indonesaEnglish


Sabtu, 10 Oktober 2015

Demografi Kalimantan Timur

Sabtu, 10 Oktober 2015

I. Penduduk

Tiga suku bangsa terbesar di Kalimantan Timur yaitu Suku Jawa, Suku Bugis dan Suku Banjar. Hal tersebut karena Kalimantan Timur merupakan tujuan utama migran asal Pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan. Suku Jawa merupakan kelompok etnis terbesar di Kaltim dan menyebar di hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur terutama daerah transmigrasi seperti Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau hingga daerah perkotaan seperti Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Tarakan.
Kelompok etnis terbesar kedua di Kalimantan Timur yaitu Suku Bugis yang banyak menempati kawasan pesisir dan perkotaan Kaltim seperti Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kota Tarakan, Bontang, Balikpapan dan Samarinda. Dibandingkan suku bangsa lainnya, orang Bugis merupakan kelompok yang paling dinamis hingga tersebar di kawasan utara Sabah. Selain Suku Bugis, suku asal Sulawesi lainnya, yaitu Suku Toraja, Suku Makassar, Suku Mandar dan Suku Minahasa juga banyak terdapat di Kalimantan Timur. Kelompok etnis terbesar berikutnya adalah Suku Banjar yang tersebar terutama di Kota Samarinda, Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Paser dan Penajam Paser Utara.Suku Dayak menempati daerah pedalaman terutama Kabupaten Kutai Barat, Malinau dan Mahakam Ulu. Suku Kutai menempati Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Kutai Barat. Suku Paser menempati Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara. Suku Berau yang menempati Kabupaten Berau. Suku Tidung dan Bulungan menempati Kabupaten Tana Tidung, Bulungan, Nunukan dan Kota Tarakan. Etnis keturunan Arab dan Tionghoa juga terdapat di Kalimantan Timur dan menempati kawasan perkotaan. Suku bangsa lainnya terdapat di Kalimantan Timur yaitu Suku Sunda, Suku Madura, Suku Batak, kelompok etnis asal Nusa Tenggara Timur serta suku bangsa lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.

Komposisi Suku Bangsa di Kalimantan Timur berdasarkan Sensus 2000, yaitu:
Nomor
Suku Bangsa
Jumlah
Konsentrasi
1
Suku Jawa
721.351
29,55%
2
Suku Bugis
445.820
18,26%
3
Suku Banjar
340.381
13,94%
4
Suku Dayak 
241.846
9,91%
5
Suku Kutai
224.859
9,21%
6
Suku Toraja
47.877
1,96%
7
Suku Sunda
38.941
1,59%
8
Suku Madura
30.181
1,24%
9
Suku-suku lainnya
350.277
14,34%
Total
2.441.533
100,00%
  
Masyarakat di Kalimantan Timur menganut berbagai agama yang diakui di Indonesia, yaitu:
  • Islam 87,62%
  • Kristen (Protestan dan Katolik) 11,96%
  • Buddha 0,24%
  • Hindu 0,18%

II. Ekonomi

Pusat Kota Samarinda Ibu Kota Kalimantan Timur

Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan. Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten-kabupaten di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain. Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong dan lain-lain. Tapi ada kendala dalam menuju tempat-tempat di atas, yaitu transportasi. Banyak bagian di provinsi ini masih tidak memiliki jalan aspal, jadi banyak orang berpergian dengan perahu dan pesawat terbang dan tak heran jika di Kalimantan Timur memiliki banyak bandara perintis. Selain itu, akan ada rencana pembuatan Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata demi memperlancar perekonomian.

Keanekaragaman Hayati
Kalimantan Timur memiliki kekayaan flora dan fauna.Di Kalimantan Timur kira-kira tumbuh sekitar 1000-189.000 jenis tumbuhan, antara lain anggrek hitam yang harga per bunganya dapat mencapai Rp, 100.000,- hingga Rp, 500.000,-


Sumber Daya Alam

Masalah sumber daya alam di sini terutama adalah penebangan hutan ilegal yang memusnahkan hutan hujan, selain itu Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Kutai Timur ini juga dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan hujan yang masih tersisa. Pemerintah lokal masih berusaha untuk menghentikan kebiasaan yang merusak ini. Selain Itu Juga Memiliki Sumber daya Alam untuk Pariwisata.





III. Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, Kalimantan Timur terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan guna mencetak sumber daya manusia Provinsi Kalimantan Timur yang dapat bersaing di kancah nasional maupun internasional. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membuat langkah-langkah diantaranya mencanangkan Program Wajib Belajar 12 Tahun dan dialokasikannya dana APBD sebesar 20% untuk pendidikan. Provinsi Kalimantan Timur memiliki universitas terbesar yaitu Universitas Mulawarman, Universitas ini telah banyak didukung dalam pengembangan dari infrastruktur maupun kualitas SDM tenaga pendidik oleh Pemerintah Provinsi. Selain Universitas Mulawarman juga terdapat perguruan-perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya yang juga didukung oleh Pemerintah Provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota. Selain perguruan tinggi, provinsi Kalimantan Timur terus meningkatkan kualitas sekolah-sekolah dari segi SDM dan infrastruktur. Kini telah banyak sekolah-sekolah bertaraf nasional maupun internasional yang sedang digarap di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

IV. Sejarah

Wilayah Kalimantan Timur dahulu mayoritas adalah hutan hujan tropis. Terdapat beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan. Wilayah Kalimantan Timur meliputi Pasir, Kutai, Berau dan juga Karasikan (Buranun/pra-Kesultanan Sulu) diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di Negara Dipa (yang berkedudukan di Candi Agung di Amuntai) hingga tahun 1620 pada masa Kesultanan Banjar. Antara tahun 1620-1624, negeri-negeri di Kaltim menjadi daerah pengaruh Sultan Alauddin dari Kesultanan Makassar, sebelum adanya perjanjian Bungaya. Menurut Hikayat Banjar Sultan Makassar pernah meminjam tanah untuk tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang, yang menjadi mangkubumi dan penasehat utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa tahun 1638-1654 dan juga mertua Sultan Hasanuddinyang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo) sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Namun berdasarkan Perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC pada tahun 1635, VOC membantu Banjar mengembalikan negeri-negeri di Kaltim menjadi wilayah pengaruh Kesultanan Banjar. Hal tersebut diwujudkan dalam perjanjian Bungaya, bahwa Kesultanan Makassar dilarang berdagang hingga ke timur dan utara Kalimantan.

Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall. Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda. Kaltim 1800-1850.Dalam tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling van Borneo bagian dari Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo. Dalam tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen (wilayah dependensi) Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust van Borneo.Tahun 1942 Kaltim merupakan Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe.




















V. Pemerintahan

 Kotamadya Balikpapan, salah satu kota terbesar di Kalimantan Timur dan Indonesia

Pembagian administratif
Setelah pembentukan provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur kini terbagi menjadi 7 kabupaten dan 3 kota, antara lain:
No.
Kabupaten/Kota
Ibukota
1
Kabupaten Berau
Tanjung Redeb
2
Kabupaten Kutai Barat
Sendawar
3
Kabupaten Kutai Kartanegara
Tenggarong
4
Kabupaten Kutai Timur
Sanggata
5
Kabupaten Paser
Tana Grogot
6
Kabupaten Penajam Paser Utara
Penajam
7
Kabupaten Mahakam Ulu
Ujoh Bilang
8
Kota Balikpapan
-
9
Kota Bontang
-
10
Kota Samarinda
-

Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:
  1. - Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar
  2. - Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta
  3. - Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau
  4. - Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan
  5. - Kota Tarakan (peningkatan kota administratif Tarakan menjadi kotamadya)
  6. - Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada tanggal 17 Juli 2007DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai kabupaten baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Kalimantan Timur menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007. Pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR RI mengesahkan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari Kalimantan Timur. Kabupaten Bulungan,Kabupaten MalinauKabupaten NunukanKabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi baru tersebut, sehingga jumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur berkurang menjadi 9 wilayah.


Keadaan Desa/Kelurahan
Dari sebanyak 1.026 desa definitif terdapat 155 desa yang masih berstatus swadaya, 373 desa swakarya dan 498 desa swasembada. Sedangkan dari sejumlah desa definitif tersebut, 158 desa mempunyai LKMD (Lembaga Keamanan Masyarakat Desa) kategori I, 333 Desa kategori II dan 529 desa kategori III.

Pegawai Negeri Sipil
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga honorer di kantor pemerintah kabupaten/ kota se-Kalimantan Timur berjumlah 87.408 orang, yang terbanyak di Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu 16.575 orang, sedangkan yang paling sedikit di Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu yaitu sebanyak 742 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan PNS pada kantor pemerintah provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur, 14 orang (13 laki-laki dan 1 perempuan) berpendidikan S-3, berpendidikan S1/DIV sebanyak 2.155 orang, sedangkan berpendidikan SLTA 2.759 orang.

Kota Tenggarong - Salah Satu Kota Tujuan Wisata di Kalimantan Timur
Sumber Foto : Tribunenews.com

Sistematika Jabatan Pemerintahan

- Gubernur
Kepala Daerah untuk wilayah Propinsi dijabat oleh Gubernur
- Pembantu Gubernur
Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Dearah Provinsi Kalimantan Timur dalam mengelola Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan di daerah ini, dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yang bertugas Mengkoordinir Wilayah Utara dan Wilayah Selatan, yaitu:
  1. Pembantu Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota Tarakan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Wilayah Kabupaten Berau,Bulungan dan Kota Administratif Tarakan.
  2. Pembantu Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota Balikpapan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Kotamadya Balikpapan,Kabupaten KutaiKabupaten Paser dan Kota Administratif Bontang.

Kemudian institusi dua Pembantu Gubernur Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara tersebut telah ditiadakan sejak tahun 1999. Kebijakan penghapusan institusi ini semata-mata untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. 
































ENSIKLOPEDI LAINNYA



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA