indonesaEnglish



Selasa, 01 Maret 2016

9 Panorama Perjalanan Darat Terbaik Indonesia

Selasa, 01 Maret 2016


CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

9 Panorama Perjalanan Darat Terbaik Indonesia ...
Segala sesuatu dari yang sekecil mungkin dapat dijadikan Potensi Wisata bagi Indonesia. Aset dari Kekayaan Budaya dan Alam Indonesia yang begitu kaya membuat Bangsa Ini menjadi salah satu yang terbaik di Dunia. Begitupula dengan Panorama Jalan Terbaik berikut ini. Entah dari Landscape maupun perencanaan yang terintegrasi dengan konsep daerah setempat, nyatanya :
9 Panorama Perjalanan Darat Terbaik Indonesia ...
Dapat memberikan nuansa tersendiri jika kamu melewatinya ...




Sejarah Jalur Transportasi Darat Indonesia
ppp
1. Transportasi Jalan Raya


Pembangunan Jalan Anyer - Panarukan
Pembangunan jalan raya di Indonesia terjadi pada saat dimulainya kerajaan di wilayah Nusantara, antara lain pada zaman Kerajaan Tarumanegara, Melayu, Kutai, Sriwijaya, dan kerajaan lainnya mulai dari tahun 400 –  1519 Masehi. Pada zaman kerajaan tersebut Indonesia merupakan pusat perdagangan mancanegara khususnya Cina, India, Portugis, Saudi Arabia, dan Belanda. Dalam melakukan perdagangan mereka membuat jalan untuk mengangkut barang dagangan dan mengangkut batu besar untuk membuat candi. Sampai sekarang belum diketahui jelas bagaimana susunan konstruksinya. Pada tahun 1605, VOC turut memperbanyak jalur jalan, yaitu dari pusat pertanian dan perkebunan rakyat menuju ke dermaga pelabuhan eksport.

Selain itu pada tahun 1808 dibawah pemerintahan India Belanda yaitu Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, dibangun jalan pos di pulau Jawa dan selesai pada tahun 1811. Pembangunan jalan pos ini membentang dari Anyer sampai Panarukan, yaitu melaului Jakarta, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi sepanjang kurang lebih 1500 km. Tujuan pembangunan jalan ini lebih ditekankan pada fungsi strategi militer pemerintah Hindia-Belanda yaitu mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris Raya.

Dengan adanya jalur transportasi ini, pemerintah Hindia-Belanda berharap:
- Mobilisasi bantuan militer saat musuh menyerang menjadi lebih cepat;
- Dapat mengontrol pergerakan orang pribumi dengan adanya patroli militer;
- Mempersingkat waktu tempuh komoditas perkebunan hasil sistem tanam paksa
- Perkembangan informasi yang terjadi begitu cepat dapat diketahui dengan segera 

Di Awal Kemerdekaan Perkembangan Transportasi Jalan Raya, mengalami kemajuan. Tercatat bukan hanya Wilayah di Pulau Jawa saja yang mengalami Pembangunan, Wilayah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi juga mulai dibangun infrastruktur jalan yang menghubungkan daerah yang satu dengan lainnya.

Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia membangun jalan tol untuk pertama kalinya, yaitu jalan tol Jagorawi. Jalan tol ini menghubungkan Jakarta - Bogor - Ciawi. Jalan ini dibangun dengan biaya 350 juta perkilometer pada kurs waktu itu. Jalan tol sepanjang lebih kurang 60 km ini diresmikan Presiden Soeharto pada tanggal 9 Maret 1978. Saat diresmikan jalan tol tersebut baru ruas Jakarta - Citeureup dengan karyawan 200 orang. Jalan tol Jagorawi merupakan jalan tol pertama yang didanai APBN dari  pinjaman luar negeri, kemudian pengelolaannya diberikan kepada PT. Jasa Marga sebagai modal awal perusahaan tersebut dan merupakan penyertaan pemerintah. Jalan tol Jagorawi dikelola oleh PT. Jasa Marga Indonesia. Jagorawi sendiri merupakan singkatan kata dari (Ja)karta - Bo(gor) - Ci(awi).

Pada tahun 1980-an diperkenalkan perkerasan jalan dengan aspal emulsi dan  butas, tetapi dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat permasalahan dalam hal variasi kadar aspalnya yang kemudian disempurnakan pada tahun 1990 dengan teknologi beton mastik. Perkembangan konstruksi perkerasan jalan menggunakan aspal panas (hot mix) mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1975, kemudian disusul dengan jenis yang lain seperti aspal beton (asphalt concrete/AC) dan lain -lain. Teknik-teknik tersebut kebanyakan hanya mengembangkan jenis lapisan penutup tempat dimana muatan/beban langsung bersinggungan. Perkembangan dan inovasi tersebut dilakukan : 

demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna jalan sekaligus diharapkan dapat mereduksi biaya pembuatan maupun perawatan.

Pada tahun 1990, jalan layang atau flyover pertama juga telah berhasil dibangun oleh pemerintah Indonesia. Jalan layang ini dibangun antara Cawang -  Tanjung Periok Jakarta dengan menggunakan sistem Sostrobahu hasil temuan Ir. Tjokorda Raka Sukawati.

Di masa Reformasi, Pemerintah Indonesia dewasa ini terus berupaya membangun dan mengembangkan jaringan jalan raya baru yang bertujuan untuk membuka isolasi daerah terpencil. Beberapa jalur jalan raya modern yang berhasil dibangun oleh pemerintah Republik Indonesia :

- Jalan raya Trans-Sumatera sepanjang 200 km di Sumatera- Jambi
- Jalan raya Amura-Duluduo sepanjang 200 km di Sulawesi Utara
- Jalan raya Trans Papua di Papua dan Papua Barat
- Jalan tol Cikampek di Jawa Barat sepanjang 60 km
- Jalan bebas hambatan Medan-Tanjung Merawa di Sumatera Utara
- Jalan tol Jakarta - Merak
- Jalan tol Padalarang - Cileunyi di Bandung
- Jalan tol Krapyak - Spondol di Semarang
- Jalan tol Cipularang di Bandung – Jakarta

Link :
http://www.academia.edu/5472971/HISTORIS_JALAN_RAYA_DI_INDONESIA

Jalan Tol Suramadu "Surabaya - Madura"


2. Transportasi Jalur Kereta Api


Pembangunan KA Muaro - Pekanbaru oleh Para Romusha 
Kehadiran kereta api pertama di Indonesia mulai hadir sejak Tanam Paksa hingga saat ini. Perusahaan yang dinasionalisasikan, Djawatan Kereta Api (DKA) berdiri setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 28 September 1945 atau sekitar sebulan setelah proklamasi.

Pra-kemerdekaan
Gambaran keadaan kereta api di Indonesia pada masa djaman doeloe perlu dilestarikan, sehingga generasi mendatang bisa menghayati dan betapa pentingnya pembangunan kereta api. Memang pada masa itu nama kereta api sudah tepat, karena kereta dijalankan dengan api dari pembakaran batu bara atau kayu. Sedangkan sekarang sudah memakai diesel atau listrik, sehingga lebih tepat kalau disebut kereta rel, artinya kereta yang berjalan di atas rel dengan diesel ataupun listrik. Informasi tersebut sangat langka.

Setelah Tanam Paksa diberlakukan oleh van den Bosch pada tahun 1825-1830, ide tentang perkeretaapian Indonesia diajukan dengan tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari Sistem Tanam Paksa tersebut. Salah satu alasan yang mendukung adalah tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada masa itu. Akhirnya, pada 1840, Kolonel J.H.R. Van der Wijck mengajukan proposal pembangunan jalur kereta api di Hindia Belanda.

Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute Semarang - Tanggung yang berjarak 26 km oleh NISM, N.V. (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij) dengan lebar jalur 1.435 mm (lebar jalur SS - Staatsspoorwegen adalah 1.067 mm atau yang sekarang dipakai), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada pelabuhannya untuk barang, sehingga barang dikirim ke Batavia atau Soerabaja.

Pembangunan pertama
Kehadiran kereta api di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij" (NIS) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Kereta listrik pertama beroperasi 1925, menghubungkan Weltevreden dengan Tandjoengpriok. Keberhasilan swasta, NIS membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.

Perkembangan di luar Jawa
Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA. Jadi jika menilik ke belakang, Pembangunan Kereta, selain Pulau Jawa dan Sumatera merupakan BluePrint dari Kajian Studi sebelum tahun 1939.

Peresmian Jalur Kereta Api Makasar - Takalar

Pendudukan Jepang
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.

Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.

Penambahan jalur baru
Sejak tahun 2015, pemerintah berencana untuk meningkatkan infrastruktur perkeretaapian di Indonesia dengan menambah jalur baru, reaktifasi jalur non aktif dan juga membuat jalur ganda, tidak hanya di koridor pulau Jawa, tapi juga di koridor-koridor lainnya seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua


Presiden Joko Widodo dalam Inspeksi Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi

Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perkeretaapian_di_Indonesia


9 Panorama Perjalanan Darat Terbaik Indonesia

1. Kelok 9 - Sumatera Barat



Masuk sebagai 10 Jalan Dengan Panorama Terbaik di Dunia, membuat Jalan ini menjadi yang Terbaik di Indonesia. Kelok 9 merupakan jalan yang menghubungkan antara Sumatera Barat dengan Riau. Jalan ini berada di Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Koto, jalan ini sebenarnya cukup menyeramkan karena bentuk jalan yang curam dan berbatasan langsung dengan jurang.


Tetapi saat ini banyak orang yang memilih untuk melewati Kelok 9 untuk menikmati keindahan dan kemegahan arsitektur dari jalan ini. Yang menarik dari Kelok 9 adalah usianya yang lebih tua dibandingkan dengan Negara Indonesia. Kelok 9 dibangun pada masa penjajahan Kolonial Belanda sekitar tahun 1910 atau kurang lebih 104 tahun lebih tua dibandingkan dengan kemerdekaan negara ini. Jalan ini mengalami Penambahan Jalur Fly Over, yang diresmikan penggunaannya ketika masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Jalur yang terkenal menyeramkan ini merupakan jalur yang dipakai dalam Tour De Singkarak, Sebuah Event Balap Sepeda Internasional yang diadakan di Sumatera Barat dan mencakup Jalan Kelok 9, dan 44.


Link :
http://www.satujam.com/jalan-terindah-di-indonesia/

2. Jalan Tol Mandara - Bali


Jalan Tol Bali Mandara adalah nama jalan tol pertama yang ada di Bali atau malah sebagai jalan Tol terapung pertama di Indonesia. Membentang sepanjang 12,7 km di atas laut, jalan tol ini terbilang unik dibanding jalan tol yang ada di Indonesia karena satu-satunya tol yang ada jalur sepeda motornya di ruas sisi kiri dan kanan. Panjang jalan tol di Bali ini hampir sama dengan Penang Bridge di Malaysia yang panjangnya mencapai 13,5 km, atau Union Bridge sepanjang 12,9 km di Kanada. Jalan Tol Bali Mandara menghubungkan antara Benoa, Ngurah Rai Tuban, dan Nusa Dua.


Link :
https://balipedia.id/jalan-tol-bali-mandara/

3. Jalur kereta Api Serayu – Jawa Tengah


Melintasi Jalur Kereta Api Serayu, Kamu akan menemukan sesuatu yang indah, bukan hanya Kali Serayu yang menjadi Ikon bagi Kabupaten Banyumas, dan Cilacap ini, tetapi juga Pemandangan Sawah di tepiannya, hingga deretan Hutan Pinus yang menjadi salah satu Objek Tujuan Wisata.

Kereta Api juga akan menyeberangi sebuah Jembatan Serayu, yang sudah ada sejak zaman Kolonial. Sebelum melintasi Jembatan Kereta Api, tentunya Kamu akan melewati terowongan Bukit Gunung Kepuh, di Notog, yang panjangnya mencapai lebih dari 2 Km. Sesekali Para Pemancing Ikan juga terlihat ketika kamu membuka tirai jendela Kereta Api. Menikmati Pemandangan ini dapat dilakukan dengan KA. Serayu, Logawa, serta beberapa KA yang melewati Jalur Selatan Jawa.


4. Jalan Heat Tembagapura - Papua

Jalan di tembagapura ini pantas untuk dimasukan sebagai salah satu jalan terindah di dunia. Jalan yang dibangun melintasi bukit dengan pamandangan sekitarnya indah. Selain itu kelokan tajam pada jalan ini menambah kesan ekstrim bagi orang yang belum pernah melintasinya.

Jalan heat Tembagapura merupakan jalur menuju ke pertambangan Grasberg di kawasan PT. Freeport Indonesia. Jalanan sepanjang 8 km itu membelah perbukitan di Tembagapura. Jalan ini memiliki fungsi sebagai jalur utama pengiriman alat berat ke area tambang. Jalan Heat Tembagapura ini juga menjadi salah satu jalanan paling indah di Indonesia yang terdapat di lokasi tambang tembaga terbesar di dunia ini


Link :
http://www.satujam.com/jalan-terindah-di-indonesia/



















5. Jalur Kereta Api Bandung  Hingga Jakarta – Jawa Barat


Selama perjalanan kamu dari Jakarta menuju Bandung, Kamu dapat menikmati pemandangan bangunan tua di Stasiun Transmisi Cikampek, Stasiun Lemah Abang, Stasiun Cikampek, dan Stasiun Karawang. Bangunan stasiun tersebut rata-rata dibangun akhir abad ke-19.

Di Zaman Hindia Belanda, lokasi Lemahabang, Karawang, dan Cikampek pernah menjadi lokasi perlindungan para pejuang kemerdekaan setelah sebelumnya direbut dari Hindia Belanda. Saat itu jalur ini digunakan sebagai jalur angkutan logistik pangan dan perang. Sekarang fungsinya beralih untuk angkutan batu bara ke sejumlah industri di Karawang, Bekasi, dan Cikampek.

Pada masa itu jalur Batavia-Bandung menjadi favorit warga Belanda. Mevrouw, meneer, Noni, dan tuan asal Belanda juga warga Eropa lainnya sangat menikmati suguhan pemandangan indah dan hawa sejuk yang dilewati kereta api lokomotif uap C28.

Atraksi paling mengesankan adalah saat kereta melewati jembatan tua yang dibangun perusahaan kereta api masa Hindia Belanda yaitu Staatspoorweg Maatschappij (SS). Saat melintasi Purwakarta sampai Padalarang, Kamu dapat memperhatikan 3 jembatan baja di Ciganea, Cisomang, dan Cikubang, yang menjadi salah satu Jalan Kereta Api dengan Jembatan Tertinggi Di Dunia, serta di beberapa spotnya, berdampingan dengan Tol Cipularang.


Link :
http://sookapura.blogspot.co.id/2014/01/jalur-kereta-api-paling-indah-di.html

6. Kelok 44 – Sumatera Barat


Cantik dan bikin merinding, mungkin itulah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan Kelok 44 di Sumatra Barat ini. Pemandangan alamnya sangat indah, karena jalan berada di tebing. Namun siap-siap deg-degan ketika melewati jalan yang curam ini.

Kelok 44 memiliki tikungan sebanyak 44 belokan. Itu sebabnya rute ini diberi nama Kelok Ampek Puluh Ampek. Setiap kelok itu diberi nomor berurut. Sepanjang perjalanan dari bukit tinggi menuju danau ini, para wisatawan akan disuguhi pemandangan yang sangat indah berupa sawah yang berbentuk terasiring, pancuran air dari sungai yang bertingkat, serta hijaunya deretan Bukit Barisan. Bersama dengan Kelok 9, jalan ini merupakan Jalan tempat diadakannya Event Sepeda Internasional Tour De Singkarak di Sumatera Barat.

Link :
http://www.satujam.com/jalan-terindah-di-indonesia/

7. Jalan Tol Suramadu, Jawa Timur


pp
Jembatan Tol ini merupakan Jembatan Tol pertama di Indonesia yang melintas di atas laut. Jalan yang memiliki panjang sekitar 12,7 km ini menyuguhkan pemandangan laut yang sangat menakjubkan. Jalan yang menghubungkan Surabaya dan Madura ini diharapkan bisa memperlancar akses darat dari kedua kota ini.

Link :
http://www.satujam.com/jalan-terindah-di-indonesia/

8. Puncak Pass - Jawa Barat


Melewati Deretan Perekebunan Teh mulai dari Bogor hingga Cianjur, menghadirkan sensasi yang berbeda. Di rute jalan ini, Kamu juga akan menemui Villa, dan beberapa tempat Objek Wisata lainnya, dengan Puncak Pass, sebagai salah satu spot terbaiknya. Sesekali beberapa orang melakukan atraksi terjun payung dan paralayang di tempat ini. Puncak Pass masih menjadi salah satu destinasi favorit bagi Warga Jakarta sampai saat ini.


















9. Lingkar Nagreg – Jawa Barat



Lingkar nagreg merupakan salah satu jalur alternatif yang dibuka beberapa tahun yang lalu untuk mengurangi kemacetan jalur selatan. Jalur ini memiliki landscape yang indah, daya pikat lainnya terletak pada terowongan Lingkar Nagreg dengan gaya arsitektur yang unik.


Jalan yang membentang di Kabupaten Bandung ini memang dibangun dengan membelah perbukitan dengan konstruksi terowongan. Terowongan inilah yang menjadi daya pikat bagi pengendara yang melewati jalur ini, mereka sering menjadikannya sebagai objek foto.


Link :
http://www.satujam.com/jalan-terindah-di-indonesia/

Kembali : TERBAIK 



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA