indonesaEnglish


Rabu, 02 Maret 2016

Megah dan Indahnya, 9 Jembatan Jalan Raya Terbaik Indonesia ini !

Rabu, 02 Maret 2016

Jembatan Suramadu Malam Hari Via http://nettik.net
CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

Jembatan Barelang Malam Hari 

Megah dan Indahnya, 9 Jembatan Jalan Raya Terbaik Versi 
The Colour Of Indonesia ...
Pembangunan di Tanah Air Indonesia, lambat laun telah menunjukkan kemajuan. Bukan  hanya Jakarta yang merupakan Ibukota Negara dan menjadi salah satu Pusat Bisnis Tersibuk di Asia, tetapi beberapa Kota lainnya, kian mengikuti geliat Ibukota Negara ini untuk menjadi Kota dengan status baru sebagai Kota Metropolitan bahkan Megapolitan.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Kota Besar maupun Kota dengan Kategori Menengah yang berlomba untuk meningkatkan fasilitas penunjang mereka. Salah satunya adalah Jembatan Jalan Raya sebagai sarana utama yang dapat menghubungkan daerah satu dengan lainnya. Terlebih jika daerah tersebut merupakan daerah yang terpisah oleh sungai bahkan lautan. Untuk itu, kami coba menghimpun informasi mengenai Pembangunan Jembatan Jalan Raya Terbaik di Indonesia yang pastinya dapat memberikan nilai postif sebagai sarana penghubung antar daerah dan beberapa dampak postif lainnya, terutama sebagai Potensi Wisata Indonesia.

Berikut Kami Hadirkan
Megah dan Indahnya, 9 Jembatan Jalan Raya Terbaik Versi 


Jembatan Barito Malam Hari Via www.fotografer.net

Pengertian Jembatan
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan. Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. 

Sejarah Jembatan Di Indonesia


Jembatan Inggris atau Kota Intan - Batavia, Jakarta
Perkembangan Jembatan di Indonesia, pertama kali, dimulai dengan pembangunan Jembatan Javasche Bank pada tahun 1628 di Batavia (Jakarta), jembatan ini bertujuan untuk kebutuhan orang-orang yang bermaksud ke rumah sakit (hospitaalsbrug), namun sebenarnya ini bukan Jembatan Tertua yang dibangun di Batavia. Yang tertua adalah Jembatan Inggris, yang sekarang disebut Jembatan Kota Intan, yang ketika tentara Mataram menyerang Betawi pada tahun 1628, jembatan itu harus dihancurkan. Baru pada tahun 1655 dibangun jembatan baru melintasi terusan kanal yang bernama Amsterdamsche-gracht. Itulah jembatan yang disebut Hoenderpasarbrug.

Jembatan Merah - Surabaya
Pada tahun 1760 dibangun Jembatan Kambing yang terletak di Pekojan, Daerah Tubagus Angke, dan masih di Batavia yang memang terkenal sebagai Kota dan Pusat VOC. Disebut dengan Jembatan Kambing karena, besarnya jumlah komunitas keturunan Arab ini menyebabkan banyak pula pedagang kambing yang mangkal di tepi Kali Angke itu. Dan para pedagang kambing ini sebagian besar juga keturunan Arab. Para pedagang ini menyatakan mereka ini hanya meneruskan usaha dagang yang dilakukan oleh ayah, kakek, bahkan buyut mereka. Jembatan Kambing ini berhadapan dengan Masjid An-Nawir.

Pembangunan Jembatan kian berlangsung di beberapa kota besar Hindia Belanda (Indonesia), selain Batavia. Seperti Surabaya (Jembatan Merah), dan Semarang (Jembatan  Berok), pada abad 19-20.

Jembatan Ampera Tempo Dulu - Palembang
Pada tahun 1965, Indonesia mempunyai Jembatan Megah, yang dapat menghubungkan daerah satu dengan lainnya, yang terbelah oleh Sungai Musi. Jembatan ini bernama Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat. Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan.

Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Sesuai dengan Nama Pahlawan yang gugur (Arif Rahman Hakim). Pernah ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.

Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_jembatan_di_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Ampera


Megah dan Indahnya, 9 Jembatan Jalan Raya Terbaik Versi 

1. Jembatan AMPERA– Palembang, Sumatera Selatan



Selain sebagai Jembatan Tertua yang dibangun oleh Pemerintahan Indonesia. Kemegahan Jembatan ini dapat dilihat saat kita melintasi Jembatan yang membelah sungai Musi ini.

Pada awalnya, bagian tengah dan bagian belakang dan bagian depan badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat di bawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.

Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya. Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.

Jembatan yang diresmikan pada Tahun 1965, sampai saat ini, masih menjadi salah satu ikon favorit dari Kota Palembang. Keindahan Jembatan ini, bisa dilihat di kala malam hari dengan tata lampu yang menyemarakan suasana Kota Palembang. Sentra Kuliner juga didirikan di bawah Jembatan maupun tepian Sungai Musi. Hal ini makin menegaskan Kota Palembang sebagai Salah Satu Kota dengan Konsep Water Front City Terbaik di Indonesia. Jembatan Ampera sebagai simbol yang menyertainya.


Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Ampera

2. Jembatan Suramadu – Surabaya Madura, Jawa Timur


Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur.

Pembuatan jembatan ini dilakukan dari dua sisi, baik sisi Bangkalan Madura maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.

Keindahan dan Kemegahan Jembatan yang juga menjadi salah satu Jembatan Terpanjang Di Asia ini adalah tata lampu di malam hari. Ketika Kamu melintasi Jembatan ini dari Bangkalan (Madura) menuju arah Surabaya, kamu akan melihat gemerlap Kota Surabaya dengan salah satu spot Waterfornt Citynya. Walaupun berkonsep Jembatan Tol, namun di masa mendatang Jembatan ini akan digratiskan bagi para Pengendara yang ingin melintasi Jembatan Suramadu ini.


Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Nasional_Suramadu 



















3. Jembatan Pasupati – Bandung, Jawa Barat


Jembatan Pasupati atau Jalan Layang Pasupati adalah sebuah jembatan Fly Over yang menghubungkan bagian utara dan timur Kota Bandung melewati lembah Cikapundung. Panjangnya 2,8 km dan lebarnya 30-60 m. Sebagian jalan itu dibangun di atas Jalan Pasteur, adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri kota Bandung.

Jalan Layang Pasupati juga menjadi salah satu ikon Kota Bandung. Oleh karena itu, pada malam hari bagian tengah Jembatan Pasupati diterangi lampu sorot warna-warni. Jalan layang ini membuat arus lalu lintas dari wilayah sekitar Jabodetabek ke Bandung menjadi lebih mudah. Di bawah Jembatan Pasupati terdapat taman yang bernama Taman Pasupati.

Nama Jembatan Pasupati ini pengganti dari nama sebelumnya Paspati yang dalam artian Sunda “pas mati”. Pasupati merupakan singkatan dari Jalan Pasteur dan Jalan Surapati. Jalan layang Pasupati secara historis sudah terancang dalam BluePrint oleh arsitek Ir. Karsten. Arsitek wilayah ini pada tahun 1920-an sudah menyimpan dasar rancangan kota Bandung. Sampai ke sepuluh tahun selanjutnya, dari tahun 1931, rancangan itu masih tetap jadi obsesi sebagaimana program Autostrada yang menghubungkan missing link Jalan Pasteur (Pasteurweg) dan Jalan Ir. H. Djuanda (Dagoweg). Pembangunan jembatan ini dibiayai melalu hibah dana dari pemerintah Kuwait. Setelah sempat beberapa tahun tidak terlaksana, akhirnya pada tanggal 26 Juni 2005 uji coba pertama sudah dilakukan.

Jembatan ini menjadi lebih menarik jika kamu melewatinya di malam hari. Bangunan gedung pencakar langit Bandung melengkapi Keindahan dan Kemegahan Jembatan ini sebagai Icon dari Kota Bandung. Terlebih jika kamu melihatnya dari arah lembang Dago Bandung. Jembatan ini makin kian menunjukkan kelasnya sebagai salah satu yang Terbaik Di Indonesia.



Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Pasupati

4. Jembatan Barelang – Batam, Kepulauan Riau



Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang, dan gaLANG) adalah nama jembatan yang menghubungkan beberapa pulau yaitu : Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Masyarakat setempat menyebutnya "Jembatan Barelang", namun ada juga yang menyebutnya "Jembatan Habibie", karena Mantan Presiden RI Ketiga, BJ. Habibie, yang memprakarsai pembangunan jembatan itu untuk menfasilitasi ketiga pulau tersebut yang dirancang untuk dikembangkan menjadi wilayah industri di Kepulauan Riau. Ketiga pulau itu sekarang termasuk Provinsi Kepulauan Riau.

Jembatan Barelang telah menjadi ikon Kota Batam, bahkan telah populer sebagai landmark-nya Pulau Batam. Apabila Kota Jakarta identik dengan Monas maka orang akan mengidentikan Kota Batam dengan Jembatan Barelang (Barelang Bridge).

Nama Jembatan Barelang yang di berikan oleh masyarakat setempat ternyata lebih popular ketimbang nama aslinya yaitu Jembatan Fisabilillah. Nama “Barelang” oleh masyarakat diambil dari beberapa nama pulau yang dihubungkan oleh jembatan tersebut; Batam, Rempang, dan Galang. Jembatan Barelang memiliki nama lain, Jembatan Habibie atau Jembatan satu.

Jembatan Barelang merupakan pilot project berteknologi tinggi yang melibatkan ratusan insinyur Indonesia tanpa campur tangan dari tenaga ahli luar negeri. Dibangun untuk memperluas wilayah kerja Otorita Batam (OB) sebagai regulator daerah industri Pulau Batam. Pembangun jembatan Trans Barelang telah menyedot anggaran Otorita Batam (OB) sebesar Rp 400 Miliar yang dibangun dalam masa enam tahun (1992 – 1998). Enam buah jembatan megah ini merupakan proyek vital sebagai penghubung jalur Trans Barelang yang membentang sepanjang 54 kilometer.

Jembatan yang menjadi Icon dari Kota Batam ini memang menyimpan keindahan, terutama Jembatan ini menghubungkan Beberapa Pulau di Kepulauan Riau. Sesekali kamu juga akan melihat Perahu maupun Kapal Ferry yang melintasi jembatan ini.


Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Barelang 

5. Jembatan Soekarno – Manado, Sulawesi Utara



Jembatan Soekarno - Manado merupakan salah satu jembatan yang menghubungkan Kawasan Boulevard Manado dengan wilayah Pelabuhan ASDP Manado. Membelah Kanal Pelabuhan Kota Manado, Jembatan ini menjadi Landmark baru bagi Kota Manado, selain PatungYesus, dan Kawasan Boulevard Manado.

Jembatan Soekarno diresmikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan “Puan Maharani”, yang merupakan Cucu dari Presiden Pertama RI Soekarno. Jembatan ini diresmikan pada tanggal 28 Mei 2015, yang mana pengerjaannya hampir 12 tahun, dan akhirnya selesai di tahun 2015.

Keindahan dan Kemegahan Jembatan Soekarno bisa terlihat dari background dengan Panorama Kota Manado beserta beberapa gedung pencakar langitnya. Terlebih lalu lintas kapal ferry yang masuk ke kanal, harus melintasi jembatan ini, sehingga memberi nuansa tersendiri bagi  Kota Ini sebagai salah satu kota dengan Konsep WaterFront City Terbaik di Indonesia.


Link :
http://industri.bisnis.com/read/20150528/45/438141/puan-saya-yang-resmikan-jembatan-soekarno-karena-ini-nama-kakek-saya 

6. Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah - Siak Sri Indrapura, Riau



Jembatan Siak yang berada di Ibu Kota Kabupaten Siak Provinsi Riau ini membentang indah di atas sungai Siak. “Sungai Pejantan” adalah julukan sungai ini di masa lampau. Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah Siak diresmikan penggunaan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Agustus 2007.

Jembatan yang didesain hingga usia lebih dari 100 tahun ini dibangun melalui sistem cable stayed, dengan konstruksi modern. Jembatan Siak dirancang sejak tahun 2001 oleh Tim Ahli dari ITB, memiliki panjang 1.196 meter, lebar 16,95 meter ditambah dua buah trotoar selebar 2,25 meter yang mengapit sisi kanan dan kiri jembatan. Ketinggian Jembatan Siak mencapai 23 meter di atas permukaan air Sungai Siak yang lebarnya mencapai sekitar 300 meter.

Di atas jembatan berdiri dua menara setinggi masing- masing 80 meter yang dilengkapi dengan dua buah lift untuk menuju puncak menara. Kedepan dua menara tersebut nantinya akan menjadi “Point Value” di sektor wisata karena akan dibangun lokasi kafe sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan panorama Kota Siak yang dilintasi sungai yang meliuk bak seekor naga.

Keindahan lainnya dari jembatan ini adalah Sungai Siak dengan Panorama Kota tepi sungai. Sesekali jika kamu berada di jembatan ini, Kamu dapat melihat Kapal Ferry yang melintasi Sungai Siak, sungai utama di kota ini.


Link:
http://wikimapia.org/20338050/id/Jembatan-Tengku-Agung-Sultanah-Latifah 


















7. Jembatan Barito – Banjarmasin, Kalimantan Selatan



Jembatan Barito adalah jembatan yang melintang di atas Sungai Barito, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Secara administratif, jembatan ini berada di wilayah Kabupaten Barito Kuala dan berjarak 15 km dari Kota Banjarmasin.

Jembatan ini memiliki panjang 1.082 meter yang melintasi Sungai Barito selebar 800 meter dan Pulau Bakut selebar 200 meter. Jembatan ini terdiri dari jembatan utama sepanjang 902 meter, dan jembatan pendekat 180 meter, dengan lebar 10,37 meter. Merupakan akses jalan Trans Kalimantan dari Banjarmasin menuju ke Palangkaraya dan sebaliknya. Ketinggian ruang bebas jembatan utama 15 - 18 meter, sehingga bisa digunakan untuk lalu lintas perairan seperti Kapal Tongkang.

Jembatan Barito sering disebut pula jembatan Pulau Bakut, sesuai nama delta (pulau kecil) yang ada di bawahnya atau jembatan pulau Bakut, sesuai nama daerah tepi barat sungai Barito (sungai Banjar).

Jembatan ini pertama kali diresmikan pada tanggal 24 April 1997 oleh Presiden Soeharto. Jembatan, yang tercatat dalam rekor Muri sebagai jembatan gantung terpanjang di Indonesia ini, menghubungkan jalan trans Kalimantan. Jalan ini merupakan jalan poros yang menghubungkan dua provinsi bertetangga yaitu provinsi Kalimantan Selatan dan Tengah. Sebelum ada jembatan ini masyarakat sangat mengandalkan jalur transportasi seperti sungai menggunakan alat transpor seperti boat atau kapal bermotor untuk menuju ke Banajarmasin atau sebaliknya.

Kemegahan dari Jembatan ini adalah ketika pada malam hari, dengan tata lampu yang baik Jembatan ini mampu menunjukkan kelasnya sebagai Icon dari Kota Banjarmasin. Di pagi hari, dari aktivitas Pasar Terapung Muara Kuin, banyak Perahu yang melintasi menuju salah satu Floating Market Terbaik Indonesia ini.


Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Barito

8. Jembatan Kutai Kartegara – Kutai, Kalimantan Timur



Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas sungai Mahakam. Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter, dengan bentang bebas, atau area yang tergantung tanpa penyangga, mencapai 270 meter. Jembatan ini merupakan sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke Kota Samarinda, Ibu Kota Kalimantan Timur

Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan Mahakam II. Sebelumnya, Jembatan ini dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut

Saat diresmikan, jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak Syaukani tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau Jembatan Kartanegara.

Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan Gerbang Dayaku Kutai Kartanegara ada pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah pulau yang telah disulap menjadi Kawasan Wisata Rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di kawasan Jembatan Kutai Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu yang terdapat taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan. Di dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan ini setiap sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan.

Walaupun sempat ambruk pada tanggal 26 November 2011, namun jembatan ini kini berdiri megah dengan desain barunya yang lebih kokoh, dan menjadi salah satu Icon Bagi Kota Kutai Kartenegara. Sesekali kamu pastinya juga dapat melihat Kapal Ferry Yang melintasi Sungai Mahakam jika berada di sekitar area Jembatan ini.


Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Kutai_Kartanegara  

9. Jembatan Merah Putih – Ambon, Maluku



Yang terbaru adalah Jembatan Merah Putih Ambon. Jembatan yang berada tepat di atas Teluk Ambon ini, menjadi Ikon Baru bagi Kota Ambon. Jembatan ini mempunyai panjang 1.140 Meter yang menghubungkan antara satu daerah dan daerah lainnya, dan dipisahkan oleh Teluk Ambon. Jembatan ini dibangun sejak 17 Juli 2011 dengan biaya sekitar Rp 772,9 miliar, dan direncanakan selesai Akhir Februari atau Awal Maret 2016 ini.

Keindahan Jembatan Merah Putih dapat terlihat dari tempat berlabuhnya kapal Ferry di Teluk Ambon. Jembatan ini juga direncanakan menjadi kebanggaan dan Icon Baru Kota ini.


Link :
http://www.beritasatu.com/nasional/337278-jembatan-merah-putih-jadi-ikon-kota-ambon.html

Kembali : TERBAIK



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA