapi jangan terlalu. Kondisi Fisik Kami, yang sudah tak muda lagi juga menjadi Alasannya. Berpasrah, dan berdoa meminta jalan agar di Ke Esokan Hari dapat masuk ke Raudhah menjadi Jalan Terbaik.
Alhamdulillah
Wa Syukurillah, Istri Sy dapat memasuki Raudhah di Ke Esokan
Pagi Harinya, dan setelah itu, tepat Pukul 14.00/ 2 Siang Waktu Arab Saudi
(WAS) selepas Shalat Dzuhur, Kami langsung bergegas ke Makkah untuk menunaikan
Ibadah Umroh.
Saat di Raudhah, yang paling terbaik
adalah berdoa !
SebagaiTips :
Saat Kamu shalat di Raudhah, Perbanyaklah Doa saat sujud.
Jadi Sujudnya dilamakan sambil meminta Pengampunan ke Allah SWT.
Sebab apabila selesai Shalat, Kamu berdoa, dijamin cepat diusir oleh Para
Tentara Arab (Askar), karena memang antriannya yang sangat Panjang. Jadi
berdoanya ketika sedang Shalat terutama saat sujud, yang lama. Tempat Shalatnya
di antara Rumah, dan depan Mimbar Dakwah Nabi Muhammad SAW.
Alamat :
Al Haram, Madinah 42311, Arab Saudi
City Tour Madinah
It’s Time For City Tour !
Ini Waktunya untuk Tour Dalam Kota …
Meski Kami lebih memilih (prefer) untuk
mendahulukan Kegiatan Ibadah baik saat di Masjid Nabawi - Madinah maupun
Masjidil Haram - Makkah, namun Kami masih dapat melakukan City Tour Tipis -
Tipis untuk sekedar jalan - jalan & berwisata religi demi melihat Bukti Kebesaran
Allah SWT atas apa yang telah diciptakanNya. Di Sela Perjalanan, Kami juga sedikit
banyak mengetahui lewat Muthawif, yang memandu Rombongan Kami, Ustadz
Ben Ally & Sidki Maulana tentang Perjalanan Wisata ini saat
mengunjungi ke Beberapa Tempat Bersejarah baik di Madinah maupun Makkah.
Lalu bagaimana Kami harus membagi Waktunya di saat Kami lebih mendahulukan untuk melakukan Kegiatan Ibadah dibandingkan ikut City Tour secara lengkap ?
Ya !
Kami mencoba memilah City Tour mana saja, yang dapat Kami ikuti maupun tidak. Jika itu menggunakan Bis dibandingakan Transportasi Kaki, alias berjalaan Kaki, he .. he .. he .. Pastinya Kami lebih memilih menggunakan Bis. Sebab Waktu yang hanya 9 Hari rasanya akan terasa berat jika Program City Tour itu dilakukan secara menyeluruh baik di Madinah maupun Makkah, baik menggunakan Bis maupun berjalan kaki.
Sebab Menurut Hemat Kami, yang lebih baik adalah menjalankan Ibadah Umroh, dan Shalat Wajib Berjamaah maupun Sunah di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Kegiatan Ibadah Umroh juga merupakan Ibadah Fisik, yang mana banyak dilakukan dengan berjalan Kaki serta Puncaknya saat melakukan Serangkaian Rukun Ibadah Umroh di Makkah baik Tawaf maupun Sa’i.
Terlebih Kami juga melakukan Badal Umroh untuk mengUmrohkan Almarhumah Mbah dan Almarhum Bapak. Jadi Kegiatan City Tour ini memang harus lebih selektif. Insya Allah jika diberi kesempatan lagi untuk balik ke Tanah Suci dalam rangka Haji maupun Umroh Kembali, Kami akan coba mengunjungi Tempat - Tempat, yang belum sempat Kami kunjungi sebelumnya lewat Program City Tour.
Sebab rasanya, Jika diberi Kesempatan baik
Kelapangan Rezeki maupun Kesehatan, Kita sebagai “Human” perlu meRecharge kembali dengan melakukan Perjalanan Religi baik Umroh maupun Haji. Jiwa - Jiwa, yang terkadang Kosong, terkontaminasi dari
Permasalahan Keduniawian, yang begitu fanah rasanya memang perlu diRecharge kembali. Untuk dapat sekedar Berdoa, dan
Mendekatkan Diri agar Lebih Dekat lagi kepada Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta
sekaligus Penyayang Hambanya.
Dan Kami cukup merasakan Suasana (Atmosphere)
Itu. Vibes untuk menjadi Orang, yang lebih baik lagi, benar - benar Kami
temui saat melakukan Ibadah Umroh di Tanah Suci. Harapan Kami, sepulangnya dari
Ibadah Umroh, Kami juga dapat menjadi Pribadi, yang dapat berproses lebih baik
dari sebelumnya “To Be A Better Person”, dan diterima dengan dengan sepenuhnya
oleh Allah SWT menjadi “Umroh yang Mabrur” !
Untuk itulah, Kami mengunjungi Masjid Quba, Jabal Uhud, Kebun Kurma serta tak lupa melewati Masjid Kiblatain, Khandak, dan kembali ke Hotel tepat di Hari Jum’at, Tanggal 17 November 2023. Jadi Perjalanan City Tour, yang menggunakan Bis di Ketiga Tempat Itu harus sudah selesai Sebelum Shalat Jum’at Jam 12.20 Waktu Arab Saudi (WAS)
Masjid Quba menjadi Destinasi City Tour Pertama Kali Kami saat di Madinah. Masjid Pertama, yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada Tahun 1 Hijriyah atau sekitar Abad ke 7/ 622 Masehi di Quba. Quba sendiri merupakan Daerah sekitar 5 km di Sebelah Tenggara Kota Madinah.
Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa berdasarkan QS. At - Taubah : 108. Jadi walaupun pahalanya tidak setara saat Kami shalat di Masjid Nabawi, yang berpahala 1000 kali lipat atau saat di Masjidil Haram, yang berpahala 100.000 kali lipat, akan tetapi menurut Ustaz Turmuzi saat memberikan Informasi kepada Para Jamaah Umroh NRA Tour and Travel di Hari Senin (9/10/23), menyatakan :
"Barangsiapa yang datang ke Masjid Quba kemudian sudah berwudhu di rumah lalu melakukan salat sunnah 2 rakaat
pahalanya seperti melakukan Ibadah Umroh,"
Hal ini juga diperkuat di dalam Al Qur'an surah At - Taubah ayat 108 :
لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ
عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ
رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Arab - Latin: Lā taqum fīhi abadā, lamasjidun
ussisa 'alat-taqwā min awwali yaumin aḥaqqu an taqụma fīh, fīhi rijāluy
yuḥibbụna ay yataṭahharụ, wallāhu yuḥibbul-muṭṭahhirīn
Artinya: Janganlah kamu bersembahyang dalam Masjid
itu selama - lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar
takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat
di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan
diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Link :
https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6981853/salat-di-masjid-quba-pahalanya-setara-umrah#
Menurut Sejarahnya
:
Pembangunan Masjid Quba awalnya diusulkan oleh
Ammar bin Yasir. Ia merupakan anak muda yang orang tuanya disiksa oleh
Abu Jahal karena mempertahankan aqidah. Dia salah satu pemuda beriman, dan bertakwa.
Ammar bin Yasir berkata," Ya Rasulullah
bagaimana kalau kita membangun masjid di sini ? Lalu Rasulullah setuju dan
dengan para sahabat mulai membangun Masjid Quba.
Dari pohon kurma atapnya dari dahan kurma.
Lantainya hanya pasir. Ini Masjid Quba yang dibangun pertama kali.
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun Menara Masjid ini. Sekarang renovasi masjid ini ditangani oleh Keluarga Saud. Mengutip buku berjudul Sejarah Madinah Al - Munawarah yang ditulis Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani, Masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada Masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta riyal yang membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah.
Meskipun
sangat sederhana, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk
daripada masjid - masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang
sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat - syarat yang perlu untuk pendirian Masjid.
Masjid ini sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di
sekelilingnya.
Di sebelah utara dibuat serambi untuk Tempat Sembahyang
yang bertiang pohon Kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma,
bercampurkan tanah liat. Di tengah - tengah ruang terbuka dalam Masjid yang
kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air
sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan
leluasa.
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu
itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu
besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu
diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya
sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Di seberang ruang utama masjid, terdapat
ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.
Saat akan memasuki bagian dalam Masjid, sebaiknya
memperhatikan Petunjuk di dinding luar masjid. Itu adalah penunjuk pintu masuk
yang dikhususkan bagi Jamaah Laki - laki atau Perempuan. Akan terpampang pada Sebuah
Plakat yang ditempelkan ke dinding pintu masuk untuk Jamaah Laki - Laki maupun Perempuan.
Menariknya
Banyak Penjual, yang notabenenya Anak Kecil menyajikan Barang Dagangannya.
Biasanya Mereka menjual Parfum Arab Non Alkohol dengan Mini Size. Coba
berbagilah di sana, jika memang diberi kelapangan Rezeki. Berlombalah dalam mencari
Pahala di sana !
Megahnya Masjid Quba juga tampak diperindah dengan
Puluhan bahkan Ratusan Burung Merpati, yang terbang di Sekitaran
Plataran Masjid ini. Dan tentunya Kami tak akan melupakan Moment
Ini.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Quba
Alamat :
3493 Al Hijrah Rd, Al Khatim, Madinah 42318, Arab Saudi
Jabal Uhud menjadi Destinasi City
Tour Kedua Kami saat berada di Kota Madinah. Letaknya tidak begitu
jauh saat dari Masjid Quba. Sedangkan dari Kota Madinah, Jabal Uhud berada
sekitar 5 Km sebelah utara Kota Madinah.
Menurut Wikipedia :
Jabal Uhud (Arab: جبل أحد) adalah : sebuah
gunung di utara Madinah dengan ketinggian sekitar 1077 meter. Gunung ini adalah
lokasi pertempuran kedua antara Rasulullah SAW bersama Para Sahabat dengan Pasukan
Kafir Quraisy Makkah.
Pertempuran Uhud terjadi pada tahun ke 2
hijriyah, kaum muslimin yang berjumlah 700 pasukan dari Madinah yang dipimpin
oleh Nabi Muhammad SAW, tempat di barat laut Jazirah Arab, dengan
kaum kafir yang berjumlah 3000 pasukan yang di pimpin oleh Abu Sufyan.
Dalam perang Uhud ini Kaum Muslimin mengalami
kekalahan dan pasukan kafir Quraisy memenangkan pertempuran ini.
Gunung Uhud terbentuk dari batu granit warna merah
memanjang dari tenggara ke barat laut dengan panjang tujuh kilometer dan lebar
hampir tiga kilometer. Gunung ini menjadi Gunung terbesar dan tertinggi (1050
meter) di Madinah. Di kaki gunung bagian selatan terdapat pemakaman Para Syuhada,
salah satunya adalah Hamzah Bin Abdul - Muththalib, Paman dan Saudara
Sepersusuan Nabi Muhammad SAW.
Link
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Uhud
Hampir sama
dengan Masjid Quba, ketika itu berhawa sejuk, meski cuaca cukup panas. Saat Kami
berada di Jabal Uhud pun demikian. Kami merasakan Suasana (Atmosphere) itu.
Dari Plataran Parkir Jabal Uhud, Ratusan Burung Merpati pun berterbangan
seolah menjadi Pertanda Alam menyambut Kita sebagai Tamu Allah SWT, yang
dirindukan. Kami merasakan suasana sejuk, dan nyaman walaupun sekali lagi
cuacanya pun tetap panas namun tidak menimbulkan keringat. Hal ini sangat
berbeda dengan Indonesia, yang cuaca sehabis hujan pun terkadang sumuk,
dan berkeringat.
Dari Plataran Parkir dengan Latar Belakang
(Background) Gunung Uhud, tak ragu Kami mengabadikan Moment Kebersamaan
Ini.
Alamat :
Madinah, Arab Saudi
At Kebun Kurma
Setelah Kami
mengunjungi Jabal Uhud, yang menjadi Tempat Pertempuran antara Kaum Muslim
Beriman Madinah, yang dipimpin oleh Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW dengan
Kaum Kafir Quraisy, yang dipimpin oleh Abu Sufyan dalam Suatu Peperangan, yang
dikenal sebagai Perang Uhud, kini Kami menuju Kebun Kurma.
Kebun Kurma, yang Kami kunjungi jika tidak
salah bernama Aryaf Taibah, Lokasinya
berdekatan dengan Al - Noor Mall, Salah Satu Pusat Perbelanjaan, yang
mengusung Konsep Minimalis Modern, dan agak jauh dari Pusat Masjid Nabawi.
Di Kebun Kurma Ini juga terdapat Pasar Kurma
(Dates Market), yang menjual Aneka Jenis Kurma, mulai dari Kurma Termurah
hingga Termahal, seperti : Ajwa, Mejdool maupun Ameber, yang dibandrol sekitar
380 rb/ Kg nya. Bahkan Kurma Kesukaan Nabi Muhammad SAW, Ajwa
merupakan Hasil Produksi Kurma Terbesar bagi Kota Madinah sehingga sering
mendapat julukan Dataran Ajwa “Land Of Ajwa” bagi Kota Madinah.
Sebuah Klaim yang layak
bagi buah berjuluk “Kurma Nabi” itu. Kurma berwarna hitam tersebut merupakan
salah satu makanan kesukaan Rasulullah Muhammad SAW. Kurma Ajwa pertama kali
ditanam oleh Rasulullah di sebelah Masjid Quba, Madinah.
Nama Ajwa diambil dari nama anak Salman Al Farisi, seorang sahabat yang mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuangan Islam. Untuk mengenang jasa - jasanya, Rasulullah menamakan kurma yang dimakannya saat berbuka puasa dengan nama Ajwa.
Dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda
“Barang siapa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari, maka hari itu Ia tidak akan terkena racun maupun sihir” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Keutamaan Kurma
Ajwa itulah yang membuat buah ini menjadi salah satu oleh - oleh wajib bagi
Para Jamaah Haji & Umroh asal Indonesia khususnya saat berada
di Madinah. Meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis kurma
lainnya, tetapi Ajwa tetap menjadi buruan.
Link :
https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/pariwisata/pr-135099271/melihat-lebih-dekat-kebun-kurma-ajwa-di-madinah-makanan-kesukaan-nabi-muhammad-saw?page=all
Kebun Kurma memang Banyak dijumpai di Kota Madinah. Bahkan Kebun Kurma ini jarang atau mungkin tidak Kami temui di Kota Makkah. Iklim Kota Madinah, yang jauh lebih sejuk dibandingkan dengan Kota Makkah membuat Tanaman Kurma dapat berkembang dengan baik. Selain di Madinah, Perkebunan Kurma juga banyak terdapat di Kota Thaif maupun Provinsi Qassim, yang juga berhawa sejuk.
Itulah mengapa saat menjalankan Ibadah
Umroh maupun Haji, Kebanyakan Para Jamaah juga dijadwalkan untuk mengunjungi
Perkebunan Kurma di Madinah. Selain memang Madinah sebagai Dataran Ajwa,
Kurma, yang bernilai tinggi, dan menjadi Salah Satu Kurma Favorit bagi Baginda
Rasul.
Dalam Sejarahnya Perkebunan Kurma di Madinah telah ada bahkan jauh sebelum Nabi Muhmmad SAW hijrah ke Kota Ini. Saat Baginda Rasul membangun Masjid Quba - Masjid Pertama, dan Tertua, yang dibangun oleh Baginda Rasul, Lokasinya juga berada diatas Kebun Kurma seluas 1.200 m2
Melihat Kebun
Kurma Aryaf Taibah, Kami merasakan Suasana (Atmosphere)
berbeda. Nuansa Khas Arabian sangat terasa saat Kami duduk santai selepas
berbelanja Kurma.
Namun dilain Tempat juga terdapat Bakso,
Salah Satu Kuliner Indonesia, yang dijual di sini. Harapannya agar dapat
mengobati Rasa Rindu Para Jamaah akan Beberapa Kuliner Indonesia. Selepas
meninggalkan Tanah Air hingga berhari - hari ke depannya … Pastinya Mereka Rindu & Cinta 1/2 Mati dengan Masakan Indonesia.
Alamat :
4193 Saad bin Sawada Al - Amiri, Al-Ayoun, Madinah 42331 8338, Arab Saudi
Dalam
Perjalanan kembali ke Hotel selepas mengunjungi Kebun Kurma Aryaf Taibah,
Kami melewati Masjid Kiblatain dan Khandaq. Kedua Tempat ini,
memang tidak Kami datangi, mengingat ketika itu juga bertepatan dengan Shalat
Jum’at, jadi Kami harus mempersiapkannya. 1 Jam Sebelumnya, Rombongan Kami di
Bis 26 harus sudah sampai di Hotel, di mana Jadwal Shalat Jum’at di Madinah
berada di Pukul 12. 35 Waktu Arab Saudi (WAS), ketika itu.
Kami melewati :
1. Masjid Kiblatain/ Qiblatain :
(Artinya: Masjid
Dua Kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di Madinah. Masjid ini
mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini
dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus
Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di
atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.
Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah Baitul Maqdis (nama lain Masjid Al-Aqsa) di Yerusalem/Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Makkah.
Peristiwa
itu terjadi pada tahun ke - 2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di
Masjid Bani Salamah (Qiblatain) ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat
dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah
wahyu surat Al Baqarah ayat 144, yang artinya:
“Sungguh Kami (sering) melihat
mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang - orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi
Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa
berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali - kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”
Setelah turunnya ayat tersebut di atas, berkata Seseorang dari Bani Salamah, "Ketahuilah, sesungguhnya kiblat telah diganti," maka Mereka berpaling sebagaimana mereka menghadap kiblat, dan kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.
Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali
pemugaran. Pada Tahun 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd
melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru, tetapi tidak
menghilangkan ciri khas masjid tersebut.
Kini bangunan Masjid Qiblatain memang memiliki
dua arah mihrab yang menonjol (Arah Makkah dan Palestina), yang
umumnya digunakan oleh Imam Salat. Setelah direnovasi oleh Pemerintah Arab
Saudi, dengan hanya memfokuskan Satu Mihrab yang menghadap Ka’bah di Makkah
dan meminimalisir Mihrab yang menghadap ke Yerusalem, Palestina.
Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan
dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar.
Kubah Utama yang
Menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu dan
dijadikan sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang
menunjukkan transisi perpindahan arah. Di bawahnya terdapat replika mihrab tua
yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerusalem, bernuansa tradisional.
Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya pada tahun 893 H atau
1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa
dikunjungi Jamaah Haji dan Umroh dari seluruh dunia.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Qiblatain#:~:text=Masjid%20Qiblatain%20(artinya%3A%20masjid%20dua,atas%20bekas%20rumah%20Bani%20Salamah.
2. Masjid Khandak/ Khandaq :
Masjid - Masjid yang Tujuh (Arab: المساجد السبعة Al-Masajid As-Sab'ah) atau Sab'u Masajid merupakan salah satu kompleks bersejarah yang dikunjungi oleh para wisatawan Kota Madinah. Masjid ini merupakan gabungan dari tujuh masjid kecil, yang sebenarnya hanya enam masjid ditambah dengan Masjid Qiblatain yang dikunjungi dalam waktu yang bersamaan sehingga disebut dengan Masjid Tujuh. Tidak ada perintah dari Nabi ﷺ maupun dalil syari'at yang menunjukan atas keutamaan mengunjungi masjid - masjid ini.
Masjid - masjid ini terletak di barat Gunung
Sala' yaitu merupakan Tempat terjadinya Pertempuran Khandaq. Sebuah
Peperangan antara Umat Muslim melawan Persekutuan Besar Kaum
Yahudi dan Quraisy, yang terjadi pada Tahun Kelima Hijriah atau 627
Masehi. Nama lain dari Perang Khandaq adalah Perang Ahzab.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Khandaq
https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/02/210000579/apa-sebab-terjadinya-perang-khandaq?page=all
Tak seperti saat Kami berpergian ke Negara Lain, Pada Perjalanan Kali ini, Kami memang memfokuskan untuk beribadah dibandingkan memilih untuk jalan - jalan, apalagi berbelanja.
Ya !
Perjalanan ke Luar Negeri kali ini, bukan
Perjalanan Wisata Biasa melainkan Perjalanan Religi. Di mana Beribadah menjadi
Tujuan Utama/ Fokus Kami.
Meski demikian di Sela Sepulang Beribadah, terkadang Kami jalan - jalan sebentar di Beberapa Pusat Perbelanjaan/ Pertokoan baik di Madinah maupun Makkah. Sekedar cuci mata ataupun membeli Keperluan selama Kami di Tanah Suci.
Biasanya Kami menuju ke Mall di Sekitaran Hotel. Maklum Hotel Tempat Kami menginap memang terletak tidak jauh dari Pusat Ibadah baik di Masjid Nabawi Madinah maupun Masjidil Haram Makkah. Lokasinya juga memang dekat dengan Pusat Perbelanjaan (Mall) maupun Kawasan Pertokoan. Bahkan Hotel Kami menginap baik di MovenPick Madinah maupun Makkah Hotel & Tower a.k.a Hilton Hotel juga menyatu dengan Sebuah Pusat Perbelajaan (Mall), yaitu : Anwar Al Madinah Mall dan Hilton Tower Shopping Centre, yang Lokasinya juga tidak jauh dan menyatu dengan Abraj Al Bait Mall - Makkah Zam - Zam Tower Complex.
At Anwar Al Madinah Mall
Lokasinya menyatu dengan Hotel Tempat Kami menginap Anwar Al Madinah MovenPick Hotel. Namun Kami tidak mengetahui apakah Mall dan Hotel ini juga dipunyai oleh Satu Pemilik (Owner), yang sama ? Namun yang jelas Hotelnya dikelolah oleh Accor Group. Sebuah Group Hotel, yang mengelolah Jaringan Hotel Waralaba sekitar 3.700 Hotel di 5 Benua dengan berbagai merek dagang mulai dari Tingkatan Budget dan Penginapan Ekonomis hingga Akomodasi Mewah di Beberapa Tempat Eksotis Belahan Dunia.
Di mana MovenPick Hotel berada di Kelas Premium Hotel bersama Mantis, Grand Mercure, Angsana, Pullman, Swissotel dengan Standar ***** .
Melihat Pusat
Perbelanjaan (Mall) Anwar Al Madinah, Kamu jangan
membayangkan saat berbelanja di Mall Terkenal, yang ada di Jakarta maupun Kota Besar Indonesia Lainnya. Meski Mall ini menyatu dengan Hotel MovenPick, yang cukup
terkenal sebagai Hotel ***** , dan juga
berada di Jantungnya Pusat Ibadah Masjid Nabawi - Madinah, namun Anwar Al
Madinah jauh dari Kesan Modern, bahkan bisa dibilang layaknya Mall
Tahun 80 - 90 an. Saya jadi membayangkan berjalan di Melawai Plaza/ RatuPlaza hingga Era Akhir 90 an. Btw Kedua Mall itu masih beroperasi
nggak ya ?
Mungkin maksud Bangunannya menyesuaikan dengan
Kultur Arab, yang terkesan Klasik. Terlebih Gedung Di Sekitar Masjid
Nabawi memang terlihat, dan mempunyai ketinggian, yang sama. Merek (Brand)
Internasional seperti : Uniqlo, Ralph Lauren - Polo, H&M, yang biasa Kita
jumpai di Mall Indonesia jangan harap Kamu akan jumpai di sini. Bisa dibilang
Kehadiran Merek (Brand) Internasional di Anwar Al Madinah Mall jarang. Tidak
seperti Pusat Perbelanjaan (Mall) di Makkah, Mall di Madinah lebih dipenuhi
oleh Toko Pakaian dengan Merek Lokal, yang biasanya menjual Pakaian
Muslim semacam Gamis dan Perlengkapannya, hingga Sajadah.
Itu, yang Banyak Kami jumpai di Mall Madinah.
Penyewa (Tenant) Bin Dawood semacam Super Store, yang meliputi Supermarket, Departement Store, hingga Perlengkapan Rumah Tangga, Alat Elektronik dan Mainan, menjadi yang terbesar. Super Store ini tersebar hampir di Seluruh Arab Saudi, seperti : Makkah, Madinah, Jeddah, Taif, hingga Khamis Mushayt.
Toko BinDawood pertama dibuka di Makkah, Arab Saudi pada tahun 1984. Pada Agustus 2020, BinDawood mengoperasikan 27 hipermarket dan supermarket di Kerajaan di kota - kota besar seperti Makkah dan Madinah.
Link :
https://en.wikipedia.org/wiki/BinDawood_Stores#cite_note-3
Ajwa Cookies
Sebagai Informasi (For Your Information -
FYI), Arab Saudi bisa dibilang terkenal akan Buah”an yang cukup menyegarkan
(Fresh) dan baik secara kualitas dengan Harga yang lebih murah dibandingkan
saat di Indonesia. Inilah yang menjadi Perburuan Kami berbelanja Buah terutama
yang dikeringkan (Dried) maupun Olahan Buah seperti
Juice juga menjadi Incaran Kami. Selain itu Coklat, Kue dan Biskuit juga
Harganya jauh lebih murah bila dibandingkan saat berbelanja di Supermarket
Indonesia. Namun jangan ditanya jika belanja Shampo, Sabun atau Bahan, yang
mengandung Kimia harganya bisa dua kali lipat di sana.
Dan Inilah yang menjadi Perburuaan Kami
untuk berbelanja Buah (Kurma, Anggur, Delima, Stroberi
maupun Peach), Olahan Buah (Juice), hingga Coklat.
