indonesaEnglish



Senin, 01 Februari 2016

Dia Ibuku ! - Perempuan Yang Menginspirasiku

Senin, 01 Februari 2016

 ppp
PPP
CONTRIBUTOR
LITA M HASTANTI


PEREMPUAN YANG MENGINSPIRASIKU

Dia ibuku.............................
Seseorang yang ada didekatku namun terlalu banyak misteri kehidupan di balik guratan-guratan keriput parasnya. Terkadang kami sulit untuk menerka apa arti bahagia atau kesedihan yang dia rasakan dalam perjalanan hidupnya. Karena kami tidak mampu menangkap apa yang saat ini sedang dia rasakan atau alami.
Seperti kondisi di saat kami kehilangan dengan meninggalnya almarhum bapakku, aku melihat tidak ada satupun tetes air mata yang jatuh di hadapan kami anak-anaknya, dengan tenang Beliau mendampingi kepergian bapak saat dirawat di rumah sakit. Bahkan selanjutnya beliau dengan tegas berkata untuk meminta kami segera berkumpul bersama-sama memandikan dan mensucikan jenazah Bapak untuk terakhir kalinya serta segera membagi tugas kami untuk menyiapkan pemakaman bapak sampai dengan selesai. Isak tangis kami akan kehilangan tiba tiba sirna untuk segera melakukan persiapan terbaik apa yang bisa kita lakukan untuk menghantar Bapak pada peristirahatannya terakhir. Bahkan tangisan kami berubah menjadi senyuman dan canda tawa di malam harinya di saat kami kumpul tiduran bersama karena kelelahan setelah acara pemakaman dan tahlilan sambil bercerita tentang kenangan-kenangan indah kami dengan Bapak.
Ibu dengan tenang menemani kami sambil ikut nimbrung bercerita tentang perkenalan dengan Bapak sampai kehidupan selama mendampingi beliau. Itu ekspresi yang dapat aku tangkap dari sosok ibuku. Pelukan dan genggaman tangan sanak saudara yang empati terhadap kedukaan kami hanya dibalas dengan anggukan dan senyuman ucapan terima kasih. Mungkin sama dengan diriku pasti ada sekelebat pemikiran di benak mereka bahwa ibuku orang yang tegar atau malah berpikir sudah tidak mencintai suaminya lagi. Apakah salah orang berpikir seperti itu?
Tetapi di sisi lain pada suatu waktu ada telepon untuk ibuku dari kakak-kakak ku diluar kota hanya untuk menanyakan kabar dan keadaanya, aku yang menemaninya selama ini dikejutkan dengan suara terisak isak ibu untuk menjawab pertanyaan anak-anaknya melalui telepon.
Jadi......... apa ibuku dibilang tidak punya perasaan jika ada kondisi kedukaan besar kehilangan suami tanpa meneteskan satu air matapun namun di sisi lain menunjukan betapa halus perasaan beliau dengan isakan air mata yang jatuh di saat menjawab kabar dirinya melalui telepon pada anak-anak.

Dia ibuku.............................
Perempuan anak bungsu dari keluarga Kepala Stasiun Belanda, sekolah HIS jaman Belanda atau setingkat Sekolah Dasar jaman sekarang, yang selalu menerima olok-olok Nuk Ginuk karena badannya yang montok di saat kecil oleh saudara-saudaranya dan mendapat perilaku sebagai anak yang tidak istimewa dalam keluarganya.
Dia tidak cantik seperti kakak perempuannya, dia bukan anak yang menonjol untuk menjadi pusat perhatian dari keluarga yang lain (ada kakak yang sangat disayang oleh nenek mereka sehingga seluruh warisan menjadi hak kakaknya, ada kakak yang di sayang kerabat dan dilimpahi harta yang berlimpah).
Dia harus kalah dengan perlakuan perbedaan fasilitas sebagi anak dengan cucu dari orang tuanya karena kelahiran keponakan dengan usia yang tidak jauh dengan dirinya. Dia harus menerima perlakuan perbedaan gender antara anak perempuan dan laki-laki dalam menempuh dunia pendidikan dan kebebasan untuk berkreasi. Tapi jangan salah ibuku jago berbahasa belanda dan bahasa jepang walau dia harus sembunyi-sembunyi dan mendapat hukuman kalau ketahuan belajar bahasa jepang. Kakek adalah pegawai Belanda namun dipecat oleh Jepang di saat berkuasa sehingga kebenciannya kepada Jepang kadang terlampiaskan kepada ibu di saat tahu ibu bisa berbicara dan bernyanyi dengan bahasa itu.
Namun kondisi dunia ini selalu berubah, berputar seiring dengan berjalannya waktu dalam kehidupan ini.
Ada seorang laki-laki sederhana yang jatuh cinta padanya dan meminangnya untuk menjadi istri seorang tentara di masa peperangan Indonesia. Secara alami dia dididik untuk menjadi seorang istri tentara yang harus siap dengan segala kemandirian dan risiko ditinggal suami pergi perang dengan kemungkinan kembali hidup 50% .
Namun kehidupan itu dilalui dirinya dengan kemantapan hati hingga lahirlah kami ber – 8 saudara yang selama 19 tahun dilahirkannya di dunia. Dengan kondisi suami pulang dari perang, bikin anak, hamil, ditinggal perang lagi nanti pulang tahun depannya anak sudah lahir dan buat anak kembali dan seterusnya..... Bahkan kakaku nomer 3 ketemu bapak pertama kali saat usia 2-3 tahun, yang lari ketakutan saat bapak mau mengendongnya.
Hari kehari kehidupan keluarga semakin membaik dengan semakin tinggi jabatan bapak yang harus diemban, hingga puncaknya disaat ibu harus menjadi ibu Ketua Dharma Wanita atau istri seorang bupati/kepala daerah di suatu kota di Jawa Timur.

Dia ibuku.............................
Tiba-tiba tampil untuk pidato atau memberikan pengarahan/sambutan pada acara-acara  didepan banyak orang di daerah sampai ke ibukota. Dia yang hanya lulusan SD kalau dilihat dari ijazah pendidikan saat ini, seorang ibu rumah tangga dengan 8 anak yang ditinggal perang suaminya, seorang perempuan .......
Banyak pelajaran dan hal-hal yang bisa aku ambil dari kisah ibuku ini, yaitu

Bahwa Perempuan itu.....................

1.      Misterius , seorang artis pemeran watak terbaik dalam menampilkan dan menyembunyikan     perasaan dan kondisi diri yang sebenarnya.
2.     Un predictable, sulit ditebak, tak ada satupun yang mengetahui apa yang berkecamuk dalam   benaknya.
3.      Controlable, Jago dalam mengendalikan dirinya dalam segala kondisi.
4.  Semakin besar tantangan atau permasalahan semakin membuat dia kuat dan tegar dalam bertahan hidup.
5.    Kondisi dan keadaan yang secara normal dikatakan orang sangat biasa atau sederhana dapat membuat air matanya jatuh dan meluluhkan hati/perasaannya.
6.   Mudah beradaptasi dan memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam segala situasi dan kondisi kehidupan yang dihadapi. 
7.      Tidak ada kata “ TIDAK BISA” yang dilakukan oleh seorang perempuan.
Kita perempuan, nenek, ibu, mbak, tante, aku dan kalian semua adalah ciptaan terindah Allah untuk dunia ini.

Toek Dia Ibukoe............................

             Siti Banoen, 16 Juli 1928 diusianya yang akan ke 88
Dengan kenakalan dan kecentilannya dalam dunia kepikunan Dimensia yang dijalani sekarang ini.
Luv u Ibu... karnamu jadilah kami-kami yang selalu mencintaimu.
Endang, Yanto, Retno, Heru, Rini, Ratih, Joko dan aku ........

                                 Madiun, 2 Februari 2015
                                 Lita M Hastanti, ST, MT.




     Kembali : ARTIKEL                                             



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA