indonesaEnglish


Senin, 02 November 2015

Demografi Papua Barat

Senin, 02 November 2015

I. Penduduk



Jika dilihat dari karakteristik budaya, mata pencaharian dan pola kehidupannya, penduduk asli Papua itu dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu Papua pegunungan atau pedalaman, dataran tinggi dan Papua dataran rendah dan pesisir. Pola kepercayaan agama tradisional masyarakat Papua menyatu dan menyerap ke segala aspek kehidupan, mereka memiliki suatu pandangan dunia yang integral yang erat kaitannya satu sama lain antar dunia yang material dan spiritual, yang sekuler dan sacral dan keduannya berfungsi bersama-sama.

Kelompok suku asli di Papua baik itu di Propinsi Papua dan Papua Barat terdiri dari 25 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut antara lain:

- Ansus
- Amungme
- Asmat
- Arfak
- Ayamaru
- Bauzi
- Biak
- Dani
- Empur
- Enggros
- Fuyu
- Hatam
- Iha


- Kamoro
- Korowai
- Mandobo/Wambon
- Mee
- Meyakh, mendiami Kota Manokwari
- Moskona, mendiami daerah Merdei
- Muyu
- Nafri
- Sentani, mendiami sekitar danau Sentani
- Souk
- Tobati
- Waropen
- Wamesa




Pendatang
Jawa, Bugis, Sunda,Makassar, Buton, Batak,Minahasa, Huli, Tionghoa

Komposisi Agama di Papua Barat
Kristen (53,77%), Islam(38,40%), Katolik (7,03%),Hindu (0,11%),Buddha(0,08)























II. Ekonomi


Salah Sudut Kota Manokwari - Ibukota Propinsi Papua Barat


Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat  Dunia yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian Jaya Barat, seperti Sebagian Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan. 


Infrastruktur

Pembangunan Jalan Tol Trans Papua


Pulau Papua merupakan salah satu pulau terkaya di Indonesia dengan luas wilayahnya lebih tiga kali luas pulau Jawa, ditambah jumlah penduduk yang masih sedikit dengan kekayaan alam begitu kaya dan belum digali seperti hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan pertambangan. Hal ini disebabkan karena belum adanya jaringan jalan yang memadai yang dapat menghubungkan wilayah - wilayah sentra produksi untuk itu Dinas Pekerjaan umum berupaya melakukan pembangunan infrastruktur jalan yang baik antara lain :

- Pembangunan Jalan Tol Trans Papua, yang menghubungkan beberapa daerah  di Pulau Papua :
 Jalan Tol Trans Papua Seksi:
- Jalan Tol Sorong-Botawa Seksi:
. A (ruas Raja Ampat (Sorong)-Manokwari)
. B (ruas Manokwari-Nabire)
C (ruas Nabire-Botawa)



Wisata


Sektor Pariwisata juga menjadi anadalan bagi Pulau Papua. Raja Ampat sebagai Surganya Dunia di Timur Indonesia menawarkan keindahan yang tak terbandingkan. Wajar jika Raja Ampat menjadi salah Destinasi Wisata Internasional di Indonesia setelah Bali, Yogyakarta, Lombok, dan Batam. Dibangunnya Bandara dan Infrastruktut Jalan yang memudahkan akses utuk ke tempat Destinasi Wisata Internasional diperlukan agar setiap Wisatawan baik itu Manacanegara dan Domestik dapat menikmati keindahan Alam Papua di Raja Ampat, tentunya dengan harga yang lebih murah. Belum lagi wisata lainnya di sekitar Raja Ampat seperti deretan Kepulauan Palau yang merupakan bagaian dari kepulauan Mikronesia. Anda dapat menyaksikan Gua yang dipenuhi dengan Ubur – Ubur, tentunya hanya ada di Indonesia !. Fenomena Gua Ubur – Ubur ini, hampir sama dengan proses gejala alam yang di jumpai di Pulau Kalimantan, tepatnya di Danau Kakaban. Proses ini terbentuk dari Letusan Gunung Api dimana ketika proses itu, beberapa puluh ribu tahun yang lalu terjadi Tsunami yang menyebabkan Air laut naik ke daratan dan memntuk Genangan Air seperti Danau Kakaban – Kalimantan ataupun Gua – Gua di sekitar Raja Ampat, dan Indonesia Punya Itu. Disamping itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter. Kawasan pegunungan di Papua Barat masih menyimpan misteri kekayaan alam yang perlu diungkap.

Gua Terdalam Dunia - Pegunungan Lina - Papua Barat

III. Pendidikan


Sumber Foto : Klinik Fotografi Kompas

Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Papua


Perguruan Tinggi Swasta

Universitas
- Universitas Al Amin, Sorong
- Universitas Kristen Papua, Sorong
- Universitas Victory Sorong, Sorong Papua Barat


Institut
- Institut Sains dan Teknologi Indonesia (ISTI), Manokwari


Sekolah Tinggi
- Sekolah Tinggi Agama Islam Al Mahdi (STAI), Fakfak
- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Asy Syafi'iyah (STIA), Fakfak 
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bukit Zaitun (STIE), Sorong
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mah-Eisa (STIE), Manokwari 
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ottow dan Geissler (STIE O&G), Fakfak
- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH), Bintuni
- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH), Manokwari
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua (STIKES), Sorong 
- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Sorong 
- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Manokwari 


Politeknik
- Politeknik Cratindo Manokwari, Manokwari
- Politeknik Katolik Saint Paul, Sorong 
- Politeknik Papua Internasional, Sorong


Akademi
- Akademi Akuntansi Trinitas (AA), Sorong
















IV. Sejarah

Sejarah Papua Barat atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Irian Jaya sebelum kemerdekaan Indonesia kurang dibahas dalam buku-buku sejarah nasional untuk sekolah dasar sampai menengah, sehingga banyak yang tidak mengetahuinya. Sejarah Papua Barat dalam hal hubungannya dengan bangsa-bangsa lain yang mendiami Kepulauan Nusantara sangat penting, karena apabila kita berbicara mengenai sejarah Indonesia, kurang lengkap rasanya jika tidak membahas Papua, karena ternyata sejarah Papua semenjak wilayah tersebut dibicarakan dalam sejarah, selalu berkaitan dengan wilayah-wilayah lain di Nusantara yang akhirnya secara bersama-sama membentuk Negara Indonesia. Sejarah Papua bagian barat dalam kaitannya sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sangatlah unik. Walaupun Papua “agak terlambat” diakui oleh dunia internasional sebagai bagian dari NKRI, namun sebenarnya sejak awal penduduk Papua sudah merupakan “keluarga besar” penduduk yang mendiami wilayah Nusantara yang kemudian bergabung dan membentuk Negara Indonesia.

Pada masa kerajaan di wilayah Nusantara, Pemerintah Kerajaan Sriwijaya tercatat pernah mengirimkan burung-burung asli Papua yang waktu itu disebut Janggi kepada Pemerintah Kerajaan China. Dari beberapa nama masa lalu yang diberikan untuk Papua ini, tampak jelas bahwa sejak daerah ini di kenal sejarah, sudah ada hubungan yang amat erat antara wilayah ini dengan wilayah-wilayah lain di Nusantara saat itu. Nama lain dari Papua pada masa lalu adalah “Samudranta“, yang menunjukkan bahwa daerah Papua telah di kenal oleh masyarakat pemakai bahasa Sansekerta yang bermukim di wilayah kepulauan Indonesia, baik dalam pengertian geo-politik maupun sosial ekonomi. dan budaya dalam arti luas. Ramandey menulis bahwa pada abad pertama Masehi pengaruh Hindu dan India telah tersebar di seluruh Nusantara saat itu dan tidak hanya terbatas di Jawa dan Sumatera saja tetapi juga menyebar sampai ke timur termasuk Papua. Mungkin saja yang disebut “Pulau Ujung Samudranta “ itu adalah Pulau Nieuw Guinea. Rupanya pelaut-pelaut India telah sampai kesini, karena terbukti dari catatan-catatan dari orang India yang menyebut Irian itu Samudranta, yang berarti pulau diujung lautan. Ada besar kemungkinan mereka sudah berlayar sampai di daerah ini.” Bila hal itu dihubungkan dengan Kerajaan Sriwijaya besar kemungkinan bahwa penamaan itu diberikan oleh kerajaan maritim itu, yang merupakan indikasi bahwa pulau Irian juga telah berada dibawah kontrol kekuasaannya.

Pada abad ke-13 seorang musafir Cina bernama Chau Yu Kua menulis bahwa di Kepulauan Indonesia terdapat satu daerah bernama Tung-ki yang merupakan bagian dari suatu negara di Maluku. Tung-ki adalah nama Cina untuk Janggi atau Irian. Pada masa Kerajaan Majapahit (1293 – 1520), Kitab Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca juga secara eksplisit menyebutkan wilayah Papua sebagai bagian dari Kerajaan Majapahit. Setelah kedatangan bangsa Eropa, yaitu pada tahun 1660, sebuah perjanjian disepakati antara Tidore dan Ternate di bawah pengawasan Pemerintah Hindia Timur Belanda yang menyatakan bahwa semua wilayah Papua berada di wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore. Perjanjian ini menunjukkan bahwa pada awalnya Pemerintah Belanda sebenarnya mengakui Papua sebagai bagian dari penduduk di kepulauan Nusantara. Sebelum Perang Dunia II, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan Papua dan para penduduknya di bawah Provinsi Maluku dengan Ambon sebagai ibukota pemerintahan. Menyatunya Papua dengan wilayah lain di Nusantara dipertegas dengan peta Pemerintah Belanda tahun 1931 yang menunjukkan bahwa wilayah colonial Belanda membentang dari Sumatera di sebelah barat sampai Papua di sebelah Timur. Papua juga tidak pernah disebutkan terpisah dari Hindia Belanda. Fakta ini menunjukkan bahwa berdasarkan sejarah, Papua merupakan bagian dari bangsa-bangsa di kepulauan Nusantara yang akhirnya membentuk Negara Indonesia. Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan seluruh wilayah bekas Hindia Belanda menjadi Negara Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

 V. Pemerintahan

Kota Manokwari - Ibukota Propinsi Papua Barat

Daftar Kabupaten dan Kota
No.
Kabupaten/Kota
Ibu kota
1
Kabupaten Fakfak
Fakfak
2
Kabupaten Kaimana
Kaimana
3
Kabupaten Manokwari
Manokwari
4
Kabupaten Manokwari Selatan
Ransiki
5
Kabupaten Maybrat
Kumurkek
6
Kabupaten Pegunungan Arfak
Anggi
7
Kabupaten Raja Ampat
Waisai
8
Kabupaten Sorong
Sorong
9
Kabupaten Sorong Selatan
Teminabuan
10
Kabupaten Tambrauw
Fef
11
Kabupaten Teluk Bintuni
Bintuni
12
Kabupaten Teluk Wondama
Rasiei
13
Kota Sorong
-
  

Gerbang Pintu Bahari Menuju Raja Ampat di Kota Waisai 

Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") pada masa Hindia Belanda.

- Lambang
Lambang Daerah berbentuk Tameng /Perisai melambangkan pertahanan dengan warna utama Kuning, Biru, Merah dan Hijau. Sedangkan warna pendukung Hitam dan Putih, di dalamnya terdapat unsur-unsur lambang dan tulisan Papua Barat, serta didesain dengan Pita berwarna Kuning dengan tulisan ”Cintaku Negeriku”.
Lambang Daerah terdiri dari 8 (delapan) bagian dengan rincian sebagai berikut :
. Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan.
Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa Provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.
. Leher dan Kepala Burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung pulau Papua, sekaligus memiliki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan pembangunan pada masa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan mewujudkan masa depan yang cerah.
. Menara Kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.
. Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat juga memiliki Sumber Daya Hutan dan Sumber Daya Laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
. Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri 12 (duabelas) pasang anak daun sagu dan pelepah bagian kiri terdiri 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejahteraan dan Kemakmuran.
. Bidang hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan teka dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur, yaitu Pemerintah, Rakyat/Adat, dan Agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.
. Pita berwarna kuning bertuliskan “Cintaku Negeriku” berwarna hitam bermakna filosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.



















ENSIKLOPEDI LAINNYA



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA