indonesaEnglish



Senin, 26 Desember 2016

5 Alasan Yang Menyebakan Mall Sun City Madiun Kalah Nge Hits Dengan PCC Ponorogo

Senin, 26 Desember 2016


CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

5 Alasan Yang Menyebakan Mall Sun City Madiun Kalah Nge Hits Dengan PCC Ponorogo



Berita Penutupan  Lotus sebagai Salah Satu Tenant Department Store Terbesar di Mall Sun City Madiun, ternyata membuat Kami sebagai salah satu customer merasa kecewa dengan informasi ini.

Pasalnya Department Store milik PT. Mitra Adi Perkasa (MAP),  sebagai Perusahaan Peretail Terbesar Indonesia, yang mengelolah Tenant, dan Butik kelas menengah atas telah menutup salah satu Department Storenya di Mall ini.

Meski Lotus sebagi Department Store berada di kelas Middle End, dan masih di bawah kelas Tenant Department Store seperti Sogo, Seibu, Galeries Lavayette, dan Debenhams, namun kehadirannya sebagai salah satu Department Store di Kota Madiun, telah memberikan warna tersendiri.

Sebab Department Store ini, sebenarnya juga menghadirkan Brand Kelas Menengah seperti Giordano, Jeans West, Levis, Ocean Line, Salt N Pepper, Arrow, Polo Santa Barbara hingga Kickers.

Entah kenapa Lotus Department Store di Mall ini, nampak berbeda. mulai dari Beberapa Counter Brand, yang lambat laun mulai berkurang hingga akhirnya Department Store ini memutuskan untuk menutup gerainya di Kota Madiun.

Sekarang tersisa, hanya beberapa Penyewa (Tenant) seperti : Food Mart, Smartfren, Samsung, Optik Tunggal, Optik Melawai, ARL Hardware, J.CO, Bread Talk, House Of Wok, El Zatta, Dauky, Ada dan beberapa Tenant Kecil lainnya.

Sebenarnya bukan hanya itu, menurut sepanjang Pengamatan Kami Berbelanja maupun sekedar Hangout di Mall ini, Sejak dibuka 27 Maret 2014 (berarti jika dihitung hampir 3 tahun sejak kehadirannya) Mall ini tampak sepi.

Banyak diantara Penyewa (Tenant), yang tidak jadi menyewa, bahkan menutup usahanya di tempat ini.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya Toko, yang kosong baik di lantai Dasar maupun lantai 1.

Jadi nggak salah Kami sebagai Pengunjung maupun Pembeli menyebutnya sebagai Mall Hantu, dengan banyak ruang yang terbengkalai dibiarkan kosong, dan nampak sepi Pengunjung, apalagi Pembeli.

Hidup Segan Matipun Tak Mau ... istilah itu mungkin tepat untuk menggambarkan Mall baru ini.

Inilah yang menyebabkan Kami akhirnya berusaha melakukan penelusuran dengan mencoba membandingkan Salah Satu Pusat Perbelanjaan di Ponorogo, yang lebih Ramai, dan NgeHits, bernama Ponorogo City Centre (PCC).

Alasan Kami mencoba membandingkan Kedua Mall ini, bukan tanpa sebab.

Berdasarkan Pengamatan Kami, di lapangan antara Mall Sun City, dengan PCC Ponorogo setidaknya mempunyai kemiripan.

Mulai dari Banyaknya Penyewa (Tenant) yang sejenis, hingga jarak waktu Pembukaannya, yang berdekatan.
















Berikut Kami Hadirkan
5 Alasan Yang Menyebakan Mall Sun City Madiun Kalah Nge Hits Dengan PCC Ponorogo

1. Mall Sun City Bukan Satu – Satunya Pusat Perbelanjaan Di Kota Madiun
Pusat Perbelanjaan Kota Madiun

Mall Sun City bukan satu – satunya Pusat Perbelanjaan, yang ada di Kota Madiun.

Plaza Madiun, Pasaraya Sri Ratu, Timbul Jaya Plaza, hingga Carrefour telah lebih dahulu ada untuk melengkapi kebutuhan Masyarakat Kota.

Bahkan kehadiran Plaza Madiun, yang berada di Jl. Pahlawan, tidak dapat tersaingi dalam hal tingkat kedatangan Para Pengunjung, dan Pembeli di tempat ini.


Pusat Perbelanjaan Kota Ponorogo

Hal ini akan nampak Berbeda (Kontras), dengan PCC Ponorogo, yang bisa dikatakan satu – satunya Pusat Perbelanjaan Paling Lengkap, yang ada di Kota ini.

Meski ada Luwes, dan Keraton Ponorogo, namun kehadirannya belum bisa menyaingi PCC Ponorogo.

2. Manajemen Yang Kurang Baik
Pada Mall Sun City Madiun

Atrium Mall Sun City Madiun

Mall yang ramai Pengunjung dengan banyaknya Tenant (Penyewa) terbaik di dalamnya adalah salah satu faktor Keberhasilan Manajemen dalam mengelolah sebuah Mall.

Mall yang dikelola dengan baik, pastinya akan selalu ramai dengan Pengunjung, yang meluangkan waktu untuk berbelanja maupun sekedar kongkow di tempat ini.

Sebaliknya, jika Mall ini dirasa sepi baik itu Pengunjung maupun Penyewa (Tenant) di dalamya sudah dapat dipastikan bahwa Mall ini gagal dalam soal Manajamen.

Entah itu faktor Marketingnya yang tidak berhasil memasarkan Citra (Image) sebuah Mall kepada Masyarakat Luas, hingga faktor Operasional di dalamnya, yang meliputi Perawatan (Maintenance) sebuah Mall, hingga Manajemen secara keseluruhan yang berjalan tidak sesuai pada tempatnya.

Jika dilihat dari Bangunan Sun City Festival Madiun tidak ada, yang kurang.

Sebagai Kompleks dengan luas 6,7 ha, dan terintegrasi oleh Mall, Hotel, Theme Park, Waterpark, dan Ruko, seharusnya Sun City Festival mampu untuk menjadikan tempat ini sebagai Kawasan Komersial Terpadu.

Terlebih, jika dilihat dari lengkapnya sarana, dan prasarana, yang ada.

Namun apa boleh buat Kawasan ini tampak seperti Kawasan, yang mati suri dengan beberapa Rukonya, yang dibiarkan terbengkalai Kosong, tanpa ada Penyewa, yang membuka usahanya.


Begitu juga dengan Mall Sun City Madiun.

Bahkan seiring meningkatnya Tingkat Hunian (Occupancy) di Sun Hotel, ternyata tidak diimbangi oleh tindak lanjut menyelesaikan pengerjaan Kamar Hotel untuk lantai paling atas.

Beberapa hal lain seperti Kurang bersihnya Toilet Kamar Mandi, baik di Mall maupun Hotel hingga tidak adanya Perawatan terhadap beberapa bagian Mall, yang mulai bocor menjadi bukti kurangnya Manajemen, yang baik pada Mall Sun City, maupun Sun City Festival Madiun secara keseluruhan.

Atrium PCC Ponorogo

Hal ini nampak kontras dengan PCC Ponorogo, sebagai Pusat Bisnis, dan Mall yang terintegrasi, di bawah Blacksteel Group.

Walaupun mempunyai luas, yang jauh lebih kecil, namun Pihak Manajemen PCC Ponorogo telah berhasil menggaet beberapa Tenant besar.

Jaringan Bioskop Cinemaxx Saja Bisa Masuk Di PCC Ponorogo 
Via : http://www.skyscrapercity.com


Bahkan Bioskop Cinemaxx, milik jaringan Lippo juga hadir di PCC Ponorogo.

Meski diakui pasang surut sebuah Mall dalam mempertahankan eksistensinya, saat ini, juga dialami oleh PCC Ponorogo.

Hal ini dapat terlihat dari beberapa Tenant yang tiba – tiba tutup, termasuk Electronic City, sebagai Toko Penjual Elektronik Terbaik Indonesia, memutuskan untuk menutup usahanya di PCC Ponorogo.

Namun sekali lagi, Pihak Manajemen berhasil untuk mengelolah Pusat Perbelanjaan ini, agar lebih baik.

Hal ini terbukti dengan beberapa Penyewa (Tenant) lainnya, yang kembali membuka usahanya di Mall ini.

Begitu juga dengan beberapa Jadwal (Schedule) Acara, yang diselenggarakan di Mall ini, semua tersusun rapih, dan tetap dalam Pelaksanaannya.

Tidak seperti Sun City Mall Madiun, jujur belakangan ini, Kami merasa kecewa dengan beberapa Acara (Event), yang karena sesuatu hal dibatalkan atau dihentikan sebelum selesainya tanggal pelaksanaan acara tersebut.

Kami dapat mengambil kesimpulan bahwa PT. Indraco selaku Pihak Manajemen Sun City Festival Madiun telah gagal mengembangkan usahanya di Kota ini.

3. Masih Belum Dapat Menentukan Arah Mau Dibawa Kemana Konsep Mall Ini

Beberapa Outlet Di Mall Sun City Madiun Nampak Tutup.

Mall Sun City Madiun sepertinya masih dalam menentukan jati diri terhadap Konsep Mallnya.

Konsepnya mau di bawa kemana, ataukah lebih berorientasi kepada Mall Kongkow, dengan beberapa Tempat Asyik, atau lebih menekankan kepada Tempat Belanja Terbaik, dengan beberapa Tenant Anchor Berkelasnya.

Jika dibuat sebagai Mall Kongkow, dirasa juga masih terlalu sedikit Kafe maupun  Resto yang ada.

Memang di Mall Sun City Madiun terdapat Penyewa (Tenant) seperti J.CO, Breadtalk, House Of Wok, Istana Mie dan Es, House Of Tong Ji, yang selalu penuh dengan Para Pecinta Kuliner (Foodie) Sejati Madiun di setiap Akhir Pekan (Weekend) maupun Hari Libur.

Namun hal ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa Mall ini merupakan Mall dengan Konsep Kongkow Terbaik di Kota Madiun, mengingat masih sedikitnya Penyewa (Tenant) Kafe maupun Resto, yang hadir di Mall ini.

Terlebih beberapa Tenant sebelumnya, yang digadang bakal jadi Tempat Favorit, akhirnya juga menutup usahanya di tempat ini.


Sebut saja Ice Cream Dolar Singapore, dan Pappa Roti, yang akhirnya gagal mempertahankan Eksistensi Usahanya di Mall ini.

Terlebih, jika dibuat sebagai Tempat Belanja Terbaik, pastinya Konsep ini juga tidak sesuai.

Kita juga bisa lihat dari banyaknya Tenant, yang menutup usahanya di tempat ini.

Mulai dari beberapa Butik Baju, Toko Kesehatan dan Kecantikan Guardian, beberapa Toko Handphone dan Kamera, hingga yang terakhir Lotus sebagai Tenant Department Store Terbaiknya.

Ada Promo Maupun Discount Bisa Jadi Produknya Bakal Dicabut
Via : https://www.instagram.com/

Bahkan ada Anggapan (Opini), yang berkembang terhadap Lotus Department Store, ketika beberapa Produk dari Brand tertentu mangkal di depan Toko, dengan Discount maupun Promo, yang tidak wajar, berarti Produk tersebut siap keluar dari Department Store ini.

Hal ini terjadi, bukan karena Produk tersebut memang sedang ada Promo maupun Discount, melainkan untuk menghabiskan Stock Sisa Produk disebabkan tidak laku jual, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menarik Produk di Department Store ini.


Finally, Lotus Department Store Benar Ditutup

Hal ini Kami amati, mulai dari Produk Sepatu Kickers – Rohde, Salt N Pepper, hingga terakhir Jeans West sampai akhirnya Lotus benar menutup usahanya di tempat ini.

Jadi Kita dapat mengambil Kesimpulan bahwa Mall ini tidak sesuai, jika diterapkan sebagai Mall dengan Tempat Belanja Terbaik.

Terlebih Pesaing (Competitor) seperti Plaza Madiun, yang selalu Eksis, dan Ramai Pengunjung dengan Tenant Matahari, Hypermart menjadi Pesaing terbesar Mall ini.


Lotus - PCC Ponorogo

Sedangkan PCC Ponorogo, sudah jelas dalam menentukan Konsepnya sebagai Mall dengan One Stop Leisure and Entertainment Concept.

4. Kultur Masyarakat Madiun, Yang Lebih Doyan Kongkow Ketimbang Belanja

At. J.CO Mall Sun City Madiun
https://www.instagram.com

Sepanjang pengamatan Kami, Kongkow maupun Belanja di Tempat Terbaik Madiun, ternyata Masyarakat Kota Madiun lebih senang untuk Nongkrong di Tempat Asyik ketimbang Belanja di Tempat Terbaik Kota ini.

Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya beberapa Tempat Nongkrong Asyik, yang dari hari ke hari makan banyak jumlahnya.

Masyarakat Kota (Kaum Urban) tidak sayang untuk menghabiskan uang Mereka untuk sekedar Makan maupun Nongkrong di Tempat Terbaik di Kota Madiun.

Tempat Nongkrong Asyik At Trapesium Cafe - Madiun

Mungkin dikarenakan Budaya (Kukltur) Masyarakat Kota Madiun, yang dikenal guyub, dan rukun.

Dengan ngumpul baik itu bersama dengan Keluarga, Kerabat maupun Teman, dirasa dapat menyatukan kembali maupun menguatkan tali silaturahmi diantara Mereka, ketimbang harus Belanja Baju maupun, yang lainnya di Tempat Belanja Terbaik Kota Madiun tiap bulan.

Bagi Mereka Masyarakat Kota, belanja Kebutuhan Pokok Sehari itu yang terpenting, sedangkan Belanja Pakaian, dan Kebutuhan lainnya bisa jadi Kebutuhan Sekunder bahkan Lux bagi Mereka.

Itu sebabnya Matahari sebagai Tenant Department Store selalu ngeluarin Discount atau Promo tiap harinya, untuk menarik Pembeli. Dengan Discount hingga 70%, Buy 1 Get 1 Free, hingga Special Offering selalu menjadi senjata bagi Pihak Manajemen.

Sehingga Para Pembeli akhirnya menganggap bahwa Departement Store ini, Recommended sebagai Department Store, yang menjual Pakaian Murah di Kota Madiun.


Gerai Toko Yang Tampak Penuh Di PCC Ponorogo

Sebaliknya Masyarakat Kota Ponorogo, lebih senang untuk belanja baik Itu Kebutuhan Pokok maupun Pakaian.

Nongkrong maupun Nyangkruk di Tempat NgeHits, sacara garis besar bukan merupakan Budaya (Kultur) Masyarakat Kota.

Itulah, yang menyebabkan beberapa Tenant Pakaian di Mall ini (PCC - Ponorogo) tetap mempertahankan Eksistensinya.

Demikianlah Kiranya Opini, yang terbentuk.

5. Semuanya Serba Ngepas.

Banyak Yang Bilang Mallnya Seperti The Park Solo Wanna Be ...

Ngepas di sini bukan dalam istilah Postif melainkan Negatif.

Mau dibilang Mall ini seperti Cilandak Town Square (Citos), Surabaya Town Square (Sutos) hasil akhirnya Wanna Be, yang Gagal Total.

The Park Solo 

Mau dibilang Mall ini punya konsep kaya The Park Solo, Mall Galaxy Surabaya, atau minimal Kakaknya, Sun City Sidoarjo pastinya masih jauh dari harapan.

Boro - boro Kaya Mereka, beberapa Penyewa (Tenant)nya saja, tiba – tiba Tutup secara mendadak.

Lihat Lebih Lengkap>>>

Kami juga mengakui untuk Kelas Mall Lokal/ Daerah sulit untuk menggaet Penyewa (Tenant) Berkelas, namun setidaknya Penyewa (Tenant) dalam sebuah Mall diharapkan tidak tutup, apalagi dibiarkan terbengkalai kosong dalam waktu lama.

Sepertinya Pihak Manajemen harus memikirkan solusinya bagaimana Mall ini tidak dapat dikatakan (terlepas) sebagai Mall Ngepas dengan Tenant, yang serba Ngepas, serta mampu Eksis sebagai Icon Baru di Kota Madiun.



Demikianlah Beberapa Alasan, yang Kami buat.

Semoga Pihak Manajemen untuk kedepannya dapat memikirkan solusi bersama terkait bagaimana Mall ini dapat Eksis untuk dapat tetap dicintai oleh Pembelinya.

Berusaha untuk menaikkan Citra Mall ini menjadi hal tepat.

Di mana Kami rasa dari hari ke hari Mall Sun City Madiun, makin tenggelam dalam menentukan Eksistensinya ...

BacaRekomendasi - KotaMadiun

BacaRekomendasi - Belanja

BacaRekomendasi - KulinerMadiun

Kembali : ARTIKEL



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA