
CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR
Sepulang dari pantai Dream Land yang penuh kenangan, dengan kondisi tubuh yang basah kuyup. Akhirya kami bergegas menuju hotel. Setelah kami mandi untuk membersihkan tubuh dari butiran pasir putih khas Dream land, seharusnya schedule selanjutnya adalah dinner di hotel kami menginap. Tapi saya dan istri melewati hal itu. Kami bergegas untuk membeli buah tangan khas Bali seperti jeruk dan salak Bali.
.jpg)
Makan Steamboat Khas Restaurant Bali...
Ada satu hal yang kami incar ketika kami pertama kali menuju hotel, yaitu adalah restaurant steamboat yang lokasinya berdekatan dengan hotel kami. Berapa kali saya dan istri mencoba steamboat di beberapa restaurant Surabaya-Jakarta sebut saja XO-SUKI, dan Hanamasa. Kami selalu menikmati aroma dan kelezatannya dalam penyajiannya. Entah karena direbus dalam suatu kuah besar dengan daging dan bahan makanan lainnya yang cukup fresh atau karena kami menyukai jenis makanan ini. Di rumahpun saya dan istri sampai punya alatnya, sehingga kami dapat memasaknya di dalam kuah yang bahannya dapat direbus tadi. Saya dan istri adalah pencinta makanan. Istri juga penikmat makanan Korea. Mie Ramen adalah kegemarannya. Ada salah satu supermarket di Madiun yang menyediakan Mie Ramen Import. Yuk Balik lagi ke menu utama. Sudah menjadi kebiasaan jika restaurant di Bali kebanyakan menyediakan masakan non halal karena mayoritas warganya non muslim. Tetapi hebatnya restaurant khas Bali ini menawarkan makanan yang halal. Sebelumnya kami menanyakan tentang kehalalan restaurant ini. Dan Chef di sini langsung menjawab jangan kuatir kami memang menyediakan Pork atau daging babi tapi kami juga menyediakan makanan halal. Kehalalan kami tetap terjaga dengan dapur dan peralatan masak yang terpisah. Jawab koki tersebut. Dia menambahkan sekedar informasi bahwa peningkatan kesadaran restaurant di Bali dengan tingkat kehalalan masakan kian hari semakin meningkat. Karena beberapa pengelola reastaurant berpendapat bahwa Bali bukan hanya milik warganya saja tetapi juga milik Indonesia dan Dunia, jadi wajar saja kesadaran akan hal ini semakin meningkat. Rasa dari Steamboatnya terbilang mempunyai ciri khas dengan nuansa Bali di dalamnya.
Di sini kami banyak berbincang tentang masyarakat Bali dengan adat istiadatnya, kebetulan malam itu malam penyucian jadi banyak masyarakat Bali yang melek hingga pagi. Stigma negatif tentang masyarakat muslim juga turut dibahas oleh kami. Tetapi mereka beranggapan bahwa aksi terorisme yang terjadi di Bali dan meledakkan wilayah Kuta, dan Paddys Cafe adalah oknum bukan umat muslim secara keseluruhan. Bahkan di beberapa tempat wilayah Bali mayoritas penduduknya adalah muslim dan mereka saling hidup berdampingan. Masyarakat muslim di Bali tetap mempertahankan adat istiadat Bali seperti memakai udeg dan mengikuti kegiatan melek di malam penyucian diri seperti malam ini.
Setelah kami berbincang banyak sambil ditemani Steamboat khas Bali akhirnya kami pulang, karena besok adalah waktu terakhir kami di Bali....
Terkini Indonesia
Terbaik Indonesia
Travelling
Kita