Alamat :
Bada'ah, Madinah 42311, Arab Saudi
2. Tiba di Makkah
Setelah mengalami Proses, yang panjang demi memasuki Raudhah
hingga dua kali, di mana Istri harus mengulang kembali di KeEsokan Harinya disebabkan pada Hari
Pertama Ia gagal, finally tepat di Hari Minggu,
Tanggal 19 November 2023, Jam 2 Siang, selepas Shalat Dzuhur
di Pukul 12.35 Waktu Arab Saudi (WAS), Kami
meninggalkan Kota Madinah menuju Makkah untuk menunaikan Ibadah
Umroh.
Sebelumnya Muthawif Kami, Ustadz Ben
Ali telah memberikan Arahan tentang Larangan saat sudah memakai Pakaian
Ihram. Terlebih setelah Miqat, Batas Waktu/ Tempat dimulainya
Niat Ibadah Haji, dan Umroh. Adapun Tempat Pengambilan Niat Ibadah
Umroh saat itu adalah Masjid Bir Ali atau Masjid Miqat Dzul
Hulaifah, yang menjadi Tempat Miqat bagi Jamaah Umroh maupun Haji, yang
berasal dari Madinah atau melaluinya.
1 Jam sebelum Shalat Dzuhur, Kami
mempersiapkan segala seuatunya, bahkan jauh sebelum itu, tepatnya setelah
mengerjakan Shalat Subuh, Kami melakukan Shalat Safar/ Shalat Berpergian dengan
maksud agar Perjalanan Kami lancar. Bacaan Surat Al Kafirun setelah Surat Al
Fatihah di Rakaat Pertama, dan Surat Al Ikhlas setelah Surat Al Fatihah di
Rakaat Kedua, menajdi Hal Utama.
Sejam Sebelumnya, Kami telah mempersiapkannya mulai dari Niat Mandi Ihram, seperti : mandi dengan sabun, mencukur & merapikan jenggot rambut ketiak & kemaluan, memotong kuku, dan Shalat Sunah Ihram 2 Rakaat, yang termasuk Beberapa Sunah Ihram. Hanya saja Kami agak takut dengan Penggunaan Parfum, yang dapat mengenai Pakaian Ihram.
Oh iya sebagai Informasi Tambahan saat di Tanah Suci, Kami selalu memakai Parfum Arab, yang memang cirinya Bebas Alkohol. Harapannya agar Kita selalu dalam Keadaan Suci, dan terbebas dari Hal” Kotor. Takut saja menodai Kesucian dari Kota Madinah, dan Makkah sebagai Tanah Suci, yang dijamin oleh Allah SWT, meski dari Parfum BerAlkohol sekalipun.
*Penggunaan Parfum BerAlkohol memang dibolehkan untuk Shalat asal bukan dari Industri Khamar, yang
memabukan, dan Penggunaannya tidak boleh berlebihan.
Saat memakai Pakaian Ihram ada Beberapa Ketentuan & Larangan, yang harus diperhatikan :
1. Ketentuan memakai
Pakaian Ihram :
- Memakai dua helai kain yang tidak berjahit
- Saat melakukan Tawaf, membuka bahu kanan dan
menutup bahu kiri
- Disunahkan memakai kain berwarna putih
- Tidak boleh memakai baju, celana, dan sepatu
yang menutup tumit, serta tidak
boleh
memakai tutup kepala.
2.
Larangan memakai Pakaian Ihram :
A. Larangan Bagi Jamaah Laki
- Laki :
- Memakai pakaian biasa (seperti celana atau
baju)
- Memakai kaus kaki atau sepatu yang menutupi
mata kaki dan tumit
- Menutup kepala dengan topi, peci, dan sorban
B. Larangan Bagi Jamaah Perempuan
:
- Menutup kedua telapak tangan dengan kaus
tangan
- Menutup muka dengan cadar
C. Larangan
saat berihram yang berlaku bagi seluruh Jamaah, baik Laki - Laki maupun
Perempuan :
- Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai
di badan sebelum niat
haji/umrah
- Memotong kuku dan mencukur atau mencabut
rambut dan bulu badan
- Memburu dan menganiaya/membunuh binatang
dengan cara apa pun, kecuali
binatang
yang membahayakan Mereka
- Memakan hasil buruan
- Memotong kayu - kayuan dan mencabut rumput
- Menikah, menikahkan atau meminang perempuan
untuk dinikahi
- Bersetubuh dan perilaku yang mendatangkan
syahwat
- Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata - kata
kotor
- Melakukan kejahatan dan maksiat
- Memakai pakaian yang dicelup dengan bahan pewangi
Link :
https://blog.principal.co.id/id/ini-yang-perlu-diketahui-tentang-pakaian-ihram
Karena Berpakaian Ihram merupakan Rukun Umroh
maupun Haji, yang apabila dilanggar akan menjadi tidak sahnya Pelaksanaan
Ibadah Haji maupun Umroh. Maka Para Jamaah, yang lupa maupun melanggar aturan
Berihram wajib membayar denda (dam), yaitu :
- Menyembelih Kambing saat setelah
melaksanan Ibadah Umroh di Makkah.
- Jika tidak mampu, maka orang tersebut harus
bersedekah ke orang miskin
(memberi
makan) atau berpuasa 3 hari di saat haji dan 7 hari di Negaranya.
Miqat At Masjid Bir Ali
Tepat di
Hari Minggu, Tanggal 19 November 2023, Jam 2 Siang, Kami meninggalkan Kota
Madinah menuju Kota Makkah untuk menunaikan Ibadah Umroh. Tapi sebelumnya Kami
melakukan Miqat, yang mana Tempat Pelaksanaan Niat untuk menjalankan
Ibadah Umroh itu berada di Masjid Bir Ali.
Miqat sendiri
mempunyai pengertian :
Miqat (Arab: ميقات,
romanized: mīqāt, lit. 'tempat yang sudah ditetapkan') adalah batas waktu
dan tempat bagi dimulainya Niat ibadah haji dan umrah (batas-batas yang
telah ditetapkan). Apabila melintasi miqat, seseorang yang akan memulai ibadah
haji dan umrah perlu mengenakan kain ihram dan berniat untuk melakukan ibadah haji,
dan umrah.
Miqat yang
dilaksanakan berdasarkan waktu disebut Miqat Zamani, sedangkan Miqat
yang dilaksanakan berdasarkan tempat disebut Miqat Makani.
Miqat Zamani
Miqat Zamani (ميقات ﺯﻣﺎﻧﻲ) - batas
waktu dan tempat yang ditentukan berdasarkan waktu:
- Bagi Haji, miqat bermula pada bulan
Syawal sampai terbit fajar tanggal 10
Zulhijah.
- Bagi Umroh, miqat zamani bermula pada
sepanjang tahun pada waktu umrah
dapat
dilakukan.
Miqat Makani
Miqat Makani (ميقات مكاني) adalah
tempat dimulainya Ibadah Haji dan Umrah yang telah ditetapkan dalam syariat. Di
tempat ini seorang muslim pria hanya mengenakan pakaian ihram yang berupa dua
helai kain putih yang merupakan simbol telah ditinggalkannya segala kenikmatan
dunia. Terdapat Lima Miqat Makani di dunia.
Nama |
Lokasi |
Jarak
dari Makkah |
Ditetapkan
oleh |
Untuk
jamaah dari |
Qarnul
-Manazil |
As-Sail
al-Kabir |
82
kilometer (51 mi) timur laut |
Muhammad |
Najd |
Yalamlam |
Dekat
Asy-Syafa |
105
kilometer (65 mi) tenggara |
Yaman |
|
Dzat
Irq |
Dekat
As-Sayl al-Kabir |
110
kilometer (68 mi) timur laut |
Umar |
|
Al -
Juhfah |
Rabigh |
179
kilometer (111 mi) barat laut |
Muhammad |
Syam |
Dzul
-Hulaifah |
Masjid
asy-Syajarah |
424
kilometer (263 mi) utara |
Madinah |
1)
Masjid Hudaibiyah
2)
Masjid Tan’im (Masjid Aisyah)
3)
Masjid Ja’ronah
Bahkan bagi Jamaah Haji, yang mendarat di Jeddah, dan
langsung melakukan Ibadah Umroh, dan Haji dibolehkan untuk Tempat Pengambilan
Niat (Miqat) di :
* Asrama Haji Embarkasi Tanah Air,
* Dalam Pesawat ketika melintas sebelum/sejajar dengan Yamlam atau
Qarnul
Manazil
* Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Miqat
https://www.detik.com/hikmah/panduan-haji-dan-umrah/d-6780410/miqat
Karena Kami mendarat di Madinah, yang mana Kami mengerjakan Ibadah Sunah terlebih dahulu sebelum mengerjakan Ibadah Umroh di Makkah, maka Tempat
Pengambilan Niat Ibadah Umrohnya berada di Masjid Bir Ali atau Masjid
Miqat Dzul Hulaifah.
Menurut Wikipedia